Friday, 16 January 2015

PSIKOANALISA DAN HIPNOTERAPI


PSIKOANALISA DAN HIPNOTERAPI 

A. Definisi Psikologi dan Psikoanalisa 
1. Definisi Psikologi 
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu dari kata psyche
yang berarti jiwa (ruh) dan dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi secara 
etimologi psikologi sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang 
jiwa atau sering dikatakan dengan ilmu jiwa.1
 Apabila ditinjau secara 
terminologi arti ilmu jiwa itu sendiri masih kabur, karena tidak seorang 
pun yang tahu arti yang sesungguhnya dari jiwa itu sendiri. Dari 
kekaburan hakekat jiwa tersebut kemudian banyak bermunculan para 
sarjana dengan berbagai pendapatnya didalam mendefinisikan psikologi 
atau ilmu jiwa sesuai dengan pengalaman dan minatnya masing-masing 
sehingga muncul berbagai aliran dalam psikologi.2
1. Wilhelm Wundt 
Menurut Wilhelm Wundt psikologi itu merupakan ilmu 
pengetahuan tentang kesadaran manusia. Wundt percaya bahwa gejalagejala jiwa tersusun dari beberapa elemen. Sehingga dalam 
menganalisa elemen-elemen kejiwaan para ahli psikolog mempelajari 
melalaui proses elementer dari kesadaran manusia. Dari sisnilah data 
diketahui bahwa obyek utama dalam psikologi menurut Wilhelm 
Wundt adalah kesadaran.3
2. Wiliam James 
Menurut bapak psikolog Amerika Serikat, yang telah 
mempelopori berdirinya aliran fungsionalisme ini, psikologi 
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kesadaran manusia. 
Sedangkan kesadaran manusia itu sebagai hasil adaptasi manusia 
1
 Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hlm. 1 
2
 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 
hlm. 9 
3
 Dr. Bimo Walgito, op. cit., hlm. 7  14
dalam usaha melestarikan dan mempertahankan jenisnya. Kesadaran 
manusia itu bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan suatu 
proses yang mengalir terus menerus. Berdasarkan pada konsep 
kesadaran manusia yang lebih bersifat dinamis. Dan hakekat psikologi 
pada manusia adalah dinamis.4
 William James juga menegaskan, 
bahwa tujuan dari semua pemikiran yang ada, hanya untuk 
meningkatkan taraf hidup dan memperkaya kehidupan, baik secara 
sadar maupun tidak sadar. Jadi semua kebenaran mengandung sifatsifat pragmatis.5
 Maka dari itu kita tidak akan mampu menerangkan 
pengetahuan tentang kesadaran manusia tanpa kita mempelajari dan 
memahami keadaan-keadaan tertentu dari kesadaran tersebut yaitu 
tingkah laku. 
3. Clifford T. Margan 
Menurut Clifford T. Margan psikologi adalah ilmu yang 
mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan. Jadi para 
psikolog secara sistematis akan mengamati tingkah laku baik binatang 
maupun manusia. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya antara 
tingkah laku dan tingkah laku hewan itu banyak kesamaannya. Oleh 
karena itu studi tentang tingkah laku binatang dapat memberi bantuan 
besar kepada para psikolog didalam memahami tingkah laku manusia.6
2. Definisi Psikoanalisa 
 Psikoanalisa secara etimologi dalam kamus bahasa Inggris 
berasal dari dua kata, yaitu “psyche” artinya jiwa atau hati dan “analysis” 
artinya uraian atau analisa. Jadi psikonalisa adalah uraian atau analisa 
jiwa.7
4
 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Perkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh 
Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 89 
5
 Dr. Kartini Kartono, Psikologi Umum (Bandung: Alumni, 1984), hlm. 154 
6
 Clifford T. Margan, Psikologi Sebuah Pengantar (Jakarta: Prasya Paramita, 1986), hlm. 
10 
7
 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia 
Pustaka Utama, 2000), hlm. 454  15
 Psikoanalisa secara terminologi dalam buku Spiritual Quotiont 
karangannya Danah Zohar dan Lan Marshal adalah mencari sebab-sebab 
perilaku mausia pada dinamika jauh di dalam dirinya atau pada alam 
taksadarnya.8
 Dalam buku Pengantar Psikologi karangan Prof. Dr. Singgih 
Dirgagunarsa memberiakn definisi psikoanalisa adalah psikologi yang 
sifatnya menganalisa dan melihat jauh kedalam jiwa seseorang.9
 Setelah mengetahui definisi psikoanalisa di atas kiranya tidak 
berlebihan kalau definisi tersebut menyadur pendapatnya Sigmund Freud. 
Ia mengatakan psikoanalisa adalah suatu pandangan tentang manusia, 
dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral.10 Pandangan ini 
mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati 
pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. 
B. Sejarah dan Perkembangan Psikologi 
Sejak abad ke-19, psikologi telah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu 
pengetahuan. Psikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang paling 
muda dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu kalam, biologi dan 
filsafat. Istilah psikologi sebenarnya sudah ada sekitar abad ke-4 SM. 
Akan tetapi psikologi pada saat itu masih merupakan bagian yang tidak 
terpisahkan dari filsafat. Jadi orang yang dikatakan filosof pada zaman itu 
ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan (kata-kata filsafat berasal 
dari philes artinya cinta dan shopia artinya ilmu atau pengetahuan). Pada 
zaman itu belum ada spesialisasi dalam lapangan keilmuan, maka dapat 
dikatakan bahwa semua ilmu tergolong dalam apa yang disebut filsafat. 
Para ahli filsafat sendiri banyak yang mengatakan bahwa filsafat 
merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. 
8
 Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ; Meningkatkan Kecerasan Spiritual Dalam Berfikir 
Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), 
hlm. xvii 
9
 Prof. Dr. Singgih Dirgagunarso, Pengantar Psikoogi (Jakarata: Mutiara, 1983), hlm. 61 
10 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanlaisa, terj. Dr. K. Bertens (Jakarta: 
Gramedia, 1984), hlm. xii  16
Tokoh filsafat yang paling terkenal dalam penyelidikannya tentang 
kehidupan jiwa manusia (psikologi) dan alam adalah Plato dan 
Aristoteles.11 Plato lebih terkenal dengan aliran pemikirannya idealisme, 
dimana jiwa manusia menurut Plato terbagi dalam dua bagian yaitu jiwa 
rohaniah dan jiwa jasmaniah. Jiwa rohaniah lebih bersifat abadi, 
sedangakan jiwa jasmaniah akan gugur bersamaan degan matinya orang 
tersebut.12 Selain itu menurutnya dunia kejiwaan ini berisi ide-ide yang 
berdiri sendiri terlepas dari pengamatan hidup sehari-hari. Hal ini terutama 
terdapat pada orang dewasa dan kaum intelektual, dimana mereka akan 
dapat mebedakan mana jiwa dan mana badan. Tetapi pada anak kecil 
masih tercampur antara benda yang konkrit dengan ide, oleh karenanya 
anak kecil belum dapat mebedakannya. Jiwa yang diungkapkan oleh Plato 
ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari pendapat yang 
dikemukakan oleh Socrates. 
Kalau menurut Aristoteles jiwa itu merupakan kesempurnaan awal 
terhadap jasmani alami menuju satu kehidupan yang memilki kekuatan. 
Sedangkan yang dinamakan manusia menurut Aristoteles adalah yang 
memiliki jiwa sebagaimana mahluk-mahluk yang lain. Adapun hubungan 
antara jiwa dan jasmani merupakan hubungan antara benda dan bentuknya. 
Dalam mendefinisikan jiwa aristoteles dikenal yang paling sempurna 
diantara filosof Yunani lainnya.13
Masa reneisance merupakan masa pencerahan bagi semua cabang 
ilmu pengetahuan, karena pada masa reneisance inilah mulai banyak 
bermunculan para ilmuan dengan berbagai pemikirannya sehingga terjadi 
perkembangan yang begitu pesat pada ilmu pengetahuan termasuk 
psikologi. Jadi mulai abad ke-17 telah tampak pengaruh cara berfikir ilmu 
alam kedalam psikologi yang mana ilmu pengetahuan pada saat itu 
11 M. Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar (Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm. 14 
12 Soedjono D, Pengantar Psikologi Untuk Studi Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan
(Bandung: Tarsita, 1983), hlm. 7 
13 Dr. Amir An-Najjar, Ilmu Jiwa Dan Tasawuf, terj. Hasan Abrori (Jakarta: Pustaka 
azzam, tt), hlm. 23-30  17
diarahkan sebagai suatu cara yang paling obyektif di dalam memahami 
dan memecahkan masalah-masalah ilmiah, misalnya penggunaan metodemetode empiris yang mengutamakan observasi dari autentik kedalam 
psikologi. Sedangkan tokohnya yang terkenal Francis Bacan dan John 
Locke mereka berdua mengikuti fahan yang beraliran empirisme. Menurut 
Francis Bacan berfikir secara psikolatif adalah lebih baik sebagaimana 
yang dianjurkan oleh Rene Descartes dalam usahanya mencari hakekat 
kebenaran segala sesuatu yang berada di sekitar kita, juga berusaha 
mempelajari hidup rohani manusia. Kalau menurut John Locke, manusia 
itu lahir dengan membawa jiwa yang bersih dan kosong bagaikan meja 
lilin atau kertas putih yang bisa ditulis atau digamabar apa saja menurut 
kehendak penulis dengan demikian perkembangan jiwa manusia sejak 
lahir ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor dari luar, sedangkan 
kemampuan pembawaan tidak diakaui adanya. Teori John Locke ini lebih 
dikenal dengan teoori “tabularasa”.14
Pengaruh cara berfikir ilmu alam kedalam psikologi yaitu 
penggunaan metode berfikir analitik – sintolik ini berlangsung samapai 
abad ke-19, yang lebih dikenal dengan zaman rasionalisme. Adapun pada 
akhir abad ke-19 merupakan titik permulaan psikologi sebagai suatu ilmu 
pengetahuan yang berdiri sendiri yaitu sejak Wilhelm Wundt (Jerman, 
1832 – 1920) yang telah berjasa melepaskan psikologi dari filsafat dan 
ilmu alam dengan mendirikan laboratorium psikologi yang pertama kali di 
Leibzig pada tahun 1875. Kemudian diakui dan disahkan di Universitas 
Leibzig pada tahun 1886. Jadi sejak pengesahan tersebut psikologi berarti 
telah diakui sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.15
Sedangkan dalam proses yang selanjutnya psikologi mengalami 
kemajuan yang sangat pesat yaitu sejak perang dunia yang ke-2 khususnya 
di Amerika Serikat dan Eropa. Selama berlansungnya perang duni II ini 
para psikolog berusaha dengan sekuat tenaga untuk meringankan beban 
14 Prof. H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bina Aksara, 1994), hlm. 27 
15 M. Dimyati Mahmud, op. cit., hlm. 14  18
penderitaan yang dialami oleh rakyat dan berusaha membantu pemerintah 
masing-masing untuk memenangkan perang. Pengetahuan dan metode 
mereka diterapkan untuk ikut memecahkan masalah-masalah teknis dan 
strategi militer, disamping masalah-masalah sosial lainnya. 
