PERMULAAN
BIOLOGIS
DAN
PERKEMBANGAN
PRAKELAHIRAN DAN KELAHIRAN
A. LATAR
BELAKANG
Dilihat dari
kacamata evolusi, manusia adalah pendatang yang relatif baru dibumi. Ketika
nenek moyang kita yang paling tua berpindah dari hutan untuk mencari makan di
padang rumput dan kemudian membentu masyarakat berburu di dataran terbuka,
pikiran dan perilaku mereka berubah dan akhirnya mereka mereka mengukuhkan diri
sebagai spesies yang paling dominan dimuka bumi.
Manusia gemar mencari sesuatu yang baru
dan mencari asal mula sesuatu dari
berbagai hal yang ditemui. Sehingga timbul pertanyaan “apa itu hidup” dan dari
manakah asalnya” merupakan pertanyaan yang selalu ada dari abad ke abad.
Makhluk hidup di bumi diyakini tidak
langsung berbentuk seperti masa sekarang ini, terjadi evolusi dari makhluk
hidup yang menjadikannya serupa seperti saat ini. Evolusi yang terjadi dari
ratus tahun,ribuan tahun bahkan jutaan tahun ini menarik untuk diketahui
perkembangannya.
Evolusi tersebutlah yang membuat makhluk
hidup menyebar dari berbagai tempat ke tempat yang lainnya dan terjadinya
evolusi juga membuat pemikiran makhluk hidup berkembang dan mulai menciptakan
berbagai teknologi yang canggih untuk bertahan hidup. Maka dari itu penting
untuk kita mengetahui atau mempelajari evolusi yang terjadi pada makhluk hidup dan
proses-proses perkembangan prakelahiran dan kelahiran pada makhluk hidup.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
terjadinya evolusi pada makhluk hidup
atau manusia ?
2. Bagaimana
proses – proses perkembangan prakelahiran ?
3. Bagaimana
proses – proses kelahiran ?
C. TUJUAN
Makalah
ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan
bagaimana terjadi evolusi pada makhluk hidup atau manusia.
2. Menjelaskan
bagaimana proses – proses perkembangan prakelahiran.
3. Menjelaskan
bagaimana prose – proses kelahiran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PERMULAAN BIOLOGIS
1.
Perspektif Evolusioner
Dilihat
dari kacamata evolusi, manusia adalah pendatang yang relatif baru dibumi.
Ketika nenek moyang kita yang paling tua berpindah dari hutan untuk mencari
makan di padang rumput dan kemudian membentu masyarakat berburu di dataran
terbuka, pikiran dan perilaku mereka berubah dan akhirnya mereka mereka
mengukuhkan diri sebagai spesies yang paling dominan dimuka bumi, karena adanya
evolusi yang terjadi sebagai berikut :
a. Seleksi
Alam Dan Perilaku Adaptif
Seleksi
alam (natural selection) adalah proses
evolusi yang menetapkan bahwa spesies-spesies yang paling dapat menyesuaikan
diri akan menjadi spesies yang dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Makhluk
hidup yang bertahan dan bereproduksi akan menurunkan gen mereka kepada generasi
generasi berikutnya. Individu yang memiliki kemampuan beradaptasi yang paling
baik adalah individu yang akan menghasilkan keturunan paling banyak. Sepanjang
generasi, organisme yang memiliki karakteristik yang dibutuhkan untuk bertahan
hidup akan menjadi organisme yang presentasenya kiat bertambah dalam populasi.
Meskipun demikian, apabila karakteristik lingkungan berubah maka karakteristik
yang berbeda mungkin akan lebih bertahan dalam seleksi alam, sehingga menggiring
spesies ke arah yang berbeda (mader,2011).
Semua
organisme harus beradaptasi dengan tempat, iklim, sumber makanan, dan cara
hidup tertentu (Audesirk, Audesirk, & Byers, 2011 ). Cakar elang merupakan
suatu bentuk adaptasi fisik yang dapat memudahkan aktivitas mengcari mangsa.
