PSIKOANALISA DAN HIPNOTERAPI
A. Definisi Psikologi dan Psikoanalisa
1. Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu dari kata psyche
yang berarti jiwa (ruh) dan dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi secara
etimologi psikologi sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
jiwa atau sering dikatakan dengan ilmu jiwa.1
Apabila ditinjau secara
terminologi arti ilmu jiwa itu sendiri masih kabur, karena tidak seorang
pun yang tahu arti yang sesungguhnya dari jiwa itu sendiri. Dari
kekaburan hakekat jiwa tersebut kemudian banyak bermunculan para
sarjana dengan berbagai pendapatnya didalam mendefinisikan psikologi
atau ilmu jiwa sesuai dengan pengalaman dan minatnya masing-masing
sehingga muncul berbagai aliran dalam psikologi.2
1. Wilhelm Wundt
Menurut Wilhelm Wundt psikologi itu merupakan ilmu
pengetahuan tentang kesadaran manusia. Wundt percaya bahwa gejalagejala jiwa tersusun dari beberapa elemen. Sehingga dalam
menganalisa elemen-elemen kejiwaan para ahli psikolog mempelajari
melalaui proses elementer dari kesadaran manusia. Dari sisnilah data
diketahui bahwa obyek utama dalam psikologi menurut Wilhelm
Wundt adalah kesadaran.3
2. Wiliam James
Menurut bapak psikolog Amerika Serikat, yang telah
mempelopori berdirinya aliran fungsionalisme ini, psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kesadaran manusia.
Sedangkan kesadaran manusia itu sebagai hasil adaptasi manusia
1
Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hlm. 1
2
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),
hlm. 9
3
Dr. Bimo Walgito, op. cit., hlm. 7 14
dalam usaha melestarikan dan mempertahankan jenisnya. Kesadaran
manusia itu bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan suatu
proses yang mengalir terus menerus. Berdasarkan pada konsep
kesadaran manusia yang lebih bersifat dinamis. Dan hakekat psikologi
pada manusia adalah dinamis.4
William James juga menegaskan,
bahwa tujuan dari semua pemikiran yang ada, hanya untuk
meningkatkan taraf hidup dan memperkaya kehidupan, baik secara
sadar maupun tidak sadar. Jadi semua kebenaran mengandung sifatsifat pragmatis.5
Maka dari itu kita tidak akan mampu menerangkan
pengetahuan tentang kesadaran manusia tanpa kita mempelajari dan
memahami keadaan-keadaan tertentu dari kesadaran tersebut yaitu
tingkah laku.
3. Clifford T. Margan
Menurut Clifford T. Margan psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan. Jadi para
psikolog secara sistematis akan mengamati tingkah laku baik binatang
maupun manusia. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya antara
tingkah laku dan tingkah laku hewan itu banyak kesamaannya. Oleh
karena itu studi tentang tingkah laku binatang dapat memberi bantuan
besar kepada para psikolog didalam memahami tingkah laku manusia.6
2. Definisi Psikoanalisa
Psikoanalisa secara etimologi dalam kamus bahasa Inggris
berasal dari dua kata, yaitu “psyche” artinya jiwa atau hati dan “analysis”
artinya uraian atau analisa. Jadi psikonalisa adalah uraian atau analisa
jiwa.7
4
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Perkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh
Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 89
5
Dr. Kartini Kartono, Psikologi Umum (Bandung: Alumni, 1984), hlm. 154
6
Clifford T. Margan, Psikologi Sebuah Pengantar (Jakarta: Prasya Paramita, 1986), hlm.
10
7
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hlm. 454 15
Psikoanalisa secara terminologi dalam buku Spiritual Quotiont
karangannya Danah Zohar dan Lan Marshal adalah mencari sebab-sebab
perilaku mausia pada dinamika jauh di dalam dirinya atau pada alam
taksadarnya.8
Dalam buku Pengantar Psikologi karangan Prof. Dr. Singgih
Dirgagunarsa memberiakn definisi psikoanalisa adalah psikologi yang
sifatnya menganalisa dan melihat jauh kedalam jiwa seseorang.9
Setelah mengetahui definisi psikoanalisa di atas kiranya tidak
berlebihan kalau definisi tersebut menyadur pendapatnya Sigmund Freud.
Ia mengatakan psikoanalisa adalah suatu pandangan tentang manusia,
dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral.10 Pandangan ini
mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati
pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis.
B. Sejarah dan Perkembangan Psikologi
Sejak abad ke-19, psikologi telah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu
pengetahuan. Psikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang paling
muda dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu kalam, biologi dan
filsafat. Istilah psikologi sebenarnya sudah ada sekitar abad ke-4 SM.
Akan tetapi psikologi pada saat itu masih merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari filsafat. Jadi orang yang dikatakan filosof pada zaman itu
ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan (kata-kata filsafat berasal
dari philes artinya cinta dan shopia artinya ilmu atau pengetahuan). Pada
zaman itu belum ada spesialisasi dalam lapangan keilmuan, maka dapat
dikatakan bahwa semua ilmu tergolong dalam apa yang disebut filsafat.
Para ahli filsafat sendiri banyak yang mengatakan bahwa filsafat
merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan.
8
Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ; Meningkatkan Kecerasan Spiritual Dalam Berfikir
Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan (Bandung: Mizan Media Utama, 2000),
hlm. xvii
9
Prof. Dr. Singgih Dirgagunarso, Pengantar Psikoogi (Jakarata: Mutiara, 1983), hlm. 61
10 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanlaisa, terj. Dr. K. Bertens (Jakarta:
Gramedia, 1984), hlm. xii 16
Tokoh filsafat yang paling terkenal dalam penyelidikannya tentang
kehidupan jiwa manusia (psikologi) dan alam adalah Plato dan
Aristoteles.11 Plato lebih terkenal dengan aliran pemikirannya idealisme,
dimana jiwa manusia menurut Plato terbagi dalam dua bagian yaitu jiwa
rohaniah dan jiwa jasmaniah. Jiwa rohaniah lebih bersifat abadi,
sedangakan jiwa jasmaniah akan gugur bersamaan degan matinya orang
tersebut.12 Selain itu menurutnya dunia kejiwaan ini berisi ide-ide yang
berdiri sendiri terlepas dari pengamatan hidup sehari-hari. Hal ini terutama
terdapat pada orang dewasa dan kaum intelektual, dimana mereka akan
dapat mebedakan mana jiwa dan mana badan. Tetapi pada anak kecil
masih tercampur antara benda yang konkrit dengan ide, oleh karenanya
anak kecil belum dapat mebedakannya. Jiwa yang diungkapkan oleh Plato
ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari pendapat yang
dikemukakan oleh Socrates.
Kalau menurut Aristoteles jiwa itu merupakan kesempurnaan awal
terhadap jasmani alami menuju satu kehidupan yang memilki kekuatan.
Sedangkan yang dinamakan manusia menurut Aristoteles adalah yang
memiliki jiwa sebagaimana mahluk-mahluk yang lain. Adapun hubungan
antara jiwa dan jasmani merupakan hubungan antara benda dan bentuknya.
Dalam mendefinisikan jiwa aristoteles dikenal yang paling sempurna
diantara filosof Yunani lainnya.13
Masa reneisance merupakan masa pencerahan bagi semua cabang
ilmu pengetahuan, karena pada masa reneisance inilah mulai banyak
bermunculan para ilmuan dengan berbagai pemikirannya sehingga terjadi
perkembangan yang begitu pesat pada ilmu pengetahuan termasuk
psikologi. Jadi mulai abad ke-17 telah tampak pengaruh cara berfikir ilmu
alam kedalam psikologi yang mana ilmu pengetahuan pada saat itu
11 M. Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar (Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm. 14
12 Soedjono D, Pengantar Psikologi Untuk Studi Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan
(Bandung: Tarsita, 1983), hlm. 7
13 Dr. Amir An-Najjar, Ilmu Jiwa Dan Tasawuf, terj. Hasan Abrori (Jakarta: Pustaka
azzam, tt), hlm. 23-30 17
diarahkan sebagai suatu cara yang paling obyektif di dalam memahami
dan memecahkan masalah-masalah ilmiah, misalnya penggunaan metodemetode empiris yang mengutamakan observasi dari autentik kedalam
psikologi. Sedangkan tokohnya yang terkenal Francis Bacan dan John
Locke mereka berdua mengikuti fahan yang beraliran empirisme. Menurut
Francis Bacan berfikir secara psikolatif adalah lebih baik sebagaimana
yang dianjurkan oleh Rene Descartes dalam usahanya mencari hakekat
kebenaran segala sesuatu yang berada di sekitar kita, juga berusaha
mempelajari hidup rohani manusia. Kalau menurut John Locke, manusia
itu lahir dengan membawa jiwa yang bersih dan kosong bagaikan meja
lilin atau kertas putih yang bisa ditulis atau digamabar apa saja menurut
kehendak penulis dengan demikian perkembangan jiwa manusia sejak
lahir ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor dari luar, sedangkan
kemampuan pembawaan tidak diakaui adanya. Teori John Locke ini lebih
dikenal dengan teoori “tabularasa”.14
Pengaruh cara berfikir ilmu alam kedalam psikologi yaitu
penggunaan metode berfikir analitik – sintolik ini berlangsung samapai
abad ke-19, yang lebih dikenal dengan zaman rasionalisme. Adapun pada
akhir abad ke-19 merupakan titik permulaan psikologi sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri yaitu sejak Wilhelm Wundt (Jerman,
1832 – 1920) yang telah berjasa melepaskan psikologi dari filsafat dan
ilmu alam dengan mendirikan laboratorium psikologi yang pertama kali di
Leibzig pada tahun 1875. Kemudian diakui dan disahkan di Universitas
Leibzig pada tahun 1886. Jadi sejak pengesahan tersebut psikologi berarti
telah diakui sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.15
Sedangkan dalam proses yang selanjutnya psikologi mengalami
kemajuan yang sangat pesat yaitu sejak perang dunia yang ke-2 khususnya
di Amerika Serikat dan Eropa. Selama berlansungnya perang duni II ini
para psikolog berusaha dengan sekuat tenaga untuk meringankan beban
14 Prof. H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bina Aksara, 1994), hlm. 27
15 M. Dimyati Mahmud, op. cit., hlm. 14 18
penderitaan yang dialami oleh rakyat dan berusaha membantu pemerintah
masing-masing untuk memenangkan perang. Pengetahuan dan metode
mereka diterapkan untuk ikut memecahkan masalah-masalah teknis dan
strategi militer, disamping masalah-masalah sosial lainnya.