Sehingga pada permulaan abad ke-20 psikologi semakin 
berkembang kearah pengkhususan tentang aspek kehidupan manusia yang 
masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda antara yang satu dengan 
yang lainnya, sehingga pada abad ke-20 inilah psikologi sebagai ilmu 
pengetahuan telah mempunyai banyak aliran-aliran dengan spesialiasi 
bidang penelitian masing-masing.16 Seperti ilmu jiwa dalam, psikologi 
piker, psikologi analitis.17
Bertitik dari kebutuhan manusia yang konkrit dan demi untuk 
mencapai tujuan hidup manusia yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan di 
dalam mempengaruhi kehidupan ini, manusia perlu wawasan tentang 
psikologi selain wawasan tentang agama. Maka dari itu banyak manusia 
yang berusaha untuk mempelajari tentang kehidupan dan tingkah laku 
manusia, kemudian mereka berusaha membangun ilmu pengetahuan 
mengenai tingkah laku yang sekarang disebut dengan psikologi. 
C. Aliran-Aliran Dalam Psikoanalisa 
Bersamaan dengan perkembangan dari kemajuan ilmu pengetahuan 
para ahli psikoanalisa mengembangakan sistematika dan metodenya 
sendiri-sendiri menurut pengamatan pribadi mereka masing-masing, 
sehingga ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Walaupun 
masing-masing diantara mereka adalah murid dari Sigmund Freud sebagai 
peletak dasar psikoanlisa. 
16 Ibid., hlm. 15 
17 Ilmu jiwa dalam (psikologi dalam) yaitu aliran yang berusaha menyelidiki tentang 
kejiwaan yang berada di bawah sadar manusia. Psikologi individu, aliran yang berusaha 
menyelidiki kehidupan manusia dari segi pribadi perorang menurut sumber pokok hidup 
kejiwaannya. Psikologi analitis, mempelajari kehidupan manusia dari segi lapisan jiwa sadar dan 
jiwa tidak sadar.  19
Sejak itulah muncul apa yang dinamakan dengan aliran-aliran atau 
tokoh-tokoh dalam psikoanalisa. Semangat para ahli psikologi dalam 
berkompetisi mendapat penemuan-penemuan baru semakin terlihat 
sehingga antara aliran yang satu dengan aliran yang lainnya terjadi saling 
kritik dan koreksi. Dari kritik tersebut dapat menghasilkan teori yang 
dapat digunakan sebagai dasar teori-teori aliran dalam psikoanalisa 
modern yang terkenal pada masa kini, antara lain: 
1. Sigmund Freud (1856 – 1939) 
Psikoanalisa ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasienpasien histeris yang kemudian Freud menarik kesimpulan-kesimpulan 
teoritis dari penemunya di bidang praktis.18
Dari perhatian Freud terhadap neorologi mendorongnya 
mempertinggi kecakapannya dibidang neoralasi ini, Freud kemudian 
belajar kepada Jean Martin Charcat (1825 – 1893) yang merawat 
pasiennya menggunakan metode hipnotis. Berhubung Freud merasa 
belum puas menggunakan metode hipnotis, ia kemudian belajar 
kepada Joseph Breuer yang berusaha menggunakan pasiennya dengan 
mengajak bicara (percakapan). Tetapi itu semua belum biasa memberi 
kepuasan kepada Sigmund Freud.19
Psikoanalisa muncul di tengah-tengah psikologi yang 
memprioritaskan penelitiannya di atas kesadaran dan memandang 
kesadaran sebagai aspek utama dari kehidupan mental. Menurut Freud 
kesadaran itu hanyalah sebagian kecil saja dari kehidupan mental 
sedangkan bagian yang terbesar justru ketidaksadaran atau alam tak 
sadar. Freud megibaratkan alam sadar dan alam tak sadar sebagai 
sebuah gunung es yang terapung. Dimana bagian yang muncul 
kepermukaan air adalah alam sadar yang jauh lebih kecil daripada 
bagian yang tenggelam yaitu alam tak sadar.20
18 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanlaisa, op. cit., hlm. xii 
19 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 
hlm. 12 
20 E. Koeswara, Teori-Teori Kepribadian (Bandung: Eresco, 1991), hlm. 28  20
Jadi berbagai kelainan tingkah laku dapat disebabkan karena 
faktor-faktor yang terdapat dalam alam ketidaksadaran. Oleh karena itu 
untuk mempelajari jiwa seseorang kita harus menganalisa jiwa orang 
tersebut sampai kita dapat melihat keadaan dalam alam 
ketidaksadarannya yang terletak jauh di dalam jiwa orang tersebut, 
tertutup oleh alam kesadaran. Karena sifatnya yang menganalisa dan 
melihat jauh kedalam jiwa seseorang itu, maka psikologi Freud disebut 
dengan psikoanalisa atau juga dikenal dengan nama psikologi dalam. 
Disamping itu Freud juga percaya bahwa faktor-faktor yang berada 
dalam ketidaksadaran, bukanlah merupakan faktor-faktor yang statis 
melainkan masing-masing mempunyai kekuatan yang membuat 
dinamis, sehingga psikologi Freud dapat pula disebut sebagai psikologi 
dinamik.21
2. Alfred Alder (1870 – 1937) 
Teori dasar yang diajukan oleh Alfred Alder adalah teori 
tentang mekanisme kompensasi (compensatory mechanism). 
Dikatakannya, bahwa tiap-tiap orang pada waktu lahir dan pada masa 
bayinya berada dalam keadaan lemah; secara pembawaan ia tidak 
berdaya karena organ-organ tubuhnya masih inferior, masih belum 
dapat berfungsi untuk melindungi dirinya sendiri (organ inferiority). 
Karena itu, setiap bayi harus menggantungkan hidupnya sepenuhnya 
kepada ibunya. Tanpa bantuan orang lain, maka bayi itu tidak akan 
dapat bertahan untuk terus hidup. Keadaan sepenuhnya tergantung 
pada orang lain ini disebut totally dependent. Tetapi justru karena 
adanya organ inferiority dan totally dependent ini pada manusia 
terdapat hasrat untuk mengkompensasikan kelemahan-kelemahan itu 
dengan suatu kehendak untuk berkuasa (will to power). Demikianlah 
maka manusia berusaha untuk mengembangkan akalnya, menambah 
21 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 62  21
pengetahuannya dan sebagainya agar bisa menguasai alam 
sekitarnya.22
Mekanisme kompensasi pada tiap-tiap orang berbeda-beda, 
demikian menurut pendapat Alder. Tiap orang mempunyai gaya hidup 
(life style) sendiri dalam usaha mengkompensasi kekurangankekurangannya. Karena itu Alder berpendapat bahwa untuk 
mempelajari jiwa seseorang, kita harus mempelajari orang tersebut 
secara khusus, secara individual dan kita tidak dapat terlalu berpegang 
pada hukum umum yang berlaku bagi setiap orang. Jadi, cara Alder 
menganalisa jiwa seseorang adalah bersifat individual, karena itu 
Alder dikenal pula sebagai tokoh individual psychology.
23
Satu hal lagi dari Alder yang perlu dikemukakan di sini adalah 
penemuannya tentang gejala synaesthesia. Synaesthesia adalah gejala 
yang ditemukan Alder dalam penelitian-penelitiannya yang 
menyangkut bidang persepsi. Gejala ini merupkan suatu pengamatan 
yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Faktor-faktor yag 
berperan dalam persepsi adalah pertama, objek yang dipersepsi. 
Kedua, alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf. Ketiga, 
perhatian.24
3. Otto Rank (1884 – 1939) 
Tokoh psikoanalisa yang juga menekankan pada pentingnya 
keadaan atau peristiwa pada masa anak-anak bagi perkembangan 
kepribadian selanjutnya adalah Otto Rank. Tetapi berbeda dari Freud 
yang menekankan pada dorongan-dorongan seksuail yang sudah ada 
sejak anak masih kecil sekali, Rank berpendapat bahwa yang penting 
bagi perkembangan kepribadian seseorang adalah peristiwa kelahiran. 
Pada waktu anak dilahirkan, anak itu akan menglami trauma (keadaan 
yang sangat tidak menyenangkan yang memberi bekas yang mendalam 
pada kepribadian seseorang) karena itu dipaksakan keluar dari 
22 Ibid., hlm. 70-71 
23 Ibid., hlm. 71 
24 Dr. Bimo Walgito, op. cit., hlm. 70-71  22
kandungan ibunya yang hangat, tentram dan terlindung dari bahaya 
kedunia luar yang asing, dingin dan tidak terlindung. Karena trauma 
kelahiran (birth trauma) inilah maka bayi menangis pada waktu 
dilahirkan. Trauma kelahiran ini disebut juga sebagai pengalaman 
traumatis yang pertama.25
Pengalaman traumatis yang kedua menurut Rank terjadi pada 
waktu anak itu disapih, jadi pada waktu ibu menghentikan menyusui 
anaknya sehingga anak dilepaskan dari kontak fisik yang 
menyenangkan dengan ibunya. Selanjutnya kehidupan seseorang 
menurut Rank penuh dengan pengalaman-pengalaman traumatis 
lainnya, seperti misalnya pada remaja yang meningkat dewasa yang 
harus melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tuanya.26
Trauma-trauma ini sering menimbulkan gangguan jiwa yang 
disebut anxiety, yaitu semacam perasaan takut-takut atau was-was 
yang terus menerus yang tidak tentu objeknya dan tidak tentu pula 
alasannya. Dalam bentuk klinis atau abnormal kecemasan ini khas bagi 
gangguan panik, gangguan kecemasan yang digeneralisasikan dan 
gangguan obsesif-kompulsif.27
4. Carl Gustaf Jung (1875 – 1961) 
Jung adalah murid Freud yang terkenal dengan pahamnya sendiri 
mengenai psikoanalisa yaitu psikologi anlitis. Ia berpendapat bahwa 
kepribadiam manusia tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak 
disadari yang terjadi sejak lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh peristiwaperistiwa yang pernah dialami nenek moyangnya. Alam 
ketidaksadaran yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman nenek 
moyang ini disebut ketidaksadaran kolektif dan isi dari ketidaksadaran 
kolektif ini disebut archetype. Archetype ini menjadi pusat tenaga 
ketidaksadaran; lalu mendorong setiap manusia untuk berbuat sama 
25 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 71-72 
26 Ibid., hlm. 72 
27 Linda De Clerq, Tingkah Laku Abnormal; Dari Sudut Pandang Perkembangan
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994), hlm. 49  23
dan mereaksi sama terhadap suatu peristiwa.28 Untuk mengetahui isi 
alam ketidaksadaran itu dalam usaha mengevaluasi kepribadian 
seseorang, Jung terkenal dengan tekniknya yaitu world association test
(WAT), yaitu semacam test yang terdiri dari sederetan kata-kata 
rangsang dimana orang diperiksa diminta untuk memberikan reaksinya 
terhadap kata-kata rangsang tersebut. Dari kata-kata reaksi ini dapat 
diduga bagaimana isi alam ketidaksadaran orang yang bersangkutan.29
Jung juga terkenal dengan typology-nya, yaitu usaha untuk 
menggolong-golongkan orang berdasarkan type-type kepribadiannya. 
