Wednesday, 14 January 2015

Ucapan Anak untuk Memanipulasi Orang Tua

Ucapan Anak untuk Memanipulasi Orang Tua

Sejak anak-anak belajar berbicara, mereka sudah mulai mengatakan hal-hal yang kelihatannya bertujuan untuk menguji reaksi orang tua mereka. Anak-anak mulai menilai reaksi orang tua atas pernyataan dan permintaan tertentu dan menggunakan informasi itu untuk berusaha memanipulasi orang tua supaya mereka mendapatkan keinginan mereka. Berikut adalah ucapan anak-anak untuk memanipulasi perasaan orang tua mereka.
1. “Ibu (atau Ayah) adalah orang tua paling kejam di dunia!”

Ini sama saja dengan mendengar “Ibu tidak sayang kepadaku!” atau “Aku benci Ayah!” Sebagai orang tua, kita pasti pernah mendengar ini dari anak-anak kita bahkan sekali saja. Anak-anak mengatakan hal ini ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mengatakan ini untuk membuat orang tua merasa bersalah. Namun, jangan berkecil hati dan jangan menyerah. Anda harus mengingat bahwa salah satu tugas utama orang tua adalah untuk membantu anak-anak belajar cara menangani kemarahan dan kekecewaan yang mereka rasakan dengan sebijaksana mungkin. Apabila Anda menuruti keinginan anak karena Anda merasa bersalah atau Anda tidak mau mendengarnya mengeluh, Anda sedang membesarkan seorang monster. Mengapa demikian? Karena Anda hanya akan memperkuat penilaian anak bahwa tidak apa-apa untuk berteriak, memaki, dan mengatakan hal-hal yang menyakiti perasaan kepada orang lain. Anak juga akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bossy alias suka memerintah dan menggertak orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

2. “Semua anak yang lain boleh, kenapa saya tidak?”

Anak-anak mungkin juga akan mengatakan, “Ayah tidak adil!” atau “Ibu terlalu mengekang saya!” atau “Saya sudah jadi anak baik selama ini, kenapa Ayah masih belum percaya kepada saya?” Anak-anak cenderung mengatakan ini agar orang tua mengubah keputusan mereka. Jelaskan kepada anak bahwa Anda tidak akan berubah pikiran terlepas dari segala upayanya untuk membuat Anda merasa bersalah. Alih-alih, jadilah teladan baginya dengan menunjukkan kepadanya bahwa hanya Anda yang dapat mengendalikan emosi Anda. Ajarkan kepadanya cara menghadapi kenyataan bahwa terkadang hidup memang tidak adil.

3. “Saya mau pindah ke rumah kakek dan nenek saja.”

Ketika sedang emosi, anak mungkin mengeluarkan ancaman seperti, “Aku mau kabur saja!” atau “Tunggu kalau aku besar nanti!” Jangan pernah menyerah pada ancaman anak karena apabila mereka sampai berpikir bahwa ancaman adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka ancaman yang mereka berikan hanya akan bertambah kuat intensitasnya. Tugas Anda sebagai orang tua adalah untuk menanggapi ancaman dengan serius dan menjelaskan kepada anak bahwa cara ini tidak akan membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Anda.

4. “Mama adalah ibu paling baik sedunia!”

Tidak hanya dengan kata-kata menyakitkan atau ancaman, anak-anak juga dapat memanipulasi perasaan orang tua dengan kata-kata manis dan pujian. Ketika kita merasa tersanjung dan bangga, maka kita akan cenderung berbaik hati kepada anak dan memberikan apa saja yang dia inginkan. Terkadang, anak akan mencoba mengadu domba ayah dan ibu, misalnya dengan mengatakan, “Papa tidak pernah mengerti kebutuhan anak remaja, tapi Mama adalah orang tua paling pengertian sedunia!” Jangan pernah termakan bujuk rayu seperti ini. Ketahuilah ketika apa yang diucapkan anak benar-benar pujian yang tulus atau hanya sekadar kata-kata manis yang berlebihan demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Tetaplah teguh pada aturan keluarga yang sudah ditetapkan bersama.

5. “Tolonglah Bu, sekali ini saja?”

Ketika anak sudah tidak tahu harus berkata apa lagi untuk berusaha mengubah keputusan orang tua, dia akan mulai memohon dengan amat sangat. Anak mungkin akan terus merengek, mengeluh, memohon, atau berusaha berdebat dengan kita dengan harapan pada akhirnya kita dapat memahami cara pandang mereka. Anak juga akan berjanji untuk melakukan apa saja, misalnya, “Kalau aku boleh pergi menonton konser dengan teman-teman malam ini, aku janji akan membersihkan rumah selama sebulan. Jadi, boleh ya, mamaku yang cantik?” Terkadang mengabaikan rengekan dan keluhan yang terus menerus seperti ini adalah solusi yang terbaik. Jelaskan kepada anak bahwa terus merengek, mengeluh dan memohon adalah sangat mengganggu dan tidak akan membantunya ketika dewasa nanti. Jelaskan juga kepada anak bahwa janji-janji kosong tidak akan mempan bagi Anda.

Apalagi cara-cara yang dapat anak lakukan untuk berusaha memanipulasi orang tua? Tentu masih banyak lagi. Yang perlu Anda lakukan adalah menanggapinya dengan sebijaksana dan selembut mungkin. Pahami anak-anak Anda. Jelaskan dengan penuh kasih mengapa terkadang peraturan yang Anda berikan terkesan terlalu mengekang dan membatasi kebebasan mereka, tetapi semua itu hanya demi kebaikan mereka. Ingatlah bahwa Anda pernah muda dulu dan Anda pernah melakukan hal serupa kepada orang tua Anda sendiri. Ingatlah untuk selalu menjadi orang tua yang tegas namun penuh kasih, maka anak-anak Anda akan sangat bersyukur telah memiliki orang tua seperti Anda. (Natalia Sagita/keluarga.com)

sumber : http://www.psychoshare.com/file-1847/psikologi-anak/ucapan-anak-untuk-memanipulasi-orang-tua.html diakses tanggal 14 januari 2015

0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...