Sehingga pada permulaan abad ke-20 psikologi semakin
berkembang kearah pengkhususan tentang aspek kehidupan manusia yang
masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, sehingga pada abad ke-20 inilah psikologi sebagai ilmu
pengetahuan telah mempunyai banyak aliran-aliran dengan spesialiasi
bidang penelitian masing-masing.16 Seperti ilmu jiwa dalam, psikologi
piker, psikologi analitis.17
Bertitik dari kebutuhan manusia yang konkrit dan demi untuk
mencapai tujuan hidup manusia yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan di
dalam mempengaruhi kehidupan ini, manusia perlu wawasan tentang
psikologi selain wawasan tentang agama. Maka dari itu banyak manusia
yang berusaha untuk mempelajari tentang kehidupan dan tingkah laku
manusia, kemudian mereka berusaha membangun ilmu pengetahuan
mengenai tingkah laku yang sekarang disebut dengan psikologi.
C. Aliran-Aliran Dalam Psikoanalisa
Bersamaan dengan perkembangan dari kemajuan ilmu pengetahuan
para ahli psikoanalisa mengembangakan sistematika dan metodenya
sendiri-sendiri menurut pengamatan pribadi mereka masing-masing,
sehingga ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Walaupun
masing-masing diantara mereka adalah murid dari Sigmund Freud sebagai
peletak dasar psikoanlisa.
16 Ibid., hlm. 15
17 Ilmu jiwa dalam (psikologi dalam) yaitu aliran yang berusaha menyelidiki tentang
kejiwaan yang berada di bawah sadar manusia. Psikologi individu, aliran yang berusaha
menyelidiki kehidupan manusia dari segi pribadi perorang menurut sumber pokok hidup
kejiwaannya. Psikologi analitis, mempelajari kehidupan manusia dari segi lapisan jiwa sadar dan
jiwa tidak sadar. 19
Sejak itulah muncul apa yang dinamakan dengan aliran-aliran atau
tokoh-tokoh dalam psikoanalisa. Semangat para ahli psikologi dalam
berkompetisi mendapat penemuan-penemuan baru semakin terlihat
sehingga antara aliran yang satu dengan aliran yang lainnya terjadi saling
kritik dan koreksi. Dari kritik tersebut dapat menghasilkan teori yang
dapat digunakan sebagai dasar teori-teori aliran dalam psikoanalisa
modern yang terkenal pada masa kini, antara lain:
1. Sigmund Freud (1856 – 1939)
Psikoanalisa ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasienpasien histeris yang kemudian Freud menarik kesimpulan-kesimpulan
teoritis dari penemunya di bidang praktis.18
Dari perhatian Freud terhadap neorologi mendorongnya
mempertinggi kecakapannya dibidang neoralasi ini, Freud kemudian
belajar kepada Jean Martin Charcat (1825 – 1893) yang merawat
pasiennya menggunakan metode hipnotis. Berhubung Freud merasa
belum puas menggunakan metode hipnotis, ia kemudian belajar
kepada Joseph Breuer yang berusaha menggunakan pasiennya dengan
mengajak bicara (percakapan). Tetapi itu semua belum biasa memberi
kepuasan kepada Sigmund Freud.19
Psikoanalisa muncul di tengah-tengah psikologi yang
memprioritaskan penelitiannya di atas kesadaran dan memandang
kesadaran sebagai aspek utama dari kehidupan mental. Menurut Freud
kesadaran itu hanyalah sebagian kecil saja dari kehidupan mental
sedangkan bagian yang terbesar justru ketidaksadaran atau alam tak
sadar. Freud megibaratkan alam sadar dan alam tak sadar sebagai
sebuah gunung es yang terapung. Dimana bagian yang muncul
kepermukaan air adalah alam sadar yang jauh lebih kecil daripada
bagian yang tenggelam yaitu alam tak sadar.20
18 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanlaisa, op. cit., hlm. xii
19 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm. 12
20 E. Koeswara, Teori-Teori Kepribadian (Bandung: Eresco, 1991), hlm. 28 20
Jadi berbagai kelainan tingkah laku dapat disebabkan karena
faktor-faktor yang terdapat dalam alam ketidaksadaran. Oleh karena itu
untuk mempelajari jiwa seseorang kita harus menganalisa jiwa orang
tersebut sampai kita dapat melihat keadaan dalam alam
ketidaksadarannya yang terletak jauh di dalam jiwa orang tersebut,
tertutup oleh alam kesadaran. Karena sifatnya yang menganalisa dan
melihat jauh kedalam jiwa seseorang itu, maka psikologi Freud disebut
dengan psikoanalisa atau juga dikenal dengan nama psikologi dalam.
Disamping itu Freud juga percaya bahwa faktor-faktor yang berada
dalam ketidaksadaran, bukanlah merupakan faktor-faktor yang statis
melainkan masing-masing mempunyai kekuatan yang membuat
dinamis, sehingga psikologi Freud dapat pula disebut sebagai psikologi
dinamik.21
2. Alfred Alder (1870 – 1937)
Teori dasar yang diajukan oleh Alfred Alder adalah teori
tentang mekanisme kompensasi (compensatory mechanism).
Dikatakannya, bahwa tiap-tiap orang pada waktu lahir dan pada masa
bayinya berada dalam keadaan lemah; secara pembawaan ia tidak
berdaya karena organ-organ tubuhnya masih inferior, masih belum
dapat berfungsi untuk melindungi dirinya sendiri (organ inferiority).
Karena itu, setiap bayi harus menggantungkan hidupnya sepenuhnya
kepada ibunya. Tanpa bantuan orang lain, maka bayi itu tidak akan
dapat bertahan untuk terus hidup. Keadaan sepenuhnya tergantung
pada orang lain ini disebut totally dependent. Tetapi justru karena
adanya organ inferiority dan totally dependent ini pada manusia
terdapat hasrat untuk mengkompensasikan kelemahan-kelemahan itu
dengan suatu kehendak untuk berkuasa (will to power). Demikianlah
maka manusia berusaha untuk mengembangkan akalnya, menambah
21 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 62 21
pengetahuannya dan sebagainya agar bisa menguasai alam
sekitarnya.22
Mekanisme kompensasi pada tiap-tiap orang berbeda-beda,
demikian menurut pendapat Alder. Tiap orang mempunyai gaya hidup
(life style) sendiri dalam usaha mengkompensasi kekurangankekurangannya. Karena itu Alder berpendapat bahwa untuk
mempelajari jiwa seseorang, kita harus mempelajari orang tersebut
secara khusus, secara individual dan kita tidak dapat terlalu berpegang
pada hukum umum yang berlaku bagi setiap orang. Jadi, cara Alder
menganalisa jiwa seseorang adalah bersifat individual, karena itu
Alder dikenal pula sebagai tokoh individual psychology.
23
Satu hal lagi dari Alder yang perlu dikemukakan di sini adalah
penemuannya tentang gejala synaesthesia. Synaesthesia adalah gejala
yang ditemukan Alder dalam penelitian-penelitiannya yang
menyangkut bidang persepsi. Gejala ini merupkan suatu pengamatan
yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Faktor-faktor yag
berperan dalam persepsi adalah pertama, objek yang dipersepsi.
Kedua, alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf. Ketiga,
perhatian.24
3. Otto Rank (1884 – 1939)
Tokoh psikoanalisa yang juga menekankan pada pentingnya
keadaan atau peristiwa pada masa anak-anak bagi perkembangan
kepribadian selanjutnya adalah Otto Rank. Tetapi berbeda dari Freud
yang menekankan pada dorongan-dorongan seksuail yang sudah ada
sejak anak masih kecil sekali, Rank berpendapat bahwa yang penting
bagi perkembangan kepribadian seseorang adalah peristiwa kelahiran.
Pada waktu anak dilahirkan, anak itu akan menglami trauma (keadaan
yang sangat tidak menyenangkan yang memberi bekas yang mendalam
pada kepribadian seseorang) karena itu dipaksakan keluar dari
22 Ibid., hlm. 70-71
23 Ibid., hlm. 71
24 Dr. Bimo Walgito, op. cit., hlm. 70-71 22
kandungan ibunya yang hangat, tentram dan terlindung dari bahaya
kedunia luar yang asing, dingin dan tidak terlindung. Karena trauma
kelahiran (birth trauma) inilah maka bayi menangis pada waktu
dilahirkan. Trauma kelahiran ini disebut juga sebagai pengalaman
traumatis yang pertama.25
Pengalaman traumatis yang kedua menurut Rank terjadi pada
waktu anak itu disapih, jadi pada waktu ibu menghentikan menyusui
anaknya sehingga anak dilepaskan dari kontak fisik yang
menyenangkan dengan ibunya. Selanjutnya kehidupan seseorang
menurut Rank penuh dengan pengalaman-pengalaman traumatis
lainnya, seperti misalnya pada remaja yang meningkat dewasa yang
harus melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tuanya.26
Trauma-trauma ini sering menimbulkan gangguan jiwa yang
disebut anxiety, yaitu semacam perasaan takut-takut atau was-was
yang terus menerus yang tidak tentu objeknya dan tidak tentu pula
alasannya. Dalam bentuk klinis atau abnormal kecemasan ini khas bagi
gangguan panik, gangguan kecemasan yang digeneralisasikan dan
gangguan obsesif-kompulsif.27
4. Carl Gustaf Jung (1875 – 1961)
Jung adalah murid Freud yang terkenal dengan pahamnya sendiri
mengenai psikoanalisa yaitu psikologi anlitis. Ia berpendapat bahwa
kepribadiam manusia tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak
disadari yang terjadi sejak lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh peristiwaperistiwa yang pernah dialami nenek moyangnya. Alam
ketidaksadaran yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman nenek
moyang ini disebut ketidaksadaran kolektif dan isi dari ketidaksadaran
kolektif ini disebut archetype. Archetype ini menjadi pusat tenaga
ketidaksadaran; lalu mendorong setiap manusia untuk berbuat sama
25 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 71-72
26 Ibid., hlm. 72
27 Linda De Clerq, Tingkah Laku Abnormal; Dari Sudut Pandang Perkembangan
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994), hlm. 49 23
dan mereaksi sama terhadap suatu peristiwa.28 Untuk mengetahui isi
alam ketidaksadaran itu dalam usaha mengevaluasi kepribadian
seseorang, Jung terkenal dengan tekniknya yaitu world association test
(WAT), yaitu semacam test yang terdiri dari sederetan kata-kata
rangsang dimana orang diperiksa diminta untuk memberikan reaksinya
terhadap kata-kata rangsang tersebut. Dari kata-kata reaksi ini dapat
diduga bagaimana isi alam ketidaksadaran orang yang bersangkutan.29
Jung juga terkenal dengan typology-nya, yaitu usaha untuk
menggolong-golongkan orang berdasarkan type-type kepribadiannya.