Ada dua penggolongan yang dilakukannya yaitu berdasarkan sikap 
hidup, disebut attitude type dan bedasarkan fungsi psikis yang paling 
berperan, disebut functional type.
30
Ditinjau dari segi attitude type, menurut Jung, manusia dapat 
dibagi menjadi tiga golongan kepribadian yaitu type introvert, type 
ekstrovert dan type ambivert. Orang-orang yang tergolong type 
introvert adalah orang yang terlalu menutup dirinya, tidak mudah 
membuka rahasia pribadinya, mudah tersinggung, pendiam, pemalu 
dan lebih suka menyesuaikan dirinya kepada dorongan-dorongan 
dalam dirinya sendiri daripada kepada tuntutan atau kehendak 
lingkungan. Orang yang tergolong type extrovert adalah orang yang 
mempunyai kepribadian yang merupakan kebalikan daripada type 
introvert. Orang extrovert sangat terbuka, periang, mudah bergaul, 
mudah mengadakan kontak sosial dengan orang lain. Type ambivert
adalah tipe antara, yaitu tidak terlalu introvert, tetapi juga tidak terlalu 
extrovert.
31
Menurut Jung fungsi psikis yang paling berperan dibagi menjadi 
dua golongan functional type: pertama, rational type, yaitu orang yang 
28 Dr. Kartini Kartono, Patologi Sosial 3; Gangguan-Gangguan Kejiwaan (Jakarta: PT. 
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 45-46 
29 Dr. Singgih Dirgagunarso, op. cit., hlm. 72-73 
30 Ibid., hlm. 73 
31 Ibid., hlm. 73  24
banyak mempergunakan akalnya dalam melakukan sesuatu. Kedua,
irrational type, yaitu kurang mendasarkan diri pada rasio. Rational 
type masih dibagi menjadi dua, yaitu thinking type yang banyak 
berpikir atau menggunakan pikirannya dan feeling type yang banyak 
menggunakan perasaanya. Irrational type juga dibagi menjadi dua 
golongan lagi yaitu: sensation type yang banyak menggunakan 
pengindraannya dan intuition type yang banyak menggunakan 
intusiya.32
D. Hipnoterapi 
1. Mengenal Hipnosis 
Hipnosis secara bahasa berasal dari bahasa Yunani “hypnos” yang 
artinya “tidur”.33 Sedangkan kata hypnosis secara istilah dalam kamus 
Encarte memiliki makna: pertama, suatu kondisi yang menyerupai tidur 
yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan 
memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka 
terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis. Kedua, teknik atau praktek 
dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam kondisi hipnosis.34
Sedangkan definisi hipnosis dari berbagai literatur yang penulis 
pelajari, para pakar hipnosis masing-masing memberikan definisi untuk 
istilah hipnosis. Beberapa definisi itu antara lain: hipnosis adalah sautu 
kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat 
sugestibilitas meningkat sangat tinggi, suatu kondisi pikiran yang 
dihasilkan oleh sugesti, seni eksplorasi alam bawah sadar dan seni 
komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat 
kesadarannya yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak 
sadar (beta) menuju kondisi rileks (alpha – theta), kondisi ini pikiran 
32 Ibid., hlm. 73 
33 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006 
34 Adi W. Gunawan, Hipnosis; The Art Of Subconscious Communication (Meraih Sukses 
Dengan Kekuatan Pikiran) (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 3  25
menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat 
tinggi. 35
Kata hipnotis berarti orang yang melakukan hipnosis. Pemahaman 
arti kata yang benar sangat perlu untuk berkomunikasi dan memahami apa 
itu hipnosis. 
a. Istilah orang dalam keadaan hipnosis 
Ada beberapa istilah yang tepat yang biasa digunakan untuk 
menyebut orang yang dihipnosis yaitu: 
1. Subjek 
Subjek hipnosis atau cukup disebut dengan kata subjek, 
adalah orang yang digunakan dalam eksperimen ilmiah yang 
menggunkan hipnosis. Banyak buku hipnosis yang menggunkan 
istilah subjek untuk menjelaskan seseorang yang dihipnosis. Dalam 
skripsi ini, untuk memudahkan penyebutan, penulis juga akan 
menggunakan istilah subjek untuk menjelaskan orang yang 
dihipnosis atau berada dalam kondisi hipnosis.36
2. Klien 
Klien adalah orang yang ingin memperbaiki hidupnya 
dengan menggunakan hipnosis dalam aplikasi non-medis atau 
meminta bantuan seorang hipnoterapis profesional untuk 
menggunakan hipnosis dalam aplikasi medis seperti 
mengendalikan rasa sakit, dan sebagainya, yang mendapat 
persetujuan tertulis dari dokter yang sedang menangani kasusnya.37
3. Pasien 
Pasien yang mengalami hipnosis adalah orang yang 
mengalami aplikasi medis dari hipnosis dalam sebuah rumah sakit 
atau klinik kesehatan yang difasilitasi oleh dokter atau seorang 
hipnoterapis dengan supervisi pakar medis, pasien dari klinik gigi 
35 http://www.kompas.info/hipnoterapi_mengarahkan_pikiran_kearah_positif.03/04/2006 
36 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 4 
37 Ibid., hlm. 4  26
atau seorang hipnoterapis dan pasien dari dokter yang memilki 
kualifikasi menggunkan hipnosis sebagai bagian dari terapi yang ia 
lakukan.38
4. Partisipan 
Partisipan adalah orang yang mengalami aplikai hipnosis, 
yang bersifat non medis, yang dilakukan terhadap seseorang atau 
sekelompok orang pada waktu bersamaan. Misalnya seminar 
menejemen stres, atau dalam pertunjukkan atau stage hypnosis atau 
terhadap orang yang ingin mersasakan hipnosis, seperti yang 
dilakukan oleh Masruri yang sedang mempraktikkan hipnosis 
kepada seorang peserta seminar hipnoterapi di Kawedhar Room 
Hotel Santika Jl. A. Yani39
Semua orang sebenarnya dapat dihipnosis, karena semua 
proses hipnosis adalah self hypnosis. Bila subjek tidak ingin, tidak 
bersedia, tidak mengizinkan atau tidak mau bekerja sama untuk 
dihipnosis, subjek itu tidak dapat dihipnosis. Jadi sangat penting 
bagi seorang hipnotis untuk mendapat persetujuan dan bekerja 
sama dari subjeknya. 
b. Sejarah hipnosis 
Hipnosis telah ada sejak awal mula peradaban manusia. 
Fenomena yang kita kenal dengan nama hipnosis telah tercatat 
diberbagai peradaban, diberbagi suku bangsa di muka bumi. Fenomena 
ini, pada zaman dulu dan juga sekarang, selalu dihubungkan dengan 
berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan, kekuatan magis, 
supranatural, klenik dan gendam.40 Bangsa Mesir dan Yunani Kuno 
38 Ibid., hlm. 5 
39 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_2.03/04/2006 
40 Gendam adalah sebuah kemampuan untuk menguasai pikiran seseorang untuk 
diperdaya, dieksploitasi hartanya dengan menggunakan kekuatan gaib atau dengan teknik tertentu. 
Berbeda dengan hipnosis yang didukung para tokoh dari kedokteran, psikiataer dan psikolog, 
pelaku gendam sebagian besar adalah dukun dan penjahat. Ilmu gendam sendiri berfareasi 
bentuknya yaitu; pertama, gendam fisik (murni teknik komunikasi), tapi pada umumnya  27
mempunyai pusat-pusat mimpi yang berfungsi sebagai tempat untuk 
berpuasa, berdoa, dan memohon agar mimpi-mimpi mereka dapat di 
terjemahkan untuk dapat memabantu menyelesaikan masalah dan 
memberikan panduan hidup. Kemungkinan besar, saat mereka berada 
di puasat mimpi, mimpi yang mereka alami adalah mimpi yang 
muncul setelah mereka dihipnosis.41
Wajah hypnos, Dewa Tidur dalam mitologi yunani, layaknya 
sebuah gambar orang suci bagi hipnosis. Dari namanyalah kata dan 
konsep hipnosis muncul. Hingga saat ini, para Hindu penyembuh 
masih melakukan berbagai fareasi teknik penyembuhan yang bersal 
dari zaman kuno yang menggunakan unsur hipnosis. Pada zaman 
Jengiskan Khan, para ahli mistik melakukan praktek sugesti kepada 
bayak orang secara bersamaan untuk menimbulkan efek halusinasi 
visual dan auditori untuk memperkuat kepercayaan terhadap kekuatan 
supranatural dan mintik.42
Dengan sejarah yang sedemikian panjang, khususnya yang 
berkaitan dengan dunia supranatural dan mistik, maka tidak heran bila 
orang memiliki berbagai pandangan dan sikap terhadap hipnosis. 