Perilaku adaptif (adaptive behavior)
adalah perilaku yang mendukung kelangsungan hidup organisme dihabitat alam
(Johnson & Losos,2010). Sebagai contoh, kelekatan antara pengasuh dan bayi
dapat menjamin kedekatan bayi tersebut dengan pengasuh agar memperoleh makan
dan perlindungan dari bahaya, sehingga dapat meningkatkan peluang bayi itu
untuk bertahan hidup.
b. Psikologi
Evolusioner
Psikologi evolusioner adalah salah satu cabang baru dalam psikologi
yang mencoba mempelajari potensi peran dari faktor genetis dalam beragam aspek
dari perilaku manusia. Cabang baru dari psikologi
ini menyatakan bahwa manusia, seperti makhluk hidup lainnya di planet bumi ini,
telah mengalami proses evolusi biologis selama sejarah keberadaannya, dan dari
hasil proses ini manusia sekarang memiliki sejumlah besar mekanisme psikologis
yang merupakan hasil evolusi yang membantu manusia untuk
tetap hidup atau mempertahankan keberadaannya. Dalam kajian percobaan
prediksi teoritis, psikologi evolusioner telah memberikan penemuan dalam
topik-topik, antara lain pola pernikahan, persepsi kecantikan, kecerdasan, dan
lain-lain. Akar sejarah dari psikologi evolusioner adalah teori seleksi
alam Charles Darwin.
Evolusi membentuk ciri-ciri fisik kita, misalnya bentuk dan tinggi tubuh,
evolusi juga mempengaruhi cara kita mengambil keputusan, seberapa agresifnya
kita, seberapa besar rasa takut kita.
Psikologi
Perkembangan Evolusioner
Manusia mengembangkan otak yang besar dan
pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi orang dewasa yang
berkompeten dalam masyarakat yang kompleks. Banyak mekanisme psikologi yang
berkembang tersebut bersifat spesifik sesuai bidang-bidang tertentu. Mekanisme
yang berkembang tidak selalu adaptif dalam masyarakat kontemporer. Sejumlah
perilaku yang adaptif untuk nenek moyang kita di zaman prasejarah mungkin tidak
berfungsi baik di zaman sekarang.
Mengkoneksikan
Evolusi dengan Perkembangan Masa Hidup
Inti dari teori evolusioner adalah individu perlu
hidup cukup lama untuk melakukan reproduksi dan mewariskan
karakteristik-karakteristik yang dimilikinya (Raven,2011). Menurut para ahli perkembangan masa hidup
Paul Baltes (2000), keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari seleksi evolusi
akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Tanpa bantuan seleksi
evolusioner terhadap kondisi-kondisi yang tidak adaptif, kita tetap menderita
sakit, merasa nyeri, dan lemah, karena usia dan kebutuhan budaya terhadap
budaya akan meningkat.
Evaluasi
Terhadap Psikologi Evolusioner
Menurut
pandangan ini, tuntuntan evolusi menciptakan perubahan-perubahan dalam struktur
biologis yang memungkinkan penggunaan alat-alat bantu sehingga nenek-moyang
kita mampu memanipulasi lingkungannya, membangun kondisi-kondisi lingkungan
baru. Selanjutnya, inovasi lingkungan menghasilkan tuntutan-tuntutan seleksi
baru yang mengiring pada evolusi dari sistem biologis khusus untuk kesadaran,
pikiran, dan bahasa.
2. Landasan
Genetik Dari Perkembangan
a. Gen
Kolaboratif
Inti sel
manusia berisi kromosom (chromosome),
yang merupakan struktur seperti benang yang tersusun dari deoxyribonucleic acid atau DNA adalah suatu molekul kompleks yang
yang memiliki bentuk seperti heliks ganda (double
helix), seperti tangga sepiral, yang mengandung informasi genetik. Gen (gene), unit informasi genetik, adalah
suatu segmen pendek dari DNA. Gen mengarahkan sel untuk mereproduksi dirinya
sendiri dan menghasilkan protein. Selanjutnya, protein adalah bangunan sel-sel
yang juga merupakan regulator yang mengarahkan proses-proses tubuh.