Ada dua penggolongan yang dilakukannya yaitu berdasarkan sikap
hidup, disebut attitude type dan bedasarkan fungsi psikis yang paling
berperan, disebut functional type.
30
Ditinjau dari segi attitude type, menurut Jung, manusia dapat
dibagi menjadi tiga golongan kepribadian yaitu type introvert, type
ekstrovert dan type ambivert. Orang-orang yang tergolong type
introvert adalah orang yang terlalu menutup dirinya, tidak mudah
membuka rahasia pribadinya, mudah tersinggung, pendiam, pemalu
dan lebih suka menyesuaikan dirinya kepada dorongan-dorongan
dalam dirinya sendiri daripada kepada tuntutan atau kehendak
lingkungan. Orang yang tergolong type extrovert adalah orang yang
mempunyai kepribadian yang merupakan kebalikan daripada type
introvert. Orang extrovert sangat terbuka, periang, mudah bergaul,
mudah mengadakan kontak sosial dengan orang lain. Type ambivert
adalah tipe antara, yaitu tidak terlalu introvert, tetapi juga tidak terlalu
extrovert.
31
Menurut Jung fungsi psikis yang paling berperan dibagi menjadi
dua golongan functional type: pertama, rational type, yaitu orang yang
28 Dr. Kartini Kartono, Patologi Sosial 3; Gangguan-Gangguan Kejiwaan (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 45-46
29 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 72-73
30 Ibid., hlm. 73
31 Ibid., hlm. 73 24
banyak mempergunakan akalnya dalam melakukan sesuatu. Kedua,
irrational type, yaitu kurang mendasarkan diri pada rasio. Rational
type masih dibagi menjadi dua, yaitu thinking type yang banyak
berpikir atau menggunakan pikirannya dan feeling type yang banyak
menggunakan perasaanya. Irrational type juga dibagi menjadi dua
golongan lagi yaitu: sensation type yang banyak menggunakan
pengindraannya dan intuition type yang banyak menggunakan
intusiya.32
D. Hipnoterapi
1. Mengenal Hipnosis
Hipnosis secara bahasa berasal dari bahasa Yunani “hypnos” yang
artinya “tidur”.33 Sedangkan kata hypnosis secara istilah dalam kamus
Encarte memiliki makna: pertama, suatu kondisi yang menyerupai tidur
yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan
memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka
terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis. Kedua, teknik atau praktek
dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam kondisi hipnosis.34
Sedangkan definisi hipnosis dari berbagai literatur yang penulis
pelajari, para pakar hipnosis masing-masing memberikan definisi untuk
istilah hipnosis. Beberapa definisi itu antara lain: hipnosis adalah sautu
kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat
sugestibilitas meningkat sangat tinggi, suatu kondisi pikiran yang
dihasilkan oleh sugesti, seni eksplorasi alam bawah sadar dan seni
komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat
kesadarannya yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak
sadar (beta) menuju kondisi rileks (alpha – theta), kondisi ini pikiran
32 Ibid., hlm. 73
33 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006
34 Adi W. Gunawan, Hipnosis; The Art Of Subconscious Communication (Meraih Sukses
Dengan Kekuatan Pikiran) (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 3 25
menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat
tinggi. 35
Kata hipnotis berarti orang yang melakukan hipnosis. Pemahaman
arti kata yang benar sangat perlu untuk berkomunikasi dan memahami apa
itu hipnosis.
a. Istilah orang dalam keadaan hipnosis
Ada beberapa istilah yang tepat yang biasa digunakan untuk
menyebut orang yang dihipnosis yaitu:
1. Subjek
Subjek hipnosis atau cukup disebut dengan kata subjek,
adalah orang yang digunakan dalam eksperimen ilmiah yang
menggunkan hipnosis. Banyak buku hipnosis yang menggunkan
istilah subjek untuk menjelaskan seseorang yang dihipnosis. Dalam
skripsi ini, untuk memudahkan penyebutan, penulis juga akan
menggunakan istilah subjek untuk menjelaskan orang yang
dihipnosis atau berada dalam kondisi hipnosis.36
2. Klien
Klien adalah orang yang ingin memperbaiki hidupnya
dengan menggunakan hipnosis dalam aplikasi non-medis atau
meminta bantuan seorang hipnoterapis profesional untuk
menggunakan hipnosis dalam aplikasi medis seperti
mengendalikan rasa sakit, dan sebagainya, yang mendapat
persetujuan tertulis dari dokter yang sedang menangani kasusnya.37
3. Pasien
Pasien yang mengalami hipnosis adalah orang yang
mengalami aplikasi medis dari hipnosis dalam sebuah rumah sakit
atau klinik kesehatan yang difasilitasi oleh dokter atau seorang
hipnoterapis dengan supervisi pakar medis, pasien dari klinik gigi
35 http://www.kompas.info/hipnoterapi_mengarahkan_pikiran_kearah_positif.03/04/2006
36 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 4
37 Ibid., hlm. 4 26
atau seorang hipnoterapis dan pasien dari dokter yang memilki
kualifikasi menggunkan hipnosis sebagai bagian dari terapi yang ia
lakukan.38
4. Partisipan
Partisipan adalah orang yang mengalami aplikai hipnosis,
yang bersifat non medis, yang dilakukan terhadap seseorang atau
sekelompok orang pada waktu bersamaan. Misalnya seminar
menejemen stres, atau dalam pertunjukkan atau stage hypnosis atau
terhadap orang yang ingin mersasakan hipnosis, seperti yang
dilakukan oleh Masruri yang sedang mempraktikkan hipnosis
kepada seorang peserta seminar hipnoterapi di Kawedhar Room
Hotel Santika Jl. A. Yani39
Semua orang sebenarnya dapat dihipnosis, karena semua
proses hipnosis adalah self hypnosis. Bila subjek tidak ingin, tidak
bersedia, tidak mengizinkan atau tidak mau bekerja sama untuk
dihipnosis, subjek itu tidak dapat dihipnosis. Jadi sangat penting
bagi seorang hipnotis untuk mendapat persetujuan dan bekerja
sama dari subjeknya.
b. Sejarah hipnosis
Hipnosis telah ada sejak awal mula peradaban manusia.
Fenomena yang kita kenal dengan nama hipnosis telah tercatat
diberbagai peradaban, diberbagi suku bangsa di muka bumi. Fenomena
ini, pada zaman dulu dan juga sekarang, selalu dihubungkan dengan
berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan, kekuatan magis,
supranatural, klenik dan gendam.40 Bangsa Mesir dan Yunani Kuno
38 Ibid., hlm. 5
39 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_2.03/04/2006
40 Gendam adalah sebuah kemampuan untuk menguasai pikiran seseorang untuk
diperdaya, dieksploitasi hartanya dengan menggunakan kekuatan gaib atau dengan teknik tertentu.
Berbeda dengan hipnosis yang didukung para tokoh dari kedokteran, psikiataer dan psikolog,
pelaku gendam sebagian besar adalah dukun dan penjahat. Ilmu gendam sendiri berfareasi
bentuknya yaitu; pertama, gendam fisik (murni teknik komunikasi), tapi pada umumnya 27
mempunyai pusat-pusat mimpi yang berfungsi sebagai tempat untuk
berpuasa, berdoa, dan memohon agar mimpi-mimpi mereka dapat di
terjemahkan untuk dapat memabantu menyelesaikan masalah dan
memberikan panduan hidup. Kemungkinan besar, saat mereka berada
di puasat mimpi, mimpi yang mereka alami adalah mimpi yang
muncul setelah mereka dihipnosis.41
Wajah hypnos, Dewa Tidur dalam mitologi yunani, layaknya
sebuah gambar orang suci bagi hipnosis. Dari namanyalah kata dan
konsep hipnosis muncul. Hingga saat ini, para Hindu penyembuh
masih melakukan berbagai fareasi teknik penyembuhan yang bersal
dari zaman kuno yang menggunakan unsur hipnosis. Pada zaman
Jengiskan Khan, para ahli mistik melakukan praktek sugesti kepada
bayak orang secara bersamaan untuk menimbulkan efek halusinasi
visual dan auditori untuk memperkuat kepercayaan terhadap kekuatan
supranatural dan mintik.42
Dengan sejarah yang sedemikian panjang, khususnya yang
berkaitan dengan dunia supranatural dan mistik, maka tidak heran bila
orang memiliki berbagai pandangan dan sikap terhadap hipnosis.