Nama hipnotisme diciptakan oleh dr. James Braid. Ia memprtunjukkan 
mesmerisme yang didapat pada waktu tertentu dan tidak dapat 
dianggap sebagai akibat dari tipuan. Pada waktu itu, subjek 
mesmerisme sedang panas-panasnya dibicarakan dalam lingkungan 
ilmu kedokteran dan banyak tukang jual obat di pasar berkesimpulan 
bahwa mesmerisme sebagai bidang yang sangat menguntungkan.43
Tetapi fenomena aktual itu disebut setelah penemuan dr. Franz Anton 
Mesmer. Hipnosis yang ada sekarang adalah hasil evolusi teknik dan 
mengeksploitasi mistis. Aktivitas ini termasuk “keajaiban jasmani”). Kedua, gendam kombinasi 
(perpaduan teknik komunikasi dengan “andalan” batin). Ketiga, gendam magis (100 persen magis. 
Termasuk keajaiban rohani). Rumusnya “belum ketemu” tetapi fenomenanya tidak dapat 
dipungkiri. 
41 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 6 
42 Ibid., hlm. 5 
43 W.E. Butler, An Introduction To Telepathy (Telepati Pengantar Komunikasi 
Antarpikiran) (Semarang: Dahara Prize, 2005), hlm. 57-58  28
teori yang dikembangkan oleh banyak tokoh dari kedokteran, psikiater 
dan psikolog, tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut: 
1. Franz Anton Mesmer (1735 – 1815) 
Penelitian hipnosis secara ilmiah diawali oleh franz Anton 
Mesmer. Mesmer adalah seorang dokter di Wina yang memakai 
terapi sugesti magnetisme untuk menyembuhkan pasiennya.44
Teknik ini kemudan dikenal dengan teknik mesmer. Praktek terapi 
sugesti yang Mesmer lakukan menggunakan apa yang ia namakan 
sebagai “sifat alamiah magnetisme hewani”. Mesmer beranggapan 
bahwa pasiennya sembuh karena mendapat transfer magnetisme 
hewani dari dirinya. 
Dari berbagai terapi yang dilalukan, Mesmer akhirnya 
menyimpulkan bahwa semua orang mempunyai magnetisme 
dengan kadar yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang 
mempunyai magnetisme yang lebih kuat, ada yang lebih lemah. 
Magnetisme seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut 
Mesmer, magnetisme seseorang dapat ditransfer ke orang lain atau 
kebenda, seperti kertas, gelas, air, logam atau objek apa saja. 
Dengan demikian, tubuh yang sakit dapat disembuhkan dengan 
transfer magnetisme.45
2. John Elliotson (1791 – 1868) 
Pakar berpengaruuh selanjutnya adalah seorang dokter dari 
Inggris, John Elliotson. Elliotson adalah seorang asisten dokter di 
St. Thomas’s hospital dan Profesor di University Collega di 
London, sekaligus seorang penulis yang sangat produktif. 
Elliotson tertarik pada mesmerisme sekiatar tahun 1817. 
sebagai dokter yang terpandang, saat mereka memberikan kuliah 
mengenai mesmerisme, banyak dokter lain yang mendengarkan 
apa yang ia ajarkan. Dalam prakteknya, Elliotson sangat intensif 
44 http://www.erlangga.info/hipnoterapi.html.04/04/2006 
45 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 6-7  29
menggunakn mesmerisme dan sangat berhasil, khususnya dalam 
pengendalian rasa sakit dan operasi. Sayangnya, dengan 
ditemukannya zat kimia yang mempunyai efek anestetis yang dapat 
membuat mati rasa pada organ tubuh, mesmerisme tidak lagi 
digunakan.46
3. James Esdaile (1808 – 1859) 
James Esdaile mendapat pengaruh langung dari tulisan 
Elliotson dan menjadi seorang pendukung mesmerisme. Esdaille 
bertugas di India pada tahun 1845 hingga 1851. Ia berhasil 
mendorong pemerintah Inggris untuk membangun rumah sakit di 
Calcutta. Hal ini memberinya peluang untuk melakukan 
eksperimen mesmerisme. Dalam waktu enam tahun itu, Esdaile 
menggunakan anestetis hipnosis pada ribuan operasi pembedahan 
minor dan pada lebih dari 300 operasi besar. Setelah kembali ke 
Skotlandia, ia melanjutkan risetnya dan tetap berhubungan dengan 
Elliotson melalui surat menyurat. 
Pada tahun 1846, nitrous oxida dan ether telah sangat 
berasil digunakan dalam pembedahan dan mejadi pilihan dunia 
kedokteran saat ini. Apa yang dilakukan oleh Esdaille dan 
Elliotson dianggap menyimpang dari praktek kedokteran yang 
umum berlaku saat ini.47
4. James Braid (1795 – 1860) 
James Braid adalah orang pertama yang mencoba 
menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu 
psikologi. Ia adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang 
produktif dan andal keturunan Skotlandia.48 Ia juga sangat 
dihormati oleh British Medical Association. Pada tahun 1841, ia 
melakukakn pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek 
yang berada dalam kondisi trans mesmerisme. Setelah pemeriksaan 
46 Ibid., hlm. 7 
47 Ibid., hlm. 8 
48 http://www.hipnoterapi.info/sejarah_hypnosis.html.04/04/2006  30
pertama, ia mulai eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja 
yang ia percaya. Dari hasil penelitian yang ia lakukan, akhirnya 
hipnosis dapat dijelaskan dalam kerangka ilmiah dan diterima 
sebagai suatu teknik pengobatan oleh uania kedokteran inggris. 
Dengan demikian, Braid dipandang sebagai “bapak hipnosis”. 
Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa 
pemfokusan pandangan mata (eye fixation) mengakibatkan suatu 
kondisi kelelahan, misalnya kelopak mata menjadi sangat lelah 
sehingga tidak bisa dibuka oleh subjek. Ia beranggapan, itu adalah 
kunci mesmerisme. Setelah melakukan banyak eksperimen, Braid 
akhirnya mengembangkan teori tentang perhatian mata. Ia meminta 
subjek untuk menatap berbagai objek dari berbagai posisi, 
termasuk memandang matanya dan juga api lilin, dan berhasil 
membawa subjek masuk ke kondisi trans. 
Pada awalnya, Braid menemukan penemuannya sebagai 
neurypnologi. Neurypnologi berasal dari bahasa yunani yang 
berarti nervous sleep. Di kemudian hari, ia menggunakn kata 
neuro-hypnotism yang berasal dari kata hypnos, yaitu dewa tidur 
dalam mitologi yunani. Selanjutnya, emi mempermudah ucapan, ia 
menghilangkan kata neuro. Penemuannya akhirnya diberi nama 
hypnotism atau hipnosis.49
5. Milton H. Erickson (1901 – 1980) 
Erickson dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis 
yang paling kreatif dan inovatif. Kehebatan Erickson di dunia 
praktek psikoterapi setara dengan Freud di dunia perilaku manusia. 
Erickson menjalani hidup yang unik dengan keterbatasan yang ia 
alami, mulai dari buta warna, angka tuli, dan dislexia. Ia juga 
menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada usia 17 dan 51 
tahun. Dalam upaya merehabilitasi dirinya, Erickson mengalami 
49 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 8-9  31
berbagai fenomena hipnosis klasik dan mengerti bagaimana 
memanfaatkan berbagai fenomena itu untuk tujuan terapi. 
Sumbangan paling berharga yang dilkukan Erickson pada 
dunia hipnosis adalah pengembangan teknik sugesti tidak langsung 
dan non-outhoritarian. Dengan cara ini, Erickson mampu membuat 
subjek untuk belajar bagaimana mengalami fenomena hipnosis dan 
bagaimana menggunaan potensi mereka untuk memecahkan 
masalah mereka sendiri. 
Selama lebih dari lima puluh tahun, Erikson melakukan 
eksperimen dan terapi menggunakn hipnosis. Semasa hidupnya, ia 
memberikan seminar dan lokakarya diberbagai belahan dunia. 
c. Mitos dan pandangan yang salah 
Ada banyak mitos dan pandangan yang salah mengenai 
hipnosis. Banyak yang menghubungkan hipnosis dengan kekuatan 
gaib, mistik, praktek ritual, pengendalian pikiran, makhluk halus, 
penipuan. Semua pandangan yang kurang tepat itu berkembang karena 
minimnya informasi yang tepat mengenai hipnosis. Semua ini 
diperparah dengan publikasi di media massa, baik itu surat kabar, 
radio, maupun televisi, yang memberikan informasi tidak tepat 
mengenai hipnosis. Ditambah lagi, salah satu stasiun televisi swasta 
menyiarkan acara tentang hipnosis. Masyarakat yang tidak mempuyai 
pemahaman yang benar akan langsung berangapan bahwa itulah 
hipnosis. Padahal yang ditampilkan di televisi itu salah satu cabang 
dari ilmu hipnosis. 
Hipnosis di Indonesia memang sering jadi kambing hitam 
karena dianggap sebagai alat kejahatan.50 Padahal hipnosis tidak 
seperti itu, yang ada justru hipnotis bisa dijadikan alat untuk 
membantu membuang kebiasaan buruk, pikiran negatif dan 
50 http://www.yorgigusman.info/hipnotis_bukan_alat_kejahatan.04/04/2006  32
menyembuhkan orang sakit psikologis.51 Beberapa pandangan yang 
salah mengenai hipnosis adalah: 
1. Hipnosis merupakan praktek supranatural 
Hipnosis merupakan seni komunikasi antar hipnotis dan 
subjek hipnosis. Kemampuan komunikasi ini dimanfaatkan untuk 
membawa subjek masuk kekondisi alam bawah sadar. Sama sekali 
tidak ada unsur kekautan magis atau mistik yang terlibat.52
2. Hipnosis sama dengan tidur 
Kondisi trans, bila dilihat dari getaran otak, mirip dengan 
kondisi tidur akan tetapi tidak tidur justru hipnosis memperkuat 
konsentrasi.53 Perbedaan utama anatara kondisi tidur dan kondisi 
hipnosis adalah saat tidur kita tidak sadar akan keadaan sekeliling 
kita. Sedangkan pada saat trans, pikiran kita justru sangat sadar dan 
fokus.54
3. Hipnisis dapat mengubah kepribadian 
Hipnosis tidak dapat mengubah kepribadian. Namun dapat 
mengubah pola pikir dari yang negatif ke positif.55 Penelitian yang 
dilakukan oleh pakar hipnosis menunjukkan bahwa hipnosis dapat 
membantu memulihkan suatu kondisi mental, namun tidak bisa 
digunakan untuk memprogram pikiran dan mengubah kepribadian 
subjek.56
4. Hipnosis adalah bentuk penguasaan pikiran 
Pandangan ini tidak benar, subjek walaupun telah masuk 
kedalam kondisi hipnosis atau trans yang dalam, masih tetap sadar 
dan dapat mengendalikan diri sepenuhnya. Semua bentuk hipnosis 
adalah self-hypnosis. Bila subjek tidak mengizinkan atau menolak 
untuk dihipnosis maka hipnotis tidak akan bisa menghipnosis si 
51 http://www.erianugerah.info/alternatif.04/04/2006 
52 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 11 
53 http://www.suaramerdeka.aryahasanuddin/hipnosis.04/04/2006 
54 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12 
55 http://www.elyarnis.info/hipnoterapi.05/04/2006 
56 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12  33
subjek. Jadi orang yang berperan, dia yang mau dihipnosis dan 
kooperatif. Kalau orang dirampok kan dia tidak mau, dia dipaksa.57
Maka ketika ada orang yang mengaku dirinya telah dirampaok 
maupun di tipu melalui hipnosis itu adalah pemahaman yang salah 
mengenai hipnosis. 