Aktif atau
tidaknya sebuah gen, untuk bekerja menghasilkan protein, juga ditentukan oleh
kolaborasinya. Gen-gen (ekspresi genetik atau genetic expression) dipengaruhi oleh lingkungan (Gottlieb, 2007;
Meaney, 2010 ).
b.
Gen dan Kromosom
Gen-gen ini
tidak hanya berkolaborasi, gen-gen itu bersifat tahan lama. Terdapat tiga
proses yang menjelaskan inti dari fakta ini : mitosis, meiosis, dan pembuahan.
Mitosis, Meiosis, dan Pembuahan
semua sel yang terdapat di dalam tubuh Anda, kecuali
sperma dan telur, memiliki 46 kromosom yang tersusun atas 23 pasang. Sel-sel
ini dihasilkan melalui sebuah proses yang disebut mitosis. Meskipun demikian, suatu jenis pembelahan sel yang berbeda
– meiosis- membentuk telur dan sperma (gamet).
Selama pembuahan (fertilization),
sebuah telur dan sebuah sperma bergabung untuk membentuk sebuah sel tunggal,
yang disebut zigot. Masing-masing kromosom dalam setiap pasangan merupakan
variasi bentuk dari gen yang sama dan berada di lokasi yang sama di semua
kromosom. Perbedaan yang jelas antara kromosom-kromosom laki-laki dan
kromosom-kromosom perempuan terletak dipasangan ke-23. Biasanya, pada
perempuan, pasangan ini mengandung dua kromosom yang disebut kromosom X ; pada
laki-laki, pasangan ke-23 tersebut terdiri dari kromosom X dan Y. Keberadaan
kromosom Y itulah yang menetukan seseorang menjadi berjenis kelamin laki-laki.
Sumber-sumber
Variabilitas
Proses genetik manusia menciptakan
beberapa sumber variabilitas yang penting. Pertama, kromosom-kromosom yang ada
di ovari ibu dan testes ayah. Sumber variabilitas kedua adalah berasal dari DNA
(Brooker,2011). Apabila secara tidak sengaja terjadi kekeliruan dalam mesin
seluler atau kerusakan akibat pengaruh lingkungan seperti radiasi, terbentuklah
gen termutasi yang mengubah segmen-segmen DNA secara permanen (Lewis,2010).
Terdapat
minat yang meningkat terhadap penelitian mengenai gen kerentanan (susceptibility gene), yaitu gen yang
menjadikan individu lebih rentan terhadap penyakit tertentu atau akselerasi
penuaan, dan gen ketahanan (longevity
gene) yaitu gen yang menjadikan individu kurang rentan terhadap penyakit
tyertentu dan lebih mungkin akan hingga usia lebih tua (Marques, Markus, &
Morris, 2010: Tacutu, Budovsky, & Fraifeld, 2010). Bahkan, meski memiliki
gen-gen yang identik, orang-orang tetap berbeda. Perbedaan antara genotip dan
fenotip dapat membantu kita agar lebih memahami sumber variabilitas ini. Semua
materi genetik seseorang akan membentuk genotip. Fenotip merupakan
karakteristik-karakteristik yang dapat diamati. Fenotip terdiri dari
karakteristik fisik, serta karakteristik psikologis.
c.
Prinsip-Prinsip Genetika
Terdapat
sejumlah prinsip genetika yang telah ditemukan, beberapa di antaranya adalah
prinsip gen dominan-resesif, gen terkait jenis kelamin, imprintiny genetis, dan karakteristik yang ditentukan secara
poligenis.
Prinsip Gen Dominan-Resesif
Gen ini dominan, mengalahkan pengaruh potensial
dari gen resesif. Prinsip gen dominan-resesif (dominant recessive gene principle)
hanya menerapkan pengaruhnya apabila kedua gen dari satu pasangan
sama-sama resesif. Di dunia gen dominan-resesif, karakteristik berambut coklat,
berpenglihatan jauh, dan berlesung pipi akan mengalahkan karakteristik berambut
pirang, berpenglihatan dekat, dan berbintik-bintik diwajah.