Nama hipnotisme diciptakan oleh dr. James Braid. Ia memprtunjukkan
mesmerisme yang didapat pada waktu tertentu dan tidak dapat
dianggap sebagai akibat dari tipuan. Pada waktu itu, subjek
mesmerisme sedang panas-panasnya dibicarakan dalam lingkungan
ilmu kedokteran dan banyak tukang jual obat di pasar berkesimpulan
bahwa mesmerisme sebagai bidang yang sangat menguntungkan.43
Tetapi fenomena aktual itu disebut setelah penemuan dr. Franz Anton
Mesmer. Hipnosis yang ada sekarang adalah hasil evolusi teknik dan
mengeksploitasi mistis. Aktivitas ini termasuk “keajaiban jasmani”). Kedua, gendam kombinasi
(perpaduan teknik komunikasi dengan “andalan” batin). Ketiga, gendam magis (100 persen magis.
Termasuk keajaiban rohani). Rumusnya “belum ketemu” tetapi fenomenanya tidak dapat
dipungkiri.
41 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 6
42 Ibid., hlm. 5
43 W.E. Butler, An Introduction To Telepathy (Telepati Pengantar Komunikasi
Antarpikiran) (Semarang: Dahara Prize, 2005), hlm. 57-58 28
teori yang dikembangkan oleh banyak tokoh dari kedokteran, psikiater
dan psikolog, tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut:
1. Franz Anton Mesmer (1735 – 1815)
Penelitian hipnosis secara ilmiah diawali oleh franz Anton
Mesmer. Mesmer adalah seorang dokter di Wina yang memakai
terapi sugesti magnetisme untuk menyembuhkan pasiennya.44
Teknik ini kemudan dikenal dengan teknik mesmer. Praktek terapi
sugesti yang Mesmer lakukan menggunakan apa yang ia namakan
sebagai “sifat alamiah magnetisme hewani”. Mesmer beranggapan
bahwa pasiennya sembuh karena mendapat transfer magnetisme
hewani dari dirinya.
Dari berbagai terapi yang dilalukan, Mesmer akhirnya
menyimpulkan bahwa semua orang mempunyai magnetisme
dengan kadar yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang
mempunyai magnetisme yang lebih kuat, ada yang lebih lemah.
Magnetisme seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut
Mesmer, magnetisme seseorang dapat ditransfer ke orang lain atau
kebenda, seperti kertas, gelas, air, logam atau objek apa saja.
Dengan demikian, tubuh yang sakit dapat disembuhkan dengan
transfer magnetisme.45
2. John Elliotson (1791 – 1868)
Pakar berpengaruuh selanjutnya adalah seorang dokter dari
Inggris, John Elliotson. Elliotson adalah seorang asisten dokter di
St. Thomas’s hospital dan Profesor di University Collega di
London, sekaligus seorang penulis yang sangat produktif.
Elliotson tertarik pada mesmerisme sekiatar tahun 1817.
sebagai dokter yang terpandang, saat mereka memberikan kuliah
mengenai mesmerisme, banyak dokter lain yang mendengarkan
apa yang ia ajarkan. Dalam prakteknya, Elliotson sangat intensif
44 http://www.erlangga.info/hipnoterapi.html.04/04/2006
45 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 6-7 29
menggunakn mesmerisme dan sangat berhasil, khususnya dalam
pengendalian rasa sakit dan operasi. Sayangnya, dengan
ditemukannya zat kimia yang mempunyai efek anestetis yang dapat
membuat mati rasa pada organ tubuh, mesmerisme tidak lagi
digunakan.46
3. James Esdaile (1808 – 1859)
James Esdaile mendapat pengaruh langung dari tulisan
Elliotson dan menjadi seorang pendukung mesmerisme. Esdaille
bertugas di India pada tahun 1845 hingga 1851. Ia berhasil
mendorong pemerintah Inggris untuk membangun rumah sakit di
Calcutta. Hal ini memberinya peluang untuk melakukan
eksperimen mesmerisme. Dalam waktu enam tahun itu, Esdaile
menggunakan anestetis hipnosis pada ribuan operasi pembedahan
minor dan pada lebih dari 300 operasi besar. Setelah kembali ke
Skotlandia, ia melanjutkan risetnya dan tetap berhubungan dengan
Elliotson melalui surat menyurat.
Pada tahun 1846, nitrous oxida dan ether telah sangat
berasil digunakan dalam pembedahan dan mejadi pilihan dunia
kedokteran saat ini. Apa yang dilakukan oleh Esdaille dan
Elliotson dianggap menyimpang dari praktek kedokteran yang
umum berlaku saat ini.47
4. James Braid (1795 – 1860)
James Braid adalah orang pertama yang mencoba
menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu
psikologi. Ia adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang
produktif dan andal keturunan Skotlandia.48 Ia juga sangat
dihormati oleh British Medical Association. Pada tahun 1841, ia
melakukakn pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek
yang berada dalam kondisi trans mesmerisme. Setelah pemeriksaan
46 Ibid., hlm. 7
47 Ibid., hlm. 8
48 http://www.hipnoterapi.info/sejarah_hypnosis.html.04/04/2006 30
pertama, ia mulai eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja
yang ia percaya. Dari hasil penelitian yang ia lakukan, akhirnya
hipnosis dapat dijelaskan dalam kerangka ilmiah dan diterima
sebagai suatu teknik pengobatan oleh uania kedokteran inggris.
Dengan demikian, Braid dipandang sebagai “bapak hipnosis”.
Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa
pemfokusan pandangan mata (eye fixation) mengakibatkan suatu
kondisi kelelahan, misalnya kelopak mata menjadi sangat lelah
sehingga tidak bisa dibuka oleh subjek. Ia beranggapan, itu adalah
kunci mesmerisme. Setelah melakukan banyak eksperimen, Braid
akhirnya mengembangkan teori tentang perhatian mata. Ia meminta
subjek untuk menatap berbagai objek dari berbagai posisi,
termasuk memandang matanya dan juga api lilin, dan berhasil
membawa subjek masuk ke kondisi trans.
Pada awalnya, Braid menemukan penemuannya sebagai
neurypnologi. Neurypnologi berasal dari bahasa yunani yang
berarti nervous sleep. Di kemudian hari, ia menggunakn kata
neuro-hypnotism yang berasal dari kata hypnos, yaitu dewa tidur
dalam mitologi yunani. Selanjutnya, emi mempermudah ucapan, ia
menghilangkan kata neuro. Penemuannya akhirnya diberi nama
hypnotism atau hipnosis.49
5. Milton H. Erickson (1901 – 1980)
Erickson dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis
yang paling kreatif dan inovatif. Kehebatan Erickson di dunia
praktek psikoterapi setara dengan Freud di dunia perilaku manusia.
Erickson menjalani hidup yang unik dengan keterbatasan yang ia
alami, mulai dari buta warna, angka tuli, dan dislexia. Ia juga
menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada usia 17 dan 51
tahun. Dalam upaya merehabilitasi dirinya, Erickson mengalami
49 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 8-9 31
berbagai fenomena hipnosis klasik dan mengerti bagaimana
memanfaatkan berbagai fenomena itu untuk tujuan terapi.
Sumbangan paling berharga yang dilkukan Erickson pada
dunia hipnosis adalah pengembangan teknik sugesti tidak langsung
dan non-outhoritarian. Dengan cara ini, Erickson mampu membuat
subjek untuk belajar bagaimana mengalami fenomena hipnosis dan
bagaimana menggunaan potensi mereka untuk memecahkan
masalah mereka sendiri.
Selama lebih dari lima puluh tahun, Erikson melakukan
eksperimen dan terapi menggunakn hipnosis. Semasa hidupnya, ia
memberikan seminar dan lokakarya diberbagai belahan dunia.
c. Mitos dan pandangan yang salah
Ada banyak mitos dan pandangan yang salah mengenai
hipnosis. Banyak yang menghubungkan hipnosis dengan kekuatan
gaib, mistik, praktek ritual, pengendalian pikiran, makhluk halus,
penipuan. Semua pandangan yang kurang tepat itu berkembang karena
minimnya informasi yang tepat mengenai hipnosis. Semua ini
diperparah dengan publikasi di media massa, baik itu surat kabar,
radio, maupun televisi, yang memberikan informasi tidak tepat
mengenai hipnosis. Ditambah lagi, salah satu stasiun televisi swasta
menyiarkan acara tentang hipnosis. Masyarakat yang tidak mempuyai
pemahaman yang benar akan langsung berangapan bahwa itulah
hipnosis. Padahal yang ditampilkan di televisi itu salah satu cabang
dari ilmu hipnosis.
Hipnosis di Indonesia memang sering jadi kambing hitam
karena dianggap sebagai alat kejahatan.50 Padahal hipnosis tidak
seperti itu, yang ada justru hipnotis bisa dijadikan alat untuk
membantu membuang kebiasaan buruk, pikiran negatif dan
50 http://www.yorgigusman.info/hipnotis_bukan_alat_kejahatan.04/04/2006 32
menyembuhkan orang sakit psikologis.51 Beberapa pandangan yang
salah mengenai hipnosis adalah:
1. Hipnosis merupakan praktek supranatural
Hipnosis merupakan seni komunikasi antar hipnotis dan
subjek hipnosis. Kemampuan komunikasi ini dimanfaatkan untuk
membawa subjek masuk kekondisi alam bawah sadar. Sama sekali
tidak ada unsur kekautan magis atau mistik yang terlibat.52
2. Hipnosis sama dengan tidur
Kondisi trans, bila dilihat dari getaran otak, mirip dengan
kondisi tidur akan tetapi tidak tidur justru hipnosis memperkuat
konsentrasi.53 Perbedaan utama anatara kondisi tidur dan kondisi
hipnosis adalah saat tidur kita tidak sadar akan keadaan sekeliling
kita. Sedangkan pada saat trans, pikiran kita justru sangat sadar dan
fokus.54
3. Hipnisis dapat mengubah kepribadian
Hipnosis tidak dapat mengubah kepribadian. Namun dapat
mengubah pola pikir dari yang negatif ke positif.55 Penelitian yang
dilakukan oleh pakar hipnosis menunjukkan bahwa hipnosis dapat
membantu memulihkan suatu kondisi mental, namun tidak bisa
digunakan untuk memprogram pikiran dan mengubah kepribadian
subjek.56
4. Hipnosis adalah bentuk penguasaan pikiran
Pandangan ini tidak benar, subjek walaupun telah masuk
kedalam kondisi hipnosis atau trans yang dalam, masih tetap sadar
dan dapat mengendalikan diri sepenuhnya. Semua bentuk hipnosis
adalah self-hypnosis. Bila subjek tidak mengizinkan atau menolak
untuk dihipnosis maka hipnotis tidak akan bisa menghipnosis si
51 http://www.erianugerah.info/alternatif.04/04/2006
52 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 11
53 http://www.suaramerdeka.aryahasanuddin/hipnosis.04/04/2006
54 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12
55 http://www.elyarnis.info/hipnoterapi.05/04/2006
56 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12 33
subjek. Jadi orang yang berperan, dia yang mau dihipnosis dan
kooperatif. Kalau orang dirampok kan dia tidak mau, dia dipaksa.57
Maka ketika ada orang yang mengaku dirinya telah dirampaok
maupun di tipu melalui hipnosis itu adalah pemahaman yang salah
mengenai hipnosis.