5. Hipnosis mengakibatkan lupa ingatan 
Justru, saat subjek berada dalam kondisi terhipnosis atau 
trans, subjek mengalami peningkatan kemampuan mengingat yang 
luar biasa. Kemampuan ini disebut sebagai hypermnesia. 
Hipnosis dapat digunakan untuk menimbulkan efek 
amnesia (lupa ingatan) namun, ini dilakukan dengan tujuan khusus 
dalam saat terapi. Hipnosis tidak dapat digunakan untuk membuat 
orang lupa secara total.58
6. Wanita lebih mudah dihipnosis daripada pria 
Pendapat yang mengatakan seperti itu salah, karena pada 
kenyataannya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan 
perempuan.
59
d. Jenis hipnosis 
Selama ini, orang pada umumnya hanya mengenal satu jenis 
hipnosis. Yaitu stage hypnosis yang ditampilkan di televisi sebagai 
acara hiburan. Dengan semakin banyak orang menonton acara TV 
tersebut, perlahan pasti mulai terbentuk pandangan mengenai apa itu 
hipnois.60 Pandangan itu belum tentu benar sepenuhnya. Berikut ini 
adalah jenis hipnosis dan manfaatnya. 
1. Stage hypnosis
Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk 
pertunjukan hiburan. Dalam stage hypnosis, hipnotis memilih 
57 http://www.republikaonlen.info/penyebuhan_penyakit_dengan_hipnosis.05/04/2006 
58 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 12-13 
59 http://www.teddyhidayat.info/bagaimana_cara_kerja_ hipnotis.05/04/2006 
60 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 13  34
subjek dari antara penonton, yang setelah melewati serangkaian uji 
sugestibilitas, membuat subjek tersebut masuk kedalam kondisi 
trans. Kira-kira satu diantara setiap lima orang selalu siap untuk 
menerima sugeti dalam hipnosis. Presentas orang-orang ini sering 
bisa mencapai trans yang cukup mendalam,61 kemudia juru 
hipnotis memberikan “program” yang dimasukkan biasa “anehaneh” dan tidak masuk akal, misalnya seorang pria mengaku hamil, 
hand phone jadi sepatu, menjadi penyayi terkenal dan lain 
sebagainya. Semua program itu dijalankan dengan sangat baik dan 
subjek tidak sadar akan keanehan perilakunya.62
 Meskipun program dimasukkan ke pikiran bawah sadar 
adalah program yang “tidak masuk akal”, hal itu tidak akan 
berakibat buruk pada subjek. Program yang tidak masuk akal itu 
akan terhapus karena kalah kuat dengan program dasar yang ada di 
alam bawah sadar. Bawah sadar dapat dipengaruhi paling mudah 
lewat hipnosis jika sesuai dengan program dasarnya.63 Jadi, 
semakin tidak masuk akal program yang diberikan justru semakin 
aman. 
2. Clinical hypnosis atau hypnoterapy
Clinical hypnosis atau hypnoterapy secara umum dapat 
diterjemahkan sebagai terapi menggunakan hipnosis dalam 
menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Jika 
seseorang sudah mulai mencoba teknik hipnosis untuk 
“menidurkan” seseorang dan berhasil, perasaan yakin pada dirinya 
tentu mulai muncul bahwa dia mampu menghipnosis orang lain, di 
luar dirinya.64
61 Bradford Chambers, How To Hipnotize (Bagaimana Cara Menghipnotis) (Semarang: 
Dahara Prize, 2005), hlm. 7 
62 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 13 
63 Leslie M Lecron, Self Hypnotism; The Technique And Its Use In Daily Living
(Hipnotisme Pribadi; Bagaimana Tekniknya Untuk Kehidupan Sehari-Hari), (Semarang: Dahara 
Prize, 2004), hlm. Hlm. 1 
64 http://www.suaramerdeka.info/hipnoteri_rawan_disalahgunakan.05/04/2006  35
Satu hal yang perlu dicermati, walaupun dapat digunakan 
untuk mengobati banyak penyakit, hipnoterapi tidak dapat 
menyembuhkan semua masalah yang berhubungan dengan 
psikologis dan medis. Misalnya, orang yang sakit usus buntu tetap 
harus menjalani operasi. Dia tidak mungkin bisa sembuh hanya 
karena menggunkan hipnosis. Dalam kasus usus buntu, hipnosis 
dapat digunakan untuk membuat pasien rileks dan percaya diri 
untuk menjalani operasi dan memulihkan kondisi psikologis pasca 
operasi.65
3. Anodyne awareness
Anodyne awareness adalah aplikasi hipnosis untuk 
mengurangi rasa sakit fisik dan kecemasan. Banyak dokter tenaga 
medis, perawat dan dokter gigi menggunakan teknik anodyne
untuk membantu pasien menjadi rilek dengan mental anestesi. 
Teknik anodyne dikembangkan dengan menerapkannya 
pada ratusan pasien yang menjalani perawatan medis dan dalam 
praktek kedokteran gigi. Teknik ini dapat digunakan dengan sangat 
berhasil pada hampir pada setiap pasien.66
4. Forensic hypnosis
Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat 
bantu dalam melakaukan infestigasi atau penggalian informasi dari 
memori. Hipnosis ini biasanya digunakan untuk keperluan 
penyelidikan di kepolisian.67 Sering kali, dalam suatu kejadian 
yang mempunyai muatan emosi negatif tinggi, misalnya dalam 
kasus kejahatan, orang mengalami “lupa ingatan” akan kejadian 
tersebut. Hal itu terjadi karena pikran bawah sadar, dengan tujuan 
agar pengalaman buruk itu tidak lagi diingat.68
65 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 14 
66 Ibid., hlm. 15 
67 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006 
68 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 15  36
Dengan menggunkan hipnosis, kita akanmasuk kekondisi 
trans yang berakibat pada kemampuan mengigat yang sangat tinggi 
yang dinamakan hypermnesia. 
5. Metaphysical hypnosis
Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hipnosis dalam 
meneliti berbagai fenomena yang berkaitan dengan persoalan 
metafisik.69 Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental. Dengan 
hipnosis, seseorang akan dapat dengan sangat cepat masuk 
kekondisi rileks yang sangat dalam (somnambulims), yang kalau 
diukur dengan EEG akan menunjukkan frikuensi gelombang otak 
yang sangat rendah.70 Penjelasan yang lebih detail mengenai 
hubungan antara gelombang otak dan level kesadaran dapat dibaca 
pada bahasan selanjutnya. 
2. Uji sugestibilitas, Induksi dan Gelombang Otak 
a. Uji sugestibilatas 
Salah satu cara terbaik dalam mempengaruhi bawah sadar yakni 
dengan menggunkan sugesti. Kepekaan seseorang terhadap sugesti 
berbeda-beda. Orang sangat peka terhadap sugesti terutama ketika 
seseorang berada dalam hipnosis atau karena pengaruh emosi yang 
kuat. Bila tidak peka, sugesti anda akan mendapat kesukaran untuk 
belajar. Kepekan terhadap sugesti adalah modal dasar dalam 
hipnosis.71
Secara umum manusia terbagi kedalam tingkat sugestibilitas, yang 
sangat musah dihipnosis sebesar 10%, yang moderat 85% dan yang 
sulit 5%. Subjek yang dihipnosis di acra televisi adalah subjek yang 
memiliki tingkat sugestibilitas tinggi, yaitu yang 10%. Tidak mungkin 
69 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006 
70 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 16 
71 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 73  37
seorang hipnosis akan menggunan subjek yang sulit karena justru akan 
membuat pertunjukannya gagal dan berantakan.72
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menemukan subjek yang 
mudah dihipnosis. Pertama, berdasarkan penglaman. Semakin sering 
mempraktekkan atau mencoba hipnosis, orang akan semakin peka 
untuk mengetahui subjek tipe subjek yang hipnotis hadapi. Namun, 
bagi yang belum berpengalaman, hipnotis dapat melakukan uji 
sugstibilitas dengan cara yang kedua yaitu melakukan eksperimen.73
Penting untuk mengetahui hukum yang mengatur sugesti (yaitu 
sugesti oleh orang lain) yang lebih kuat daripada otosugesti, tetapi 
otosugesti dapat menjadi cukup efektif, terutama bila disertai 
pengetahuan mengenai cara penggunaan dengan sebaik-baiknya. 
Keadaan hipnosis yang ringan pun dapat meningkatkan kepekaan 
terhadap sugesti.74
Sebelum mulai melakukan tes sugestibilitas, pastikn hipnotis 
menunjukkan sikap percaya diri dan otoritas, yang dimaksud dengan 
otoritas adalah anda menunjukkan bahwa anda benar-benar tahu apa 
yang anda lakukan.75
Hal penting lainnya, sebelum anda mulai mlakkan tes, pastikan 
subjek benar-benar mengerti bahwa hipnotis ingin ia serius dan mau 
bekerja sama untuk melaksanaka percobaan yang akan hipnotis 
lakukan. Katakan, “Saya ingin, anda mencoba kehebatan pikiran anda. 
Saya akan mencoba beberapa eksperimen kecil. Saya haya minta satu 
hal dari anda, yaitu anda memperhatikan dengan seksama apa yang 
saya katakan dan biarkan segala sesuatu terjadi dengan sendirinya, 
tanpa keterlibatan dari anda. Apapun yang terjadi, biarlah itu terjadi.” 