Gen Terkait Jenis Kelamin
Sebagian
besar gen yang mengalami mutasi adalah gen resesif. Kebanyakan individu
mengidap penyakit terkait kromosom X adalah laki-laki. Perempuan yang memiliki
satu salinan yang termodifikasi dari gen X disebut sebagai “pembawa” (carrier), dan mereka biasanya tidak
menunjukan tanda apapun mengenai penyakit terkait kromosum X tersebut.
Imprinting Genetis
Terjadi
apabila gen-gen memiliki ekpresi yang berbeda, bergantung pada apakah gen-gen
itu diwariskan dari ibu atau dari ayah. Sebuah proses kimiawi akan
“menonaktifkan” salah satu anggota dari pasangan gen.
Pewarisan Poligenis
Hanya
sedikit karakteristik yang mencerminkan pengaruh dari sebuah gen atau satu
pasangan gen saja. Istilah interaksi
gen-gen semakin banyak dipakai untuk mendeskripsikan studi yang berfokus pada
interdependensi antara dua atau lebih gen dalam mempengaruhi karakteristik,
perilaku, penyakit, dan perkembangan (costanzo & kawan-kawan,2010).
d.
Abnormalitas Kromosom dan Abnormal
Nama
|
deskripsi
|
penanganan
|
Insiden
|
Sindrom Down
|
Kromosom ektra menyebabkan
retardasi mental ringan hingga berat dan abnormalitas fisik.
|
Pembedahan, intervensi dini,
stimulasi bayi, dan program pembelajaran khusus.
|
1 dari 1.900 kelahiran diusia 20
1 dari 300 kelahiran di usia 35
1 dari 30 kelahiran di usia 45
|
Sindrom Klinefelter (XXY)
|
Kromosom X ekstra menyebabkan
abnormalitas fisik
|
Terapi hormon dapat berguna
|
1 dari 600 kelahiran bayi
laki-laki
|
Sindrom kelemahan kromosom X
|
Abnormalitas dalam kromosom X
dapat menyebabkan retardasi mental, kesulitan belajar, dan rentan memori yang
pendek
|
Pendidikan khusus, terapi bicara
dan bahasa
|
Lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan perempuan
|
Sindrom Turner (XO)
|
Kekurangan sebuah kromosom X pada
perempuan dapat menyebabkan retardasi mental dan tidak berkembangnya
seksualitas.
|
Terapi hormon di masa kanak-kanak
dan pubertas
|
1 dari 2.500 kelahiran bayi
perempuan
|
Sindrom XYY
|
Kelebihan sebuah kromosom Y dapat
menyebabkan tinggi tubuh di atas rata-rata
|
Tidak dibutuhkan penanganan khusus
|
1 dari 1.000 kelahiran bayi
laki-laki
|
Tabel
: Beberapa Abnormalitas Terkait Kromosom
Abnormalitas Kromosom
Sindrom
Klinefelter adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan laki-laki
mengakibatkan memiliki kromosom X ekstra, yang menyebabkan susunan kromosomnya
menjadi XXY alih-alih XY.Sindrom kelemahan kromosom X (fragile X syndrome)
adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan abnormalitas kromosom X, yang
mengkerut dan sering kali pecah.Sindrom Turner adalah kelainan Kromosom yang
menyebabkan perempuan kehilangan satu kromosom X, sehingga susunan kromosomnya
menjadi XO alih-alih XX. Sindrom XYY adalah suatu kelainan genetik yang
menyebabkan laki-laki memiliki satu kromosom Y ekstra (Isen & Baker, 2008).