5. Hipnosis mengakibatkan lupa ingatan
Justru, saat subjek berada dalam kondisi terhipnosis atau
trans, subjek mengalami peningkatan kemampuan mengingat yang
luar biasa. Kemampuan ini disebut sebagai hypermnesia.
Hipnosis dapat digunakan untuk menimbulkan efek
amnesia (lupa ingatan) namun, ini dilakukan dengan tujuan khusus
dalam saat terapi. Hipnosis tidak dapat digunakan untuk membuat
orang lupa secara total.58
6. Wanita lebih mudah dihipnosis daripada pria
Pendapat yang mengatakan seperti itu salah, karena pada
kenyataannya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan.
59
d. Jenis hipnosis
Selama ini, orang pada umumnya hanya mengenal satu jenis
hipnosis. Yaitu stage hypnosis yang ditampilkan di televisi sebagai
acara hiburan. Dengan semakin banyak orang menonton acara TV
tersebut, perlahan pasti mulai terbentuk pandangan mengenai apa itu
hipnois.60 Pandangan itu belum tentu benar sepenuhnya. Berikut ini
adalah jenis hipnosis dan manfaatnya.
1. Stage hypnosis
Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk
pertunjukan hiburan. Dalam stage hypnosis, hipnotis memilih
57 http://www.republikaonlen.info/penyebuhan_penyakit_dengan_hipnosis.05/04/2006
58 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12-13
59 http://www.teddyhidayat.info/bagaimana_cara_kerja_ hipnotis.05/04/2006
60 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 13 34
subjek dari antara penonton, yang setelah melewati serangkaian uji
sugestibilitas, membuat subjek tersebut masuk kedalam kondisi
trans. Kira-kira satu diantara setiap lima orang selalu siap untuk
menerima sugeti dalam hipnosis. Presentas orang-orang ini sering
bisa mencapai trans yang cukup mendalam,61 kemudia juru
hipnotis memberikan “program” yang dimasukkan biasa “anehaneh” dan tidak masuk akal, misalnya seorang pria mengaku hamil,
hand phone jadi sepatu, menjadi penyayi terkenal dan lain
sebagainya. Semua program itu dijalankan dengan sangat baik dan
subjek tidak sadar akan keanehan perilakunya.62
Meskipun program dimasukkan ke pikiran bawah sadar
adalah program yang “tidak masuk akal”, hal itu tidak akan
berakibat buruk pada subjek. Program yang tidak masuk akal itu
akan terhapus karena kalah kuat dengan program dasar yang ada di
alam bawah sadar. Bawah sadar dapat dipengaruhi paling mudah
lewat hipnosis jika sesuai dengan program dasarnya.63 Jadi,
semakin tidak masuk akal program yang diberikan justru semakin
aman.
2. Clinical hypnosis atau hypnoterapy
Clinical hypnosis atau hypnoterapy secara umum dapat
diterjemahkan sebagai terapi menggunakan hipnosis dalam
menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Jika
seseorang sudah mulai mencoba teknik hipnosis untuk
“menidurkan” seseorang dan berhasil, perasaan yakin pada dirinya
tentu mulai muncul bahwa dia mampu menghipnosis orang lain, di
luar dirinya.64
61 Bradford Chambers, How To Hipnotize (Bagaimana Cara Menghipnotis) (Semarang:
Dahara Prize, 2005), hlm. 7
62 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 13
63 Leslie M Lecron, Self Hypnotism; The Technique And Its Use In Daily Living
(Hipnotisme Pribadi; Bagaimana Tekniknya Untuk Kehidupan Sehari-Hari), (Semarang: Dahara
Prize, 2004), hlm. Hlm. 1
64 http://www.suaramerdeka.info/hipnoteri_rawan_disalahgunakan.05/04/2006 35
Satu hal yang perlu dicermati, walaupun dapat digunakan
untuk mengobati banyak penyakit, hipnoterapi tidak dapat
menyembuhkan semua masalah yang berhubungan dengan
psikologis dan medis. Misalnya, orang yang sakit usus buntu tetap
harus menjalani operasi. Dia tidak mungkin bisa sembuh hanya
karena menggunkan hipnosis. Dalam kasus usus buntu, hipnosis
dapat digunakan untuk membuat pasien rileks dan percaya diri
untuk menjalani operasi dan memulihkan kondisi psikologis pasca
operasi.65
3. Anodyne awareness
Anodyne awareness adalah aplikasi hipnosis untuk
mengurangi rasa sakit fisik dan kecemasan. Banyak dokter tenaga
medis, perawat dan dokter gigi menggunakan teknik anodyne
untuk membantu pasien menjadi rilek dengan mental anestesi.
Teknik anodyne dikembangkan dengan menerapkannya
pada ratusan pasien yang menjalani perawatan medis dan dalam
praktek kedokteran gigi. Teknik ini dapat digunakan dengan sangat
berhasil pada hampir pada setiap pasien.66
4. Forensic hypnosis
Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat
bantu dalam melakaukan infestigasi atau penggalian informasi dari
memori. Hipnosis ini biasanya digunakan untuk keperluan
penyelidikan di kepolisian.67 Sering kali, dalam suatu kejadian
yang mempunyai muatan emosi negatif tinggi, misalnya dalam
kasus kejahatan, orang mengalami “lupa ingatan” akan kejadian
tersebut. Hal itu terjadi karena pikran bawah sadar, dengan tujuan
agar pengalaman buruk itu tidak lagi diingat.68
65 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 14
66 Ibid., hlm. 15
67 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006
68 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 15 36
Dengan menggunkan hipnosis, kita akanmasuk kekondisi
trans yang berakibat pada kemampuan mengigat yang sangat tinggi
yang dinamakan hypermnesia.
5. Metaphysical hypnosis
Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hipnosis dalam
meneliti berbagai fenomena yang berkaitan dengan persoalan
metafisik.69 Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental. Dengan
hipnosis, seseorang akan dapat dengan sangat cepat masuk
kekondisi rileks yang sangat dalam (somnambulims), yang kalau
diukur dengan EEG akan menunjukkan frikuensi gelombang otak
yang sangat rendah.70 Penjelasan yang lebih detail mengenai
hubungan antara gelombang otak dan level kesadaran dapat dibaca
pada bahasan selanjutnya.
2. Uji sugestibilitas, Induksi dan Gelombang Otak
a. Uji sugestibilatas
Salah satu cara terbaik dalam mempengaruhi bawah sadar yakni
dengan menggunkan sugesti. Kepekaan seseorang terhadap sugesti
berbeda-beda. Orang sangat peka terhadap sugesti terutama ketika
seseorang berada dalam hipnosis atau karena pengaruh emosi yang
kuat. Bila tidak peka, sugesti anda akan mendapat kesukaran untuk
belajar. Kepekan terhadap sugesti adalah modal dasar dalam
hipnosis.71
Secara umum manusia terbagi kedalam tingkat sugestibilitas, yang
sangat musah dihipnosis sebesar 10%, yang moderat 85% dan yang
sulit 5%. Subjek yang dihipnosis di acra televisi adalah subjek yang
memiliki tingkat sugestibilitas tinggi, yaitu yang 10%. Tidak mungkin
69 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006
70 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 16
71 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 73 37
seorang hipnosis akan menggunan subjek yang sulit karena justru akan
membuat pertunjukannya gagal dan berantakan.72
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menemukan subjek yang
mudah dihipnosis. Pertama, berdasarkan penglaman. Semakin sering
mempraktekkan atau mencoba hipnosis, orang akan semakin peka
untuk mengetahui subjek tipe subjek yang hipnotis hadapi. Namun,
bagi yang belum berpengalaman, hipnotis dapat melakukan uji
sugstibilitas dengan cara yang kedua yaitu melakukan eksperimen.73
Penting untuk mengetahui hukum yang mengatur sugesti (yaitu
sugesti oleh orang lain) yang lebih kuat daripada otosugesti, tetapi
otosugesti dapat menjadi cukup efektif, terutama bila disertai
pengetahuan mengenai cara penggunaan dengan sebaik-baiknya.
Keadaan hipnosis yang ringan pun dapat meningkatkan kepekaan
terhadap sugesti.74
Sebelum mulai melakukan tes sugestibilitas, pastikn hipnotis
menunjukkan sikap percaya diri dan otoritas, yang dimaksud dengan
otoritas adalah anda menunjukkan bahwa anda benar-benar tahu apa
yang anda lakukan.75
Hal penting lainnya, sebelum anda mulai mlakkan tes, pastikan
subjek benar-benar mengerti bahwa hipnotis ingin ia serius dan mau
bekerja sama untuk melaksanaka percobaan yang akan hipnotis
lakukan. Katakan, “Saya ingin, anda mencoba kehebatan pikiran anda.
Saya akan mencoba beberapa eksperimen kecil. Saya haya minta satu
hal dari anda, yaitu anda memperhatikan dengan seksama apa yang
saya katakan dan biarkan segala sesuatu terjadi dengan sendirinya,
tanpa keterlibatan dari anda. Apapun yang terjadi, biarlah itu terjadi.”