72 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 83 
73 Ibid., hlm. 84 
74 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 74 
75 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 84  38
Usahakan agar ruang tempat anda melakukan praktek uji 
sugestibilitas rapi dan bersih. Hal ini bertujuan agar perhatian subjek 
terpusat pada suara hipnotis, tanpa terpengaruh lingkungannya. 
1. The hand drop test
The hand drop test adalah tes pertama yang dapat anda 
lakukan. Karena tes ini membantu subjek menjadi lebih rilek. 
Disamping itu, tes ini mengajar subjek agar menuruti perintah 
hipnotis dan yang paling penting, tes ini sangat mudah dilakukan 
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Jadi, hipnotis pasti 
berhasil melakukan tes ini.76
Ingat, dalam hipnosis, satu keberhasilan akan menghasilkan 
keberhasilan selanjutnya (success breeds success). Jika subjek 
melihat hasil nyata saat ia menuruti perinah hipnotis, ia akan 
percaya pada kemampuan hipnotis. dengan demikian, subjek akan 
semakin mudah dipengarahi dan semakin taat pada perintah yang 
hipnotis ucapkan. Semakin banyak tes yang berhasil dilalui 
seorang subjek, ia cenderung akan semakin mudah menerima dan 
menjalankan sugesti hipnotis. 
Mulialah dengan mengatakan, “Ini adalah yang sangat 
mudah. Anda pasti berhasil melakukannya. (Minta subjek untuk 
duduk di kursi dengan punggung tegak). Sekarang, tumpangkan 
tangan kiri anda di atas jari telunjuk kanan. (Seorang hipnotis 
memberi contoh posisi kedua tangan).” 
“Sekarang, saya ingin anda untuk membuat rileks lengan 
kiri anda sedemikian rupa sehingga menjadi sangat lemas, tidak 
bertenaga dan seluruh beratnya hanya ditopang oleh telunjuk kanan 
anda. Biarkan lengan kiri anda menjadi sangat rileks dan lemas. 
Pusatkan seluruh perhatian anda untuk membuat lengan kiri anda 
menjadi sangat rileks, lemas dan tidak bertenaga.”77
76 Ibid., hlm. 84-85 
77 Ibid., hlm. 85-86  39
Jika subjek tampak tidak memberikan respons seperti yang 
diinginkan, sentuh siku lengan kirinya, naikan dan turunkan. Jika 
anda merasa lengan kiri subjek masih tegang, katakan, “Saya bisa 
merasakan lengan anda masih kaku. Sekarang, buat rileks seluruh 
lengan kiri anda. Lemaskan, jangan ditahan.” 
Saat anda merasa puas dengan kondisi rileks yang 
ditunjukkan subjek, katakan, “Saya akan menghitung dari satu 
sampai tiga. Saat saya menyebut angka tiga, saya ingin anda 
menarik jari telunjuk kanan tangan anda dengan cepat dan biarkan 
lengan kiri anda jatuh bebas kepangkuan anda. Siap, satu, sangat 
rileks, dua, sangat lemas, tiga!”. 
Saat memberikan perintah ke subjek, lakukan dengan suara 
yang jelas, lembut, positif dan monoton (kecuali saat anda 
menekankan pada saat kata atau kalimat tertentu). Juga agar nada 
suara anda tetap tenang dan enak didengar, tapi tetap tegas. 
Timbulkan kesan bahwa anda ingin subjek menaati perintah anda. 
Jika tangan kiri subjek jatuh bebas kepangkuannya, 
katakan, “Bagus sekali”. Dan lanjutkan ke tas berikutnya. Jika ia 
gagal dalam melakukan tes ini, jelaskan, “Sering kali, kita pikir 
kita sudah rileks ternyata kita belum rileks. Anda baru saja 
membuktikan hal itu. Tingkat keberhasilan menjalankan tes ini 
sejalan dengan kemampuan anda untuk rileks. Pikiran mempunyai 
kemampuan yang luar biasa. Saat anda yakin pada satu hal, sering 
kali akan muncul gerakan yang tidak anda sadari. Maka, sekarang 
rileks, jangan berpikir terlalu serius. Nikmati permainan ini dan 
anda pasti berhasil.” 
Setelah anda mengucapkan hal itu, lakukan tes sekali lagi. 
Pastikan subjek menempatkan berat seluruh lengan kirinya di atas 
jari telunjuk tangan kanannya. Kalau masih gagal lagi, gunakan 
telunjuk kanan anda untuk menopang lengan kirinya dan pastikan  40
anda merasakan lengan kirinya benar-benar rileks, sebelum anda 
menarik jari telunjuk anda.78
2. The pendulum swing test
Tes ini juga dikenal dengan nama chevreul’s pendulum, 
diambil dari nama Michel Eugene Chevreul, ilmuan modern, yang 
pertama kali “menemukan” idiodynamic response, yang dimaksud 
dengan idiodynamic response adalah setiap pikiran yang dipikirkan 
oleh pikiran sadar akan mempunyai respons bawah sadar yang 
mempengaruhi otot-otot tubuh, sebagai akibat pikiran tersebut. 
Dengan mengetahui interaksi antara alam sadar dan bawah sadar, 
orang bisa merubah pola hidupnya.79
Pendulum adalah benda yang digantung dari tali atau 
tongkat dari titik tetap sehingga dapat berayun dengan bebas oleh 
pengaruh gaya berat dan biasanya digunkan untuk mengatur gerak 
mesin jam atau mesin lainnya.80 Dalam bahasa sehari-hari 
pendulum disebut bandul. Kita dapat melihat pendulum (bandulan 
atau bandul) itu pada jam tembok model kuno.81
Untuk melakukan tes pendulum, anda perlu menyiapkan 
sebuah pendulum, yang bisa anda buat dari seutas benang dengan 
panjang sekitar 30 cm. Salah satu ujung benang itu anda ikatkan 
sesuatu, misalnya cincin, tutup pulpen atau apa saja yang dapat 
digunakan sebagai beban. Selanjutnya, minta subjek duduk tenang 
dan memegang pendulum seperti yang telah dicontohkon oleh 
hipnotis. Pastikan siku dengan yang digunakan memegang 
pendulum mempunyai tempat bersandar yang kokoh, misalnya di 
meja atau di paha subjek. Tujuannya agar tangan subjek tidak 
78 Ibid., hlm. 86-87 
79 Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, Membangkitkan Kekuatan Bawah Sadar
(Bandung: Pionir Jaya, 2002), hlm. 21 
80 Greg Nielson dan Josep Polansky, Pendulum Power; Rahasia Daya Pendulum
(Semarang: Dahara Prize, 2003), hlm. 1 
81 Greg Nielson dan Josep Polansky, Pendulum Power; Rahasia Daya Pendulum
(Semarang: Dahara Prize, 1985), hlm. 9  41
bergerak saat memegang pendulum. Untuk contoh berikut, saya 
menggunakn cincin sebagai beban atau pemberat.82
 Sebelum tes dilakukan, anda perlu memegang beban 
pendulum agar tidak bergerak. Setelah sabjek duduk tenang 
memegang pendulum, katakan, “Saya akan melepas pegangan saya 
dan saat saya lepaskan, saya ingin anda memfokuskan semua 
perhatian anda pada cincin ini. Saya ingin, anda fokus memandang 
cincin. Oke! Sekarang, saya melepaskan pegangan saya dan saya 
ingin anda menggerakkan cincin ini ke kiri dan ke kanan sesuai 
ritme gerakan mata dan keinginan anda.83 Jangan terlalu 
memaksakan diri anda. Rileks dan niatkan maka cincin ini akan 
bergerak menurut keinginan anda”. Dalam menggunakan 
pendulum, hendaknya selalu ingat jangan sampai berupaya 
menggerakkan tangan dengan sengaja tetapi dengan pikiran atau 
keinginan.84
Saat anda melihat cincin telah bergerak ke kiri dan ke 
kanan, katakan “Bagus sekali, buat cincin berputar searah jarum 
jam.” Tunggu dan lihat hasilnya. Bila cincin telah berputar searah 
jarum jam, katakan, “Bagus sekali. Anda juga bisa juga 
membuatnya bergerak berlawanan dengan arah jarum jam atau 
bergerak maju dan mundur.”85
Setelah anda mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan, 
katakan pada subjek, “Bagus sekali. Kita akan coba tes yang lebih 
menarik.” 
3. Arm rising and falling tes
Minta subjek duduk rileks sebelum hipnotis meminta ia 
melakukan tes ini. Setelah subjek duduk tenang dan santai, 
katakan, “Sekarang, saya ingin anda menjulurkan kedua tangan di 
82 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 88 
83 Bradford Chambers, op. cit., hlm. 26 
84 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 17 
85 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 89  42
depan tubuh, sejajar bahu. Telapak tangan dalam posisi terbuka. 
Satu menghadap ke atas dan yang satu menghadap ke bawah 
seperti ini (demonstrasikan apa yang anda inginkan)”. 
Setelah subjek melakukan apa yang anda minta, lanjutkan 
dengan berkata, “Dengan posisi lengan seperti ini, tutup mata anda. 
Rileks dan santai. Anda pasti bisa melakukan tes ini. Bayangkan 
ada satu balon gas terikat di pergelangan tangan kiri anda. Rasakan 
balon gas itu menarik lengan anda ke atas. Lengan anda teras 
semakin ringan. Sekarang, sudah ada 10 balon yang terikat di 
tangan kiri anda. Lengan anda terasa semakin ringan dan terangkat 
ke atas.”86
Perhatikan, apakah lengan kiri subjek mulai terangkat atau 
tidak. Bila belum terangkat, lanjutkan dengan mengatakan, “Saya 
ingin anda menambahkan lebih banyak balon gas yang terikat di 
pergelangan kiri anda. Sekarang, sudah ada 50 balon. Lengan kiri 
anda terasa semakin ringan dan balon gas itu menarik lengan kiri 
anda ke atas. Lengan kiri anda mulai terangkat ke atas.” 
Bila lengan kiri subjek telah terangkat ke atas, katakan, 
“Bagus sekali. Rasakan terus tarikan balon itu. Lengan kiri anda 
semaikn ringan dan semaikn terangkat ke atas.” 
Selanjutnya, lakukan tes pada lengan kanan subjek, 
katakan, “Sambil lengan kiri anda terangkan ke atas, saya ingin 
anda membayangkan ada satu karung beras seberat 10 kg terikat di 
pergelangan kanan anda. Lengan kanan anda teras sangat berat dan 
tertarik ke bawah. Semakin lama semakin berat dan semakin 
tertarik ke bawah.” 