Abnormalitas Terkait
Gen
Fenilketonuria
atau phenylketonuria (PKU) adalah
kelainan genetik yang menyebabkan individu tidak dapat secara sempurna
menjalankan metabolisme fenilalanin, satu jenis asam amino. Anemia sel sabit (sickle-cell anemia) merupakan suatu
kelainan genetik yang mempengaruhi sel darah merah. Kelainan-kelainan lain yang
disebabkan oleh abnormalitas genetik adalah cystic fibrosis, diabetes,
hemofilia, penyakit Huntington’s, spina bifida, dan penyakit tay-sachs.
menangani Abnormalitas
Genetik
Mengidentifikasi
cacat gen akan memungkinkan dokter untuk memprediksi resiko seseorang,
menyarankan praktik-prakti sehat, dan
memberikan resep untuk obat-obat yang paling aman dan efektif (Wider, Foroud,
& Wszolek,2010).
3.
Tantangan dan Pilihan Reproduksi
a.
Tes Diagnostik Prakelahiran
Terdapat
sejumlah tes yang dapat memperlihatkan apakah janin berkembang secara norma,
seperti ultrasound sonography,MRI janin, Chorionic villus sampling,
amniocentesis, tes darah ibu(maternal
blood screening) dan diagnosis prakelahiran noninvasif.
b. Infertilitas
dan Teknologi Reproduksi
Infertilitas
merupakan ketidakmampu memiliki anak setelah 12 bulan melakukan hubungan seks
tanpa kontrasepsi, yang disebabkan pihak perempuan tidak mengalami ovulasi
(melepaskan telur untuk dibuahi), menghasilkan sel telur yang abnormal,
memiliki saluran rahim yang terhambat, atau memiliki penyakit yang mencegah penanaman
diri embrio kedinding rahimnya. Pihak laki-laki mungkin menghasilkan sperma
dalam jumlah yang terlalu sedikit, spermanya kurang memiliki motilita
(kemampuan untuk bergerak secara adekuat), atau jalan keluarnya terhambat.
c. Adopsi
Adopsi
adalah proses sosial dan sah untuk membentuk sebuah relasi orang tua anak di
antara orang-orang yang tidak memiliki hubungan biologis. Berikut ini adalah
beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh orang tua ketika anak-anak yang
diadopsinya mencapai berbagai tahap perkembangan : masa bayi, masa kanak-kanak
awal,masa kanak-kanak pertengahan dan akhir, dan masa remaja.
Akibat
untuk anak-anak yang diadopsi secara umum, anak-anak dan remaja yang diadopsi
cendrung lebih mengalami masalah psikologi dan masalah terkait dengan sekolah
dibandingkan anak-anak kandung, mempunyai karakteristik-karakteristik positif
pada remaja adopsi.
4.
Interaksi Herediter dan Lingkungan
a. Genetika Perilaku
Genetika
perilaku adalah bidang ilmu pengetahuan yang berusaha menemukan pengatuh
herediter dan lingkungan terhadap perbedaan sifat dan perkembangan yang terjadi
secara individual.
b. Korelasi
Hereditas-Lingkungan
Sandra
Scarr (1993), seorang ahli genetik perilaku, mendeskripsikan tiga kemungkinan
korelasi antara hereditas dan lingkungan : korelasi genotip-lingkungan pasif
(passive genotype-enviroment correlation) terjadi ketika orang tua kandung,
yang memiliki hubungan genetik dengan anak, memberikan lingkungan pengasuh
tertentu unuk anaknya. korelasi genotip-lingkungan-evokatif (evocative genotype-enviroment
correlation) terjadi ketika karakteristik anak membangkitkan jenis lingkungan
tertentu. korelasi genotip-lingkungan aktif ( memasuki relung ) (active (niche
picking ) genotype-enviroment correlation) terjadi ketika anak-anak mencari
atau memilih lingkungan yang mereka rasakan sesuai dan menggugah minat.