72 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 83
73 Ibid., hlm. 84
74 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 74
75 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 84 38
Usahakan agar ruang tempat anda melakukan praktek uji
sugestibilitas rapi dan bersih. Hal ini bertujuan agar perhatian subjek
terpusat pada suara hipnotis, tanpa terpengaruh lingkungannya.
1. The hand drop test
The hand drop test adalah tes pertama yang dapat anda
lakukan. Karena tes ini membantu subjek menjadi lebih rilek.
Disamping itu, tes ini mengajar subjek agar menuruti perintah
hipnotis dan yang paling penting, tes ini sangat mudah dilakukan
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Jadi, hipnotis pasti
berhasil melakukan tes ini.76
Ingat, dalam hipnosis, satu keberhasilan akan menghasilkan
keberhasilan selanjutnya (success breeds success). Jika subjek
melihat hasil nyata saat ia menuruti perinah hipnotis, ia akan
percaya pada kemampuan hipnotis. dengan demikian, subjek akan
semakin mudah dipengarahi dan semakin taat pada perintah yang
hipnotis ucapkan. Semakin banyak tes yang berhasil dilalui
seorang subjek, ia cenderung akan semakin mudah menerima dan
menjalankan sugesti hipnotis.
Mulialah dengan mengatakan, “Ini adalah yang sangat
mudah. Anda pasti berhasil melakukannya. (Minta subjek untuk
duduk di kursi dengan punggung tegak). Sekarang, tumpangkan
tangan kiri anda di atas jari telunjuk kanan. (Seorang hipnotis
memberi contoh posisi kedua tangan).”
“Sekarang, saya ingin anda untuk membuat rileks lengan
kiri anda sedemikian rupa sehingga menjadi sangat lemas, tidak
bertenaga dan seluruh beratnya hanya ditopang oleh telunjuk kanan
anda. Biarkan lengan kiri anda menjadi sangat rileks dan lemas.
Pusatkan seluruh perhatian anda untuk membuat lengan kiri anda
menjadi sangat rileks, lemas dan tidak bertenaga.”77
76 Ibid., hlm. 84-85
77 Ibid., hlm. 85-86 39
Jika subjek tampak tidak memberikan respons seperti yang
diinginkan, sentuh siku lengan kirinya, naikan dan turunkan. Jika
anda merasa lengan kiri subjek masih tegang, katakan, “Saya bisa
merasakan lengan anda masih kaku. Sekarang, buat rileks seluruh
lengan kiri anda. Lemaskan, jangan ditahan.”
Saat anda merasa puas dengan kondisi rileks yang
ditunjukkan subjek, katakan, “Saya akan menghitung dari satu
sampai tiga. Saat saya menyebut angka tiga, saya ingin anda
menarik jari telunjuk kanan tangan anda dengan cepat dan biarkan
lengan kiri anda jatuh bebas kepangkuan anda. Siap, satu, sangat
rileks, dua, sangat lemas, tiga!”.
Saat memberikan perintah ke subjek, lakukan dengan suara
yang jelas, lembut, positif dan monoton (kecuali saat anda
menekankan pada saat kata atau kalimat tertentu). Juga agar nada
suara anda tetap tenang dan enak didengar, tapi tetap tegas.
Timbulkan kesan bahwa anda ingin subjek menaati perintah anda.
Jika tangan kiri subjek jatuh bebas kepangkuannya,
katakan, “Bagus sekali”. Dan lanjutkan ke tas berikutnya. Jika ia
gagal dalam melakukan tes ini, jelaskan, “Sering kali, kita pikir
kita sudah rileks ternyata kita belum rileks. Anda baru saja
membuktikan hal itu. Tingkat keberhasilan menjalankan tes ini
sejalan dengan kemampuan anda untuk rileks. Pikiran mempunyai
kemampuan yang luar biasa. Saat anda yakin pada satu hal, sering
kali akan muncul gerakan yang tidak anda sadari. Maka, sekarang
rileks, jangan berpikir terlalu serius. Nikmati permainan ini dan
anda pasti berhasil.”
Setelah anda mengucapkan hal itu, lakukan tes sekali lagi.
Pastikan subjek menempatkan berat seluruh lengan kirinya di atas
jari telunjuk tangan kanannya. Kalau masih gagal lagi, gunakan
telunjuk kanan anda untuk menopang lengan kirinya dan pastikan 40
anda merasakan lengan kirinya benar-benar rileks, sebelum anda
menarik jari telunjuk anda.78
2. The pendulum swing test
Tes ini juga dikenal dengan nama chevreul’s pendulum,
diambil dari nama Michel Eugene Chevreul, ilmuan modern, yang
pertama kali “menemukan” idiodynamic response, yang dimaksud
dengan idiodynamic response adalah setiap pikiran yang dipikirkan
oleh pikiran sadar akan mempunyai respons bawah sadar yang
mempengaruhi otot-otot tubuh, sebagai akibat pikiran tersebut.
Dengan mengetahui interaksi antara alam sadar dan bawah sadar,
orang bisa merubah pola hidupnya.79
Pendulum adalah benda yang digantung dari tali atau
tongkat dari titik tetap sehingga dapat berayun dengan bebas oleh
pengaruh gaya berat dan biasanya digunkan untuk mengatur gerak
mesin jam atau mesin lainnya.80 Dalam bahasa sehari-hari
pendulum disebut bandul. Kita dapat melihat pendulum (bandulan
atau bandul) itu pada jam tembok model kuno.81
Untuk melakukan tes pendulum, anda perlu menyiapkan
sebuah pendulum, yang bisa anda buat dari seutas benang dengan
panjang sekitar 30 cm. Salah satu ujung benang itu anda ikatkan
sesuatu, misalnya cincin, tutup pulpen atau apa saja yang dapat
digunakan sebagai beban. Selanjutnya, minta subjek duduk tenang
dan memegang pendulum seperti yang telah dicontohkon oleh
hipnotis. Pastikan siku dengan yang digunakan memegang
pendulum mempunyai tempat bersandar yang kokoh, misalnya di
meja atau di paha subjek. Tujuannya agar tangan subjek tidak
78 Ibid., hlm. 86-87
79 Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, Membangkitkan Kekuatan Bawah Sadar
(Bandung: Pionir Jaya, 2002), hlm. 21
80 Greg Nielson dan Josep Polansky, Pendulum Power; Rahasia Daya Pendulum
(Semarang: Dahara Prize, 2003), hlm. 1
81 Greg Nielson dan Josep Polansky, Pendulum Power; Rahasia Daya Pendulum
(Semarang: Dahara Prize, 1985), hlm. 9 41
bergerak saat memegang pendulum. Untuk contoh berikut, saya
menggunakn cincin sebagai beban atau pemberat.82
Sebelum tes dilakukan, anda perlu memegang beban
pendulum agar tidak bergerak. Setelah sabjek duduk tenang
memegang pendulum, katakan, “Saya akan melepas pegangan saya
dan saat saya lepaskan, saya ingin anda memfokuskan semua
perhatian anda pada cincin ini. Saya ingin, anda fokus memandang
cincin. Oke! Sekarang, saya melepaskan pegangan saya dan saya
ingin anda menggerakkan cincin ini ke kiri dan ke kanan sesuai
ritme gerakan mata dan keinginan anda.83 Jangan terlalu
memaksakan diri anda. Rileks dan niatkan maka cincin ini akan
bergerak menurut keinginan anda”. Dalam menggunakan
pendulum, hendaknya selalu ingat jangan sampai berupaya
menggerakkan tangan dengan sengaja tetapi dengan pikiran atau
keinginan.84
Saat anda melihat cincin telah bergerak ke kiri dan ke
kanan, katakan “Bagus sekali, buat cincin berputar searah jarum
jam.” Tunggu dan lihat hasilnya. Bila cincin telah berputar searah
jarum jam, katakan, “Bagus sekali. Anda juga bisa juga
membuatnya bergerak berlawanan dengan arah jarum jam atau
bergerak maju dan mundur.”85
Setelah anda mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan,
katakan pada subjek, “Bagus sekali. Kita akan coba tes yang lebih
menarik.”
3. Arm rising and falling tes
Minta subjek duduk rileks sebelum hipnotis meminta ia
melakukan tes ini. Setelah subjek duduk tenang dan santai,
katakan, “Sekarang, saya ingin anda menjulurkan kedua tangan di
82 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 88
83 Bradford Chambers, op. cit., hlm. 26
84 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 17
85 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 89 42
depan tubuh, sejajar bahu. Telapak tangan dalam posisi terbuka.
Satu menghadap ke atas dan yang satu menghadap ke bawah
seperti ini (demonstrasikan apa yang anda inginkan)”.
Setelah subjek melakukan apa yang anda minta, lanjutkan
dengan berkata, “Dengan posisi lengan seperti ini, tutup mata anda.
Rileks dan santai. Anda pasti bisa melakukan tes ini. Bayangkan
ada satu balon gas terikat di pergelangan tangan kiri anda. Rasakan
balon gas itu menarik lengan anda ke atas. Lengan anda teras
semakin ringan. Sekarang, sudah ada 10 balon yang terikat di
tangan kiri anda. Lengan anda terasa semakin ringan dan terangkat
ke atas.”86
Perhatikan, apakah lengan kiri subjek mulai terangkat atau
tidak. Bila belum terangkat, lanjutkan dengan mengatakan, “Saya
ingin anda menambahkan lebih banyak balon gas yang terikat di
pergelangan kiri anda. Sekarang, sudah ada 50 balon. Lengan kiri
anda terasa semakin ringan dan balon gas itu menarik lengan kiri
anda ke atas. Lengan kiri anda mulai terangkat ke atas.”
Bila lengan kiri subjek telah terangkat ke atas, katakan,
“Bagus sekali. Rasakan terus tarikan balon itu. Lengan kiri anda
semaikn ringan dan semaikn terangkat ke atas.”
Selanjutnya, lakukan tes pada lengan kanan subjek,
katakan, “Sambil lengan kiri anda terangkan ke atas, saya ingin
anda membayangkan ada satu karung beras seberat 10 kg terikat di
pergelangan kanan anda. Lengan kanan anda teras sangat berat dan
tertarik ke bawah. Semakin lama semakin berat dan semakin
tertarik ke bawah.”