Bila lengan kanan subjek belum bergerak, lanjutkan dengan 
mengatakan, “Sekarang, beban di lengan kanan anda semakin berat 
tertarik ke bawah.” Perhatikan apa yang terjadi saat itu. Bila lengan 
kanannya bergerak turun, katakan, “Bagus sekali. Lengan kanan 
86 Ibid., hlm. 89-90  43
anda telah bergerak turun karena beban yang sangat berat 
menariknya ke bawah.” 
Untuk subjek dengan tingkat sugestibilitas tinggi, lengan 
kirinya akan terangkat tinggi ke atas dan lengan kanannya akan 
turun ke bawah.87
b. Induksi 
Induksi adalah suatu teknik atau mekanisme komunikasi yang 
digunakan untuk memabwa subjek masuk kedalam kondisi hipnosis. 
Dengan induksi, pikran sadar subjek “diakali” sehingga menjadi sangat 
santai dan mngantuk, sibuk, bosan, lelah atau lengah dalam menjaga 
pintu gerbang bawah sadar. Dengan demikian, juru hipnotis dapat 
langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar seseorang.88 Juru 
hipnotis dapat belajar dari berbagai sumber, yang penting adalah 
hipnotis mengerti cara kerja induksi dan menguasai dengan baik 
teknik-teknik dasar induksi. Setelah itu, juru hipnotis bisa mencoba 
berbagai teknik lainnya. 
Cara mempelajari teknik induksi adalah dengan mengetahui teknik 
itu bekerja. Bukannya hanya sekedar menghapal caranya. Bila hipnotis 
menguasai dengan baik teknik-teknik induksi dasar, hipnotis akan 
dapat dengan mudah menguasai variasinya dan bila perlu hipnotis 
dapat menggabungkan teknik-teknik dasar itu untuk menghasilkan 
teknik-teknik lainnya sesuai kebutuhan hipnotis.89 Dari sekian banyak 
teknik induksi yang ada semuanya dapat dikelompokkan menjadi tuju 
teknik dasar.
1. Eye fixation (fiksasi mata) 
Fiksasi mata adalah subjek diminta untuk menatap dengan 
pandangan yang terfokus pada suatu objek. Objek yang digunakan 
bisa berupa satu titik pandang, cahaya lilin, ujung jari keligking 
87 Ibid., hlm. 90-91 
88 http://www.erlangga.artikel/hipnoterapi.03/04/2006 
89 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 97  44
atau apa saja yang bila mata fokus memandang, akan membuat 
mata lelah. Teknik fiksasi mata bertujuan untuk membuat pikiran 
sadar menjadi bosan sehingga lengah. Tujuan yang lain dari fiksasi 
mata adalah untuk memfokuskan perhatian subjek secara bertahap 
mengurangi pikiran sadar terhadap rangsangan dari luar atau 
stimulasi eksternal. Setelah itu terjadi subjek akan mengalami 
penyempitan pikiran sadar, dengan meningkatnya kerentanan 
subjek terhadap sugesti.90
2. Fascinatie (pandangan) 
Pelaksanaan dari metode ini adalah dengan saling mengadu 
pandangan antara hipnotis dengan subjek. Setelah saling menatap 
selama kurang lebih satu menit, hipnotis memberi perintah “Tutup 
mata!” atau bisa dengan mengatakan bahwa mata subjek sudah 
capek dan sebaiknya ditutup saja. Metode ini dapat berhasil baik 
pada subjek anak-anak.91
3. Relaxation or fatique of nervous system (relaksasi atau kelelahan 
sistem saraf) 
Semua teknik induksi yang meminta subjek untuk rileks 
secara fisik dan mental, dengan mata tertutup, menggunakan 
relaksasi sebagai dasar untuk induksi, termasuk teknik relaksasi 
progresif dan induksi Ericksonian yang menggunkan cerita.92
Relaksasi progresif adalah relaksasi fisik sistematis, yang 
dimulai dari bagian atas tubuh misalnya dari kepala kemudian 
turun ke kaki atau bisa juga dilakukan dari arah sebaliknya yang 
disertai dengan sugesti atau visualisasi yang bertujuan untuk 
memperdalam kondisi rileks. Relaksasi dapat diulangi hingga 
tubuh benar-benar rileks yang mengakibatkan pikiran juga sangat 
rileks sehingga dapat menghasilkan kondisi trans yang diinginkan. 
90 Bradford Chambers, op. cit., hlm. 78-82 
91 http://www.hipnoterapi.info/terapi_hipnotis_dan_perilaku_merokok.03/04/2006 
92 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 98  45
Sedangkan teknik Ericksonian bentuk hipnosis yang 
menggunakan metafora dan menggunkan kondisi fisik subjek saat 
relaksasi terjadi, sebagai masukan agar subjek dapat masuk 
kedalam trans. Misalnya: “dan saya melihat napas anda semakin 
lambat dan berat yang berarti anda semaikn masuk kedalam 
kondisi rileks yang dalam.”93
4. Mental confusion (membingungkan pikiran) 
Setiap teknik yang dirancang untuk membingungkan dan 
membuat lengah pikiran sadar dapat membuat subjek masuk 
kekondisi hipnosis. Misalnya hipnotis menyarankan kepada subjek 
untuk menghitung mudur dengan tujuan agar pikiran subjek siap 
menerima induksi.94 Saat pikiran sadar sibuk memikirkan makna 
dari apa yang diucapkan hipnotis, pikiran sadar menjadi lengah. 
Dengan demikian, hipnotis dapat memberikan sugesti yang 
langsung masuk kepikiran bawah sadar.95
Cara lain yaitu dengan memberikan banyak input secara 
bersamaan sehingga pikiran sadar tidak sanggup mengatasi banjir 
informasi. 
5. Mental misdirection (menyesatkan pikiran) 
Teknik menyesatkan pikiran adalah teknik induksi yang 
menggunakan uji sugestibilitas sebagai sarana untuk membawa 
subjek masuk kekondisi hipnosis. Contohnya adalah dengan 
menggunakan teknik eye catalepsy, yaitu dengan meminta subjek 
menutup mata dan menggerakkan bola mata ke atas, ke arah ubunubun. Kemudian, subjek disugesti bahwa ia tidak dapat membuka 
matanya dan saat subjek tidak dapat membuka mata, subjek merasa 
telah masuk ke kondisi hipnosis. Jika subjek dapat memuka 
matanya, maka hipnotis harus cepat menggunkan teknik lain tanpa 
perlu menjelaskan apa yang telah terjadi. 
93 Ibid., hlm. 98-99 
94 http://www.suaramerdeka .info/membuka_tabir_hipnoterapi_1.03/04/2006 
95 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 99  46
6. Loss of equilibrium (kehilangan keseimbangan) 
Teknik kehilangan pikiran adalah teknik yang dilakukan 
sambil menggerakkan sebagian atau seluruh tubuh subjek. Para Ibu 
sering menggunakan teknik ini saat mengayun-ayun anaknya tidur. 
Contoh lain adalah orang duduk dikursi goyang, yang mengoyanggoyangkan kursinya, akan semaikin rileks dan akhirnya tertidur. 
7. Shock to nervous system (kejutan pada sistem saraf) 
Ada dua cara yang digunakan untuk dapat secara cepat 
mengalihkan pengawasan pikiran sadar terhadap pintu gerbang 
bawah sadar. Bila ini berhasil dilakukan, pikran bawah sadar akan 
dapat diakses dengan cepat dan leluasa.96
Cara pertama adalah dengan membuat pikiran sadar 
menjadi bosan (misalnya dengan Ericksonian dan relaksasi 
progresif) dan yang kedua adalah membuat pikiran sadar “kaget”. 
Caranya adalah dengan memberian kejutan yang tidak disangkasangka sehingga pikiran sadar, untuk sesaat, menjadi bingung 
karena berusaha mencari makna dari kejadian itu. Pada pikiran 
sadar “kaget”, pintu gerbang bawah sadar terbuka untuk sesaat, 
karena penjaganya sedang lengah dan pada saat itu dapat 
dimasukkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar. Sugesti yang 
dimasukkan bisa berupa perintah agar subjek menjadi rileks atau 
tidur.97
Teknik induksi yang menggunakan kejutan pada sistem 
saraf biasa disebut juga dengan teknik induksi cepat. Bila 
dilakukan dengan tepat dan efektif, tenik ini bisa dengan cepat 
membawa subjek masuk kekondisi hipnois yang dalam. Dalam 
mlakukan induksi, seorang hipnotis perlu dengan hati-hati memilih 
pendekatan untuk menyampaikan sugesti atau induksi. Pendekatan 
96 Ibid., hlm. 99-100 
97 Ibid., hlm. 100  47
yang dipilih bergantung pada kepribadian subjek yang akan 
diinduksi. 
c. Gelombang otak 
Secara alami, otak bersifat kekal atau konservatif. Ia merekam 
seluruh sejarah evolusi kehidupan di bumi dengan strukturnya yang 
begitu kompleks.98 Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls 
listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, 
diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo
adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro 
volt. Frekuensi adalah kecepatan pemancaran listrik yang diukur dalam 
cycle per detik, atau hertz Frekuensi impuls menentukan jenis 
gelombang otak yaitu beta alfa, theta, dan delta Jenis atau kombinasi 
dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu 
Saat.99
1. Beta 
Pada kondisi Beta, gelombang otak adalah 12-25Hz. Ini 
adalah kondisi konsentrasi yang muncul ketika seseorang sedang 
mengerjakan sesuatu yang sulit dan perlu berpikir keras. Pada saat 
ini otak hanya mempunyai kemampuan fokus tunggal. Kondisi 
beta cocok untuk tujuan menyelesaikan suatu pekerjaan secara 
serius, seperti mengerjakan soal, ngebut, mengerjakan tugas kritis 
dan serius. Musik yang riang dan cepat dapat membantu mencapai 
kondisi otak ini.100
2. Alfa 
Kondisi Alfa mempunyai gelombang otak dengan frekuensi 
8-12Hz. Kondisi tenang ini memungkinkan otak untuk multifokus, 
memperhatikan beberapa hal sekaligus. Kondisi Alfa sangat tepat 
untuk belajar yang bersifat menyerap, memahami, menghafalkan 
98 Danah Zohar dan Lan Marshall, op. cit., hlm. 37 
99 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 53 
100 http://sepia.blogsome.com/hipnoterapi/#postcomment/12/07/2006  48
pengetahuan, karena pada kondisi ini otak menjadi siap belajar dan 
waspada yang rileks.101 Musik yang sedang dan ringan dapat 
membantu tercapainya kondisi Alfa. 