c. Lingkungan
Yang Dialamai Bersama Dan Yang Tidak Dialami Bersama
Pengalaman
lingkungan yang dialami bersama (shared enviroment experiences ) adalah pengalaman
bersama di suatu lingkungan diantara kakak beradik, antara lain kepribadiaan
dan orientasi intelektual orang tua, status sosial ekonomi orang tua, dan
lingkungan rumah. Sebaliknya, pengalaman lingkungan yang tidak dialami bersama
(nonshared enviroment experiences ) adalah pengalaman anak yang unik, di dalam
atau pun di luar keluarga, yang tidak dibagi di antara kakak beradik.
d. Pandangan
epigenetik dan interaksi gen x lingkungan (g x l)
Pandangan epigenetik konsep
kolaborasi gen, Gilbert Gottlieb (2007) perkembangan adalah hasil dari pengaruh
timbal balik yang terus menerusantara faktor hereditas dan faktor lingkungan.
Interaksi Gen X
Lingkungan (G X L)memengaruhi perkembangan yang
mencakup interaksi individu yang
mengalami peningkatan risiko untuk mengembangkan depresi menghadapi kehidupan
yang menimbulkan stres. Dalam bidang farmakogenetik
yaitu mengenai interaksi gen-lingkungan yang melibatkan genotip individu
dan penggunaan obat (faktor lingkungan). Tujuan dari farmakogenesis adalah untuk menemukan obat tertentu lebih
aman atau lebih berbahaya untuk digunakan genotip individu dapat diketahui.
Kesimpulan
Mengenai Interaksi Hereditas Lingkungan
Tidak
semua dapat dikatakan bahwa sekian persen bawaan dan sekian persen pengalaman
membentuk karakter seseorang. Tidak pula ekspresi genetik terjadi sekaligus,
dimasa pembuahan dapat mempengaruhi kehidupan. Pengaruh lingkungan dari hal
yang melalui pengasuhan (dari orang tua, dinamika keluarga, sekolah, dan
kualitas lingkungan rumah) pengaruh biologis (virus, komplikasi kelahiran, dan
peristiwa biologis dalam sel). Genetik dan pengalaman lingkungan mempengaruhi
pengembangan diri.
B.
PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN DAN KELAHIRAN
1.
Rangkaian Perkembangan Prakelahiran
Perkembangan
dimasa prakelahiran dibagi kedalam tiga periode: germinal (dari pembuahan
sampaii 10 hingga 14 hari sesudahnya ), yang berakhir ketika zigot (telur yang
sudah dibuahi) melekat ke ke dinding rahim : embrionis (dua hingga delapan
minggu setelah pembuahan), yaitu ketika embrio mengalami diferensiasi menjadi
tiga lapisan, berkembangnya sistem pendukung kehidupan, dan terbentuknya sistem
organ (organogenesis); serta fetal (dua minggu setelah pembuhan hingga bulan
kesembilan atau ketika bayi lahir), yaitu ketika sistem organ telah matang
hingga ke kondisi dapat bertahan hidup di luar ibu.
a. Teratologi
dan bahaya terhadap perkembangan prakerin
Tertologi
adalah bidang yang menyelidiki penyebab kelainan kongenital (cacat lahir).
Teratogen adalah semua unsur yang berpotensi mengakibatkan kelainan kelahiran
atau menyebabkan perubahan kognitif dan perilaku secara negatif. Dosis, waktu
paparan, dan kerentanan genetik akan mempengaruhi tingkat dan jenis kelainan
yang terjadi pada bayi baru lahir.
b. Perawatan
Prakelahiran
Perawatan prak
kelahiran memiliki variasi yang sangat luas, namun biasanya melibatkan layanan perawatan
medis yang disertai dengan jadwal kunjungan yang pasti. Perkembangan
Prakelahiran yang Normal. Penting untuk diingat, bahwa meski ada hal buruk yang
dapat dan memang terjadi selama kehamilan dan perkembangan prakelahiran
berjalan mulus.
2.