Bila lengan kanan subjek belum bergerak, lanjutkan dengan
mengatakan, “Sekarang, beban di lengan kanan anda semakin berat
tertarik ke bawah.” Perhatikan apa yang terjadi saat itu. Bila lengan
kanannya bergerak turun, katakan, “Bagus sekali. Lengan kanan
86 Ibid., hlm. 89-90 43
anda telah bergerak turun karena beban yang sangat berat
menariknya ke bawah.”
Untuk subjek dengan tingkat sugestibilitas tinggi, lengan
kirinya akan terangkat tinggi ke atas dan lengan kanannya akan
turun ke bawah.87
b. Induksi
Induksi adalah suatu teknik atau mekanisme komunikasi yang
digunakan untuk memabwa subjek masuk kedalam kondisi hipnosis.
Dengan induksi, pikran sadar subjek “diakali” sehingga menjadi sangat
santai dan mngantuk, sibuk, bosan, lelah atau lengah dalam menjaga
pintu gerbang bawah sadar. Dengan demikian, juru hipnotis dapat
langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar seseorang.88 Juru
hipnotis dapat belajar dari berbagai sumber, yang penting adalah
hipnotis mengerti cara kerja induksi dan menguasai dengan baik
teknik-teknik dasar induksi. Setelah itu, juru hipnotis bisa mencoba
berbagai teknik lainnya.
Cara mempelajari teknik induksi adalah dengan mengetahui teknik
itu bekerja. Bukannya hanya sekedar menghapal caranya. Bila hipnotis
menguasai dengan baik teknik-teknik induksi dasar, hipnotis akan
dapat dengan mudah menguasai variasinya dan bila perlu hipnotis
dapat menggabungkan teknik-teknik dasar itu untuk menghasilkan
teknik-teknik lainnya sesuai kebutuhan hipnotis.89 Dari sekian banyak
teknik induksi yang ada semuanya dapat dikelompokkan menjadi tuju
teknik dasar.
1. Eye fixation (fiksasi mata)
Fiksasi mata adalah subjek diminta untuk menatap dengan
pandangan yang terfokus pada suatu objek. Objek yang digunakan
bisa berupa satu titik pandang, cahaya lilin, ujung jari keligking
87 Ibid., hlm. 90-91
88 http://www.erlangga.artikel/hipnoterapi.03/04/2006
89 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 97 44
atau apa saja yang bila mata fokus memandang, akan membuat
mata lelah. Teknik fiksasi mata bertujuan untuk membuat pikiran
sadar menjadi bosan sehingga lengah. Tujuan yang lain dari fiksasi
mata adalah untuk memfokuskan perhatian subjek secara bertahap
mengurangi pikiran sadar terhadap rangsangan dari luar atau
stimulasi eksternal. Setelah itu terjadi subjek akan mengalami
penyempitan pikiran sadar, dengan meningkatnya kerentanan
subjek terhadap sugesti.90
2. Fascinatie (pandangan)
Pelaksanaan dari metode ini adalah dengan saling mengadu
pandangan antara hipnotis dengan subjek. Setelah saling menatap
selama kurang lebih satu menit, hipnotis memberi perintah “Tutup
mata!” atau bisa dengan mengatakan bahwa mata subjek sudah
capek dan sebaiknya ditutup saja. Metode ini dapat berhasil baik
pada subjek anak-anak.91
3. Relaxation or fatique of nervous system (relaksasi atau kelelahan
sistem saraf)
Semua teknik induksi yang meminta subjek untuk rileks
secara fisik dan mental, dengan mata tertutup, menggunakan
relaksasi sebagai dasar untuk induksi, termasuk teknik relaksasi
progresif dan induksi Ericksonian yang menggunkan cerita.92
Relaksasi progresif adalah relaksasi fisik sistematis, yang
dimulai dari bagian atas tubuh misalnya dari kepala kemudian
turun ke kaki atau bisa juga dilakukan dari arah sebaliknya yang
disertai dengan sugesti atau visualisasi yang bertujuan untuk
memperdalam kondisi rileks. Relaksasi dapat diulangi hingga
tubuh benar-benar rileks yang mengakibatkan pikiran juga sangat
rileks sehingga dapat menghasilkan kondisi trans yang diinginkan.
90 Bradford Chambers, op. cit., hlm. 78-82
91 http://www.hipnoterapi.info/terapi_hipnotis_dan_perilaku_merokok.03/04/2006
92 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 98 45
Sedangkan teknik Ericksonian bentuk hipnosis yang
menggunakan metafora dan menggunkan kondisi fisik subjek saat
relaksasi terjadi, sebagai masukan agar subjek dapat masuk
kedalam trans. Misalnya: “dan saya melihat napas anda semakin
lambat dan berat yang berarti anda semaikn masuk kedalam
kondisi rileks yang dalam.”93
4. Mental confusion (membingungkan pikiran)
Setiap teknik yang dirancang untuk membingungkan dan
membuat lengah pikiran sadar dapat membuat subjek masuk
kekondisi hipnosis. Misalnya hipnotis menyarankan kepada subjek
untuk menghitung mudur dengan tujuan agar pikiran subjek siap
menerima induksi.94 Saat pikiran sadar sibuk memikirkan makna
dari apa yang diucapkan hipnotis, pikiran sadar menjadi lengah.
Dengan demikian, hipnotis dapat memberikan sugesti yang
langsung masuk kepikiran bawah sadar.95
Cara lain yaitu dengan memberikan banyak input secara
bersamaan sehingga pikiran sadar tidak sanggup mengatasi banjir
informasi.
5. Mental misdirection (menyesatkan pikiran)
Teknik menyesatkan pikiran adalah teknik induksi yang
menggunakan uji sugestibilitas sebagai sarana untuk membawa
subjek masuk kekondisi hipnosis. Contohnya adalah dengan
menggunakan teknik eye catalepsy, yaitu dengan meminta subjek
menutup mata dan menggerakkan bola mata ke atas, ke arah ubunubun. Kemudian, subjek disugesti bahwa ia tidak dapat membuka
matanya dan saat subjek tidak dapat membuka mata, subjek merasa
telah masuk ke kondisi hipnosis. Jika subjek dapat memuka
matanya, maka hipnotis harus cepat menggunkan teknik lain tanpa
perlu menjelaskan apa yang telah terjadi.
93 Ibid., hlm. 98-99
94 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006
95 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 99 46
6. Loss of equilibrium (kehilangan keseimbangan)
Teknik kehilangan pikiran adalah teknik yang dilakukan
sambil menggerakkan sebagian atau seluruh tubuh subjek. Para Ibu
sering menggunakan teknik ini saat mengayun-ayun anaknya tidur.
Contoh lain adalah orang duduk dikursi goyang, yang mengoyanggoyangkan kursinya, akan semaikin rileks dan akhirnya tertidur.
7. Shock to nervous system (kejutan pada sistem saraf)
Ada dua cara yang digunakan untuk dapat secara cepat
mengalihkan pengawasan pikiran sadar terhadap pintu gerbang
bawah sadar. Bila ini berhasil dilakukan, pikran bawah sadar akan
dapat diakses dengan cepat dan leluasa.96
Cara pertama adalah dengan membuat pikiran sadar
menjadi bosan (misalnya dengan Ericksonian dan relaksasi
progresif) dan yang kedua adalah membuat pikiran sadar “kaget”.
Caranya adalah dengan memberian kejutan yang tidak disangkasangka sehingga pikiran sadar, untuk sesaat, menjadi bingung
karena berusaha mencari makna dari kejadian itu. Pada pikiran
sadar “kaget”, pintu gerbang bawah sadar terbuka untuk sesaat,
karena penjaganya sedang lengah dan pada saat itu dapat
dimasukkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar. Sugesti yang
dimasukkan bisa berupa perintah agar subjek menjadi rileks atau
tidur.97
Teknik induksi yang menggunakan kejutan pada sistem
saraf biasa disebut juga dengan teknik induksi cepat. Bila
dilakukan dengan tepat dan efektif, tenik ini bisa dengan cepat
membawa subjek masuk kekondisi hipnois yang dalam. Dalam
mlakukan induksi, seorang hipnotis perlu dengan hati-hati memilih
pendekatan untuk menyampaikan sugesti atau induksi. Pendekatan
96 Ibid., hlm. 99-100
97 Ibid., hlm. 100 47
yang dipilih bergantung pada kepribadian subjek yang akan
diinduksi.
c. Gelombang otak
Secara alami, otak bersifat kekal atau konservatif. Ia merekam
seluruh sejarah evolusi kehidupan di bumi dengan strukturnya yang
begitu kompleks.98 Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls
listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak,
diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo
adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro
volt. Frekuensi adalah kecepatan pemancaran listrik yang diukur dalam
cycle per detik, atau hertz Frekuensi impuls menentukan jenis
gelombang otak yaitu beta alfa, theta, dan delta Jenis atau kombinasi
dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu
Saat.99
1. Beta
Pada kondisi Beta, gelombang otak adalah 12-25Hz. Ini
adalah kondisi konsentrasi yang muncul ketika seseorang sedang
mengerjakan sesuatu yang sulit dan perlu berpikir keras. Pada saat
ini otak hanya mempunyai kemampuan fokus tunggal. Kondisi
beta cocok untuk tujuan menyelesaikan suatu pekerjaan secara
serius, seperti mengerjakan soal, ngebut, mengerjakan tugas kritis
dan serius. Musik yang riang dan cepat dapat membantu mencapai
kondisi otak ini.100
2. Alfa
Kondisi Alfa mempunyai gelombang otak dengan frekuensi
8-12Hz. Kondisi tenang ini memungkinkan otak untuk multifokus,
memperhatikan beberapa hal sekaligus. Kondisi Alfa sangat tepat
untuk belajar yang bersifat menyerap, memahami, menghafalkan
98 Danah Zohar dan Lan Marshall, op. cit., hlm. 37
99 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 53
100 http://sepia.blogsome.com/hipnoterapi/#postcomment/12/07/2006 48
pengetahuan, karena pada kondisi ini otak menjadi siap belajar dan
waspada yang rileks.101 Musik yang sedang dan ringan dapat
membantu tercapainya kondisi Alfa.