3. Theta 
Gelombang otak Theta adalah 4-8Hz, yang merupakan 
keadaan setengah sadar. Pada kondisi ini ide kreatif banyak muncul 
karena peran otak bawah sadar menjadi lebih dominan. Kabarnya, 
otak bawah sadar mempunyai kemampuan lebih besar 7:1 
dibanding otak sadar. Itulah mengapa seringkali penyelesaian 
masalah muncul saat hampir tidur atau saat bangun tidur. Kondisi 
Theta juga merupakan kondisi untuk mengakses alam bawah sadar 
karena informasi secara berkala dikirim dari suatu area kearea yang 
lain dari hipokampus ketempat penyimpanan yang lebih permanen 
di korteks.102
4. Delta 
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada 
kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran 
nirsadar (unconsciaus mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya 
menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan 
memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi 
sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. 
Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar’ yang mendasari 
kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga 
memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat 
dalam.103
3. Aplikasi Hipnosis Sebagai Terapi 
Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan 
masalah mental dan fisik (psikosomatis). Hipnosis bukan sekedar tontonan 
101 Danah Zohar dan Fan Marshall, op. cit., hlm. 63 
102 Ibid., hlm. 63 
103 Adi W. Gunawan, op. cit., hlm. 58  49
saja, tetapi juga bermanfaat menyembuhkan dan memotivasi orang 
menjadi lebih baik.104 Terapi menggunkan hipnosis pada umumnya 
mencakup penggunaan metode-metode sebagai berikut: pertama, saran 
(suggestion). Kedua, kepercayaan atau keimanan (menggunakan metode 
placebo effect). Ketiga, visualisasi atau imagery.
105
a. Saran (sugestion) 
Sugesti adalah tindakan memasukkan sesuatu ke dalam pikiran 
seseorang, suatu proses mental dimana pikiran atau gagasan yang 
menjadi sugesti itu diterima atau dijalankan. Harus diingat bahwa 
suatu sugesti tidak bisa memberi kesan pada bawah sadar tanpa 
persetujuan pikiran sadar.106
Saran hipnotis dalam berbagai bentuk digunkan selama berabadabad untuk mereduksi kegagalan, mengubah perilaku dan membantu 
dalam prosedeur-prosedur pembedahan. Saat ini secara meluas 
digunakan bagi perokok dan kecanduan obat-obatan, kegelisahan dan 
phobi-phobi. Teknik-teknik hipnotis medis barat secara tipikal 
memasukkan induksi keadaan kesadaran yang berubah, yang sering 
disebut keadaan tak sadarkan diri.107
Pertama kali pasien diminta rileks, kemudian menggeser perhatian 
mereka dari dunia ekstrernal ke fokus internal yang sangat terbatas. 
Pada keadaan ini, pasien diberi saran-saran yang bermanfaat: misalnya 
perintah untuk merasakan bahwa rokok itu sangat memualkan pada 
terapi terhadap pecandu rokok. Dengan perintah-perintah yang disusun 
yang sedemikian rupa, seorang hipnoterapis memandu pasien untuk 
memasukkan gambaran-gambaran baru ke dalam alam bawah sadar. 
Karena alam bawah sadar tidak mampu membedakan gambaran 
imajinasi terhadap kondisi nyata, maka gambaran imajinasi tersebut 
104 http://www.republikaonline.info/romyrafael.03/04/2006 
105 R.N.l. O’riordan, Seni Penyembuhan Alami; Rahasia Penyembuhan Melalui Energi 
Ilahi, diterjemahkan dari buku The Art Of Sufi Healing, terj. Sulaiman Al-Kumayi, M.A (Jakarta: 
PT. Pasirindo Bungamas Nagari, 2002), hlm. 72 
106 Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, op. cit., hlm. 30 
107 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 72  50
akan ditanggapi sebagai kondisi nyata. Ketika kemudian pasien telah 
sadar sepenuhnya (kondisi Beta dan Alpha) maka alam bawah sadar 
telah mempunyai gambaran lain terhadap kondisi nyata, misalnya 
terhadap rokok yang semula dipandang nikmat tiba-tiba dipandang 
memualkan.108
b. Kepercayaan atau keimanan 
Kitab-kitab suci menceritakan tentang sangat kuatnya keimanan. 
“Segala sesuatu adalah mungkin bagi ia yang mempercayai”. 
Keyakinan yang mantap merupakan sumber kekuatan yang paling 
bagus yang dapat dikembangkan.109 Maka orang yang benar-benar 
percaya bahwa mereka akan disembuhkan, pasti akan disembuhkan. 
Ilmu kedokteran menyebut fenomena ini “placebo effect”
110 dan 
merupakan sebuah pengobatan efektif dengan menyebut beberapa hal 
untuk mengkondisikan orang secara dramatis agar memperbaiki diri 
sendiri saat mereka diberi apa yang harus dipikirkan. Pada 
kenyataannya, cara-cara ini memberi manfaat psikologis. Karena 
mereka mempercayai, maka ia akan membantu mereka, sehingga 
terjadilah apa yang diingikan. Ketika mereka mengatakan kepada pil 
ini tidak akan menyembuhkan kepada mereka, maka ada efek negatif 
atau efek “nocebo”.111
Dalam penelitian kedokteran selalu dibutuhkan apa yang disebut 
kelompok “kontrol”. Sejumlah orang dalam suatu kelompok dari obat 
yang diselidiki. Kelompok lainnya diberi subuah placebo. Pengaruh 
atas kedua kelompok itu dipelajari. Akan ditemukan bahwa terdapat 
108 http://sepia.blogsome.com/hipnoterapi/#postcomment/12/07/2006 
109 Dr. Patricia Patton, EQ (Kecerdasan Emosional); Landasan Untuk Meraih Sukses 
Pribadi Dan Karir (Mitra Media, 2000), hlm. 124 
110 Placebo effect adalah pengaruh suatu substansi yang tidak mempunyai pengaruh fisik, 
digunakan ketika menguji obat-obat baru atau diberikan kepada pasien yang menderita penyakit 
tertentu. 
111 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 74  51
presentasi besar dari kelompok kontrol yang menaggapi placebo persis 
seperti mereka yang minum obat sebenarnya.112
Komponen placebo atau nocebo hadir dalam segala interaksi 
terapiutik. Kata-kata, harapan-harapan dan sistem keimanan tampak 
menggerakkan respon penyembuhan sehingga mempengaruhi 
kesembuhan atau kematian pasien. Perubahan spontan terjadi dalam 
semua jenis penyakit, yang lazim selama 2-3 minggu periode 
menunggu sesuai janji seorang dokter, tubuh menyembuhkan dirinya 
sendiri. Karena batin sebagai sarana penyembuhan.113 Sebaliknya, 
orang-orang dengan penyakit AIDS atau kanker, para dokter 
menyampaikan kepada mereka bahwa detik-detik kematian tinggal 
menunggu saatnya. Selama menderita penyakit tersebut, beberapa 
pasien menerimanya dengan suka rela informasi-informasi sang 
dokter.114
c. Visualisasoi (imagery) 
Visualisasi atau imargery (semacam teknik perumpamaan) 
merupakan cara yang termudah untuk merumuskan suatu gagasan 
dengan memandangnya dalam mata mental sebagai suatu kenyataan. 
Setiap gambaran yang ada di alam pikiran adalah perwujudan dari 
benda yang diharapkan dan bukti dari benda yang belum terlibat. 
Gagasan dan pikiran tersebut suatu hari akan menjadi kenyataan dalam 
dunia realitas apabila kita tetap setia kepada gambaran mental tadi.115
Proses berpikir seperti ini akan tertanam di dalam pikiran yang 
kemudian akan terwujud sebagai kenyataan dan pengalaman hidup. 
Seperti sebuah bangunan yang merupakn bayangan mental dari arsitek 
dan perancangan setelah dituangkan dalam bentuk gambar kemudian 
diwujudkan dalam alam nyata.116
112 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 74 
113 Benyamin O. Bib dan Joseph J. Weed, Rahasia Daya Batin; Untuk Penyembuhan 
Jarak Jauh (Semarang: Dahara Prize, 2001), hlm. viii 
114 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 74-75 
115 Dr. Josep Murphy, Drs., Ph.D.DD.LLD, op. cit., hlm. 66 
116 Ibid., hlm. 66  52
Pada dasarnya, visualisasi bisa digunakan untuk berbagai tujuan, 
termasuk dalam penyembuhan, menciptakan keadaan-keadaan baru, 
melepaskan peristiwa-peristiwa lama, menambah keahlian-keahlian 
atau relaksasi sederhana. Sebenarnya, kita dapat menggunakan 
kekuatan pikiran untuk memperluas atau menciptakan realitas. 
Pengalalaman ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan tentang diri 
sendiri, dunia dan imij-imij kita.117
Bila bayangan visual dapat dibentuk dan ditambahkan kepada 
sugesti lisan, maka sugesti itu akan menjadi lebih kuat. Ada 
kecenderungan pada pihak bawah sadar untuk melaksanakan bayangan 
visual yang lama dan diulang-ulang.118
Sebuah contoh bayangan visual sebagi perawatan adalah: dalam 
merawat perempuan yang terlalu gemuk, hipnotis menginstruksikan 
supaya subjek mendapatkan foto dirinya ketika masih lansing. Jika 
subjek tidak punya foto yang dimaksud, maka hipnotis meminta 
kepada subjek untuk menggunting gambar anak perempuan yang 
memakai pakaian renang dari majalah. Selanjutnya hipnotis 
menyarankan subjek menempelkan gambar tersebut di cermin. Setiap 
kali subjek bercermin ia harus berpikir, “itulah saya”. Setiap kali 
subjek mau tidur diwaktu malam, ia harus membayangkan dirinya 
seperti yang diinginkan, seperti gambar di majalah itu.119
Mengembangkan motif supaya sugesti dapat diterima, adalah 
penting. Menimbulkan emosi tertentu dan mengaitkan dengan sugesti, 
dapat membuat sugesti itu lebih efektif. Ini dapat menggunakan katakata atau bayangan visual atau keduanya. Keinginan mendapatkan 
sukses dalam terapis merupakan emosi yang ditimbulkan. 
117 R.N.l. O’riordan, op. cit., hlm. 75 
118 Leslie M Lecron, op. cit., hlm. 77 
119 Ibid., hlm. 78 

sumber : http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/34/jtptiain-gdl-s1-2007-nurhadinim-1688-bab2_410-9.pdf

0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...