Kelahiran
a. proses kelahiran
Proses
kelahiran berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama dapat berlangsung kira-kira
12 hingga 24 jam, untuk perempuan yang baru memiliki anak pertama, sehingga
merupakan tahap yang berlangsung paling lama. Di akhir tahap pertama leher
rahim terbuka hingga sekitar 10 sentimeter (4 inci). Tahap kedua kelahiran
dimulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim dan berakhir
ketika bayi telah benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ketiga mencakup
pengeluaran plasenta setelah kelahiran. Strategi-strategi melahirkan meliputi
lingkungan kelahiran anak dan pihak penyerta. Metode melahirkan meliputi
kelahiran dengan pengobatan, kelahiran alamiah, dan kelahiran yang
dipersiapkan, serta bedah caesar.
b. Pemeriksaan
terhadap Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan
terhadap bayi dapat dilakukan dengan sebaga berikut :
-
Skala Apgar adalah
suatu metode yang banyak digunakan untuk mengukur kesehatan bayi yang baru
lahir dalam 1 dan 5 menit setelah kelahiran.
-
Brazelton Neonatal
Behavioral Assessment Scale (NBAS) diberikan dalam 24 hingga 36 jam setelah
kelahiran. Skala ini juga digunakan sebagai indeks sensitif untuk mengukur
kompetensi neurologis dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah
kelahiran dan digunakan di berbagai studi mengenai perkembangan bayi.
-
Neonatal Intensive Care
Unit Network Neurobehavioral Scale (NNNS), memberikan analisis yang lebih
komprehensif mengenai perilaku, respons neurologis, dan stree, serta kapasitas
regulatori dari bayi yang baru lahir (Brazelton,2004); Lester, Tronick, &
Brazelton, 2004 ).
c. Bayi
Lahir Dengan Berat Badan Rendah dan Bayi Lahir Prematur
-
Bayi lahir dengan berat
badan rendah memiliki berat kurang dari 5,5 dan dapat lahir prematur (tiga
minggu atau lebih sebelum waktunya) atau lahir berukuran kecil menurut tanggal
(disebut juga berukuran kecil menurut usia gestasional, yaitu bayi-bayi yang berat
lahirnya dibawah normal menurut usia kehamilan ibunya).
3.
Periode Pascakelahiran
a. Penyesuaian
Fisik
Periode
pascakelahiran adalah periode setelah kelahiran anak atau proses melahirkan.
Periode ini adalah masa penyesuaian diri perempuan, secara fisik dan juga
psikologi, terhadap proses membesarkan anak.
b. Penyesuaian
Emosional dan Psikologis
Fluktuasi
emosi merupakan kondisi yang biasa dialami oleh para ibu selama periode pasca
melahirkan. Depresi pascamelahirkan menjadi karakteristik untuk perempuan yang
memiliki perasaan kuat berupa sedih, cemas, atau putus asa sehingga mereka
mengalami kesulitan menangani tugas sehari-hari selama periode pasca
melahirkan.
c. Ikatan
Ikatan
adalah pembentukan hubungan yang erat, khususnya ikatan fisik antara orang tua
dan bayi baru lahir. Ikatan dini tidak terbukti penting terhadap perkembangan
bayi untuk menjadi orang yang kompeten.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa terjadi evolusi pada manusia seperti adanya seleksi alam dan perilaku
adaptif yang merupakan proses evolusi yang menetapkan bahwa spesies – spesies
yang paling dapat menyesuaikan diri akan menjadi spesies yang dapat bertahan
hidup dan bereproduksi, adanya Psikologi evolusioner yang merupakan salah satu cabang baru dalam psikologi yang
mencoba mempelajari potensi peran dari faktor genetis dalam beragam aspek dari
perilaku manusia
serta adanya landasan genetik dari perkembangan.
Terjadinya
perkembangan prakelahiran dan kelahiran yang terdiri dari rangkaian
perkembangan prakelahiran, Teratologi dan bahaya terhadap perkembangan
prakelahiran,perawatan prakelahiran,tiga periode pascakelahiran, serta adanya perawatan – perawatan pada masa prakelahiran
dan kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock,
John W. 2012. Life Span Development.
Erlangga : Jakarta
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...