3. Theta
Gelombang otak Theta adalah 4-8Hz, yang merupakan
keadaan setengah sadar. Pada kondisi ini ide kreatif banyak muncul
karena peran otak bawah sadar menjadi lebih dominan. Kabarnya,
otak bawah sadar mempunyai kemampuan lebih besar 7:1
dibanding otak sadar. Itulah mengapa seringkali penyelesaian
masalah muncul saat hampir tidur atau saat bangun tidur. Kondisi
Theta juga merupakan kondisi untuk mengakses alam bawah sadar
karena informasi secara berkala dikirim dari suatu area kearea yang
lain dari hipokampus ketempat penyimpanan yang lebih permanen
di korteks.102
4. Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada
kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran
nirsadar (unconsciaus mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya
menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan
memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi
sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya.
Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar’ yang mendasari
kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga
memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat
dalam.103
3. Aplikasi Hipnosis Sebagai Terapi
Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan
masalah mental dan fisik (psikosomatis). Hipnosis bukan sekedar tontonan
101 Danah Zohar dan Fan Marshall, op. cit., hlm. 63
102 Ibid., hlm. 63
103 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 58 49
saja, tetapi juga bermanfaat menyembuhkan dan memotivasi orang
menjadi lebih baik.104 Terapi menggunkan hipnosis pada umumnya
mencakup penggunaan metode-metode sebagai berikut: pertama, saran
(suggestion). Kedua, kepercayaan atau keimanan (menggunakan metode
placebo effect). Ketiga, visualisasi atau imagery.
105
a. Saran (sugestion)
Sugesti adalah tindakan memasukkan sesuatu ke dalam pikiran
seseorang, suatu proses mental dimana pikiran atau gagasan yang
menjadi sugesti itu diterima atau dijalankan. Harus diingat bahwa
suatu sugesti tidak bisa memberi kesan pada bawah sadar tanpa
persetujuan pikiran sadar.106
Saran hipnotis dalam berbagai bentuk digunkan selama berabadabad untuk mereduksi kegagalan, mengubah perilaku dan membantu
dalam prosedeur-prosedur pembedahan. Saat ini secara meluas
digunakan bagi perokok dan kecanduan obat-obatan, kegelisahan dan
phobi-phobi. Teknik-teknik hipnotis medis barat secara tipikal
memasukkan induksi keadaan kesadaran yang berubah, yang sering
disebut keadaan tak sadarkan diri.107
Pertama kali pasien diminta rileks, kemudian menggeser perhatian
mereka dari dunia ekstrernal ke fokus internal yang sangat terbatas.
Pada keadaan ini, pasien diberi saran-saran yang bermanfaat: misalnya
perintah untuk merasakan bahwa rokok itu sangat memualkan pada
terapi terhadap pecandu rokok. Dengan perintah-perintah yang disusun
yang sedemikian rupa, seorang hipnoterapis memandu pasien untuk
memasukkan gambaran-gambaran baru ke dalam alam bawah sadar.
Karena alam bawah sadar tidak mampu membedakan gambaran
imajinasi terhadap kondisi nyata, maka gambaran imajinasi tersebut
104 http://www.republikaonline.info/romyrafael.03/04/2006
105 R.N.l. O’riordan, Seni Penyembuhan Alami; Rahasia Penyembuhan Melalui Energi
Ilahi, diterjemahkan dari buku The Art Of Sufi Healing, terj. Sulaiman Al-Kumayi, M.A (Jakarta:
PT. Pasirindo Bungamas Nagari, 2002), hlm. 72
106 Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, op. cit., hlm. 30
107 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 72 50
akan ditanggapi sebagai kondisi nyata. Ketika kemudian pasien telah
sadar sepenuhnya (kondisi Beta dan Alpha) maka alam bawah sadar
telah mempunyai gambaran lain terhadap kondisi nyata, misalnya
terhadap rokok yang semula dipandang nikmat tiba-tiba dipandang
memualkan.108
b. Kepercayaan atau keimanan
Kitab-kitab suci menceritakan tentang sangat kuatnya keimanan.
“Segala sesuatu adalah mungkin bagi ia yang mempercayai”.
Keyakinan yang mantap merupakan sumber kekuatan yang paling
bagus yang dapat dikembangkan.109 Maka orang yang benar-benar
percaya bahwa mereka akan disembuhkan, pasti akan disembuhkan.
Ilmu kedokteran menyebut fenomena ini “placebo effect”
110 dan
merupakan sebuah pengobatan efektif dengan menyebut beberapa hal
untuk mengkondisikan orang secara dramatis agar memperbaiki diri
sendiri saat mereka diberi apa yang harus dipikirkan. Pada
kenyataannya, cara-cara ini memberi manfaat psikologis. Karena
mereka mempercayai, maka ia akan membantu mereka, sehingga
terjadilah apa yang diingikan. Ketika mereka mengatakan kepada pil
ini tidak akan menyembuhkan kepada mereka, maka ada efek negatif
atau efek “nocebo”.111
Dalam penelitian kedokteran selalu dibutuhkan apa yang disebut
kelompok “kontrol”. Sejumlah orang dalam suatu kelompok dari obat
yang diselidiki. Kelompok lainnya diberi subuah placebo. Pengaruh
atas kedua kelompok itu dipelajari. Akan ditemukan bahwa terdapat
108 http://sepia.blogsome.com/hipnoterapi/#postcomment/12/07/2006
109 Dr. Patricia Patton, EQ (Kecerdasan Emosional); Landasan Untuk Meraih Sukses
Pribadi Dan Karir (Mitra Media, 2000), hlm. 124
110 Placebo effect adalah pengaruh suatu substansi yang tidak mempunyai pengaruh fisik,
digunakan ketika menguji obat-obat baru atau diberikan kepada pasien yang menderita penyakit
tertentu.
111 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 74 51
presentasi besar dari kelompok kontrol yang menaggapi placebo persis
seperti mereka yang minum obat sebenarnya.112
Komponen placebo atau nocebo hadir dalam segala interaksi
terapiutik. Kata-kata, harapan-harapan dan sistem keimanan tampak
menggerakkan respon penyembuhan sehingga mempengaruhi
kesembuhan atau kematian pasien. Perubahan spontan terjadi dalam
semua jenis penyakit, yang lazim selama 2-3 minggu periode
menunggu sesuai janji seorang dokter, tubuh menyembuhkan dirinya
sendiri. Karena batin sebagai sarana penyembuhan.113 Sebaliknya,
orang-orang dengan penyakit AIDS atau kanker, para dokter
menyampaikan kepada mereka bahwa detik-detik kematian tinggal
menunggu saatnya. Selama menderita penyakit tersebut, beberapa
pasien menerimanya dengan suka rela informasi-informasi sang
dokter.114
c. Visualisasoi (imagery)
Visualisasi atau imargery (semacam teknik perumpamaan)
merupakan cara yang termudah untuk merumuskan suatu gagasan
dengan memandangnya dalam mata mental sebagai suatu kenyataan.
Setiap gambaran yang ada di alam pikiran adalah perwujudan dari
benda yang diharapkan dan bukti dari benda yang belum terlibat.
Gagasan dan pikiran tersebut suatu hari akan menjadi kenyataan dalam
dunia realitas apabila kita tetap setia kepada gambaran mental tadi.115
Proses berpikir seperti ini akan tertanam di dalam pikiran yang
kemudian akan terwujud sebagai kenyataan dan pengalaman hidup.
Seperti sebuah bangunan yang merupakn bayangan mental dari arsitek
dan perancangan setelah dituangkan dalam bentuk gambar kemudian
diwujudkan dalam alam nyata.116
112 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 74
113 Benyamin O. Bib dan Joseph J. Weed, Rahasia Daya Batin; Untuk Penyembuhan
Jarak Jauh (Semarang: Dahara Prize, 2001), hlm. viii
114 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 74-75
115 Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, op. cit., hlm. 66
116 Ibid., hlm. 66 52
Pada dasarnya, visualisasi bisa digunakan untuk berbagai tujuan,
termasuk dalam penyembuhan, menciptakan keadaan-keadaan baru,
melepaskan peristiwa-peristiwa lama, menambah keahlian-keahlian
atau relaksasi sederhana. Sebenarnya, kita dapat menggunakan
kekuatan pikiran untuk memperluas atau menciptakan realitas.
Pengalalaman ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan tentang diri
sendiri, dunia dan imij-imij kita.117
Bila bayangan visual dapat dibentuk dan ditambahkan kepada
sugesti lisan, maka sugesti itu akan menjadi lebih kuat. Ada
kecenderungan pada pihak bawah sadar untuk melaksanakan bayangan
visual yang lama dan diulang-ulang.118
Sebuah contoh bayangan visual sebagi perawatan adalah: dalam
merawat perempuan yang terlalu gemuk, hipnotis menginstruksikan
supaya subjek mendapatkan foto dirinya ketika masih lansing. Jika
subjek tidak punya foto yang dimaksud, maka hipnotis meminta
kepada subjek untuk menggunting gambar anak perempuan yang
memakai pakaian renang dari majalah. Selanjutnya hipnotis
menyarankan subjek menempelkan gambar tersebut di cermin. Setiap
kali subjek bercermin ia harus berpikir, “itulah saya”. Setiap kali
subjek mau tidur diwaktu malam, ia harus membayangkan dirinya
seperti yang diinginkan, seperti gambar di majalah itu.119
Mengembangkan motif supaya sugesti dapat diterima, adalah
penting. Menimbulkan emosi tertentu dan mengaitkan dengan sugesti,
dapat membuat sugesti itu lebih efektif. Ini dapat menggunakan katakata atau bayangan visual atau keduanya. Keinginan mendapatkan
sukses dalam terapis merupakan emosi yang ditimbulkan.
117 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 75
118 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 77
119 Ibid., hlm. 78
sumber : http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/34/jtptiain-gdl-s1-2007-nurhadinim-1688-bab2_410-9.pdf
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...