Saturday, 8 November 2014

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DI MASA BAYI

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DI MASA BAYI


1.1  LATAR BELAKANG
Setiap orang yang berada di sekitar bayi, bahkan hanya selama beberapa saat pun dapat mendeteksi bahwa bayi pada hakekatnya adalah mahluk emosional. Bayi tidak hanya mengekspresikan emosi, namun juga memiliki tempramen yang bervariasi, beberapa bayi memiliki sifat pemalu, sementara yang lain mudah bergaul. Beberapa bayi  memiliki sifat aktif sementara yang lain kurang aktif. Dan didalam makalah ini dibahas tentang semua aspek-aspek lain dari perkembangan emosi  dan kepribadian pada bayi.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Perkembangan emosi
2.      Pengaruh biologis dan lingkungan
3.      Temperamen
4.      Perkembangan kepribadian
5.      Orientasi/ pemahan sosial
6.      Gaya pengasuh dan kelekatan
1.3  TUJUAN
-          Menegetahui perkembangan emosi pada masa bayi, emosi-emosi awal, ekspresi emosi dan relasi social pada di masa bayi


BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DIMASA BAYI
2.1  PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika seorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi yang penting  baginya, dan khususnya terkait kesejahteraan.
Emosi positif dapat mencakup antusiase, kegembiraan, dan cinta. Sedangkan emosi negative dapat mencakup kecemasan,kemarahan, rasa bersalah dan kesedihan.

2.2  PENGARUH BIOLOGI DAN LINGKUNGAN
Emosi dipengaruhi oleh dasar biologis maupun pengalaman seseorang. Pentingnya peranan biologi bagi emosi juga terlihat pada  perubahan kapasitas emosi seorang bayi. Daerah-daerah tertentu diotak  yang berekmbang dimasa awal kehidupan seperti batang otak, hipokampus, dan amigdala. Berperan terhadap munculnya kesedihan, kegembiraan, dan kemarahan.Bahkan bayi juga memperlihatkan emosi-emosi ini. Factor-faktor biologis ini hanyalah sebagian dari seluruh kisah mengenai emosi .emosi adalah bahasa pertama dalam komunikasi orang tua dan bayi. Interaksi emosi, seperti ketiak darius menangis dan ayahnya menggapinya dengan penuh kasih saying, dapat bagi bayi untuk mengembangkan kelekatan dengan orangtuanya.
Relasisosial menjadi tempat bagi perkembangan emosi bayi.Ketika seorang balita mendengan orangtuanya bertengkar, mereka sering sekali menjadi sedih dan segan bermain.Keluarga yang berfungsi dengan baik mampu membuat anggota-anggota keluarganya tertawa dan mengembangkan suasana hati yang ringan yang dapat meredakan konflik.Evolusi biologis telah menganugrahi manusia dengan sifat emosionalnya. Namun kelekatan dalam relasi dengan orang lain memberikan variasi pengalaman emosional.
Ø  EMOSI-EMOSI AWAL
Ahli tertemuka di bidang perkembangann emosinal bayi. Michael Lewis (2007,2008) membedakan emosi primer dan emosi sadar-diri. Emosi primer adalah emosi yang dimiliki oleh manusia dan binatang: emosi-emosi ini diekspresikan dalam enam bulan pertama kehidupan bayi manusia. Emosi primer mencangkup terkejut,tertarik,gembira, marah, sedih, takut, dan jijik.
Emosi sadar diri (self conscious emotion) memerlukan kewaspadan diri yang melibatkan kesadaran dan rasa  ke akuan. Emosi sadar diri mencangkup cemburu, empati, malu, bangga, menyesal, dan rasa bersalah, yang kebanyakan muncul pertama kali pada paruh kedua tahun pertama hingga tahun kedua. Beberapa ahli menyebut emosi-emosi sadar diri seperti malu, menyesal, rasa bersalah,  dan bangga, sebagai emosi sadar orang lain. Karena melibatkan reaksi-reaksi emosional dari orang lain ketika emosi ini mucul. (saarni dan kawan-kawan 2006) para peneliti seperti Jhoseph Campos (2005) dan Michel (2007) memperdebatkan mengenai seberapa awalkah emosi-emosi seperti diatas muncul pertama kali dalam masa bayi dan balita, dan bagaimanakah urutanya. Sebagai indikasi dari konterfensi mengenai kapan pertama kalinya suatu emosi diperlihatkan oleh bayi, perhatikan rasa cemburu dan bebrapa peneliti beragumen bahwa rasa cemburu tidak muncul hingga sekitar usia 18 bulan (lewis, 2007) sementara para peneliti lain menyatakan emosi diperlihatkan lebih awal.





2.3 EKSPRESI EMOSI DAN RELASIS SOSIAL
Ekspresi emosi memiliki peranaan dalam relasi bayi yang pertama kemampuan bayi untuk mengomunikasikan emosi memungkinkan interaksi yang terkoodinasi dengan pengsuhnya dan merupakan awal suatu ikatan emosional diantara mereka (Thompson 2010) bukan hanya orangtua yang mengubah ekspresi emosi mereka sebagai respon terhadap ekspresi emosi bayi  namun bayi juga memodifikasi ekspresi emosinya terhadap eksperesi emosi orang tua.
·         Tangisan dan senyuman adalah dua ekspresi yang diperlihatkan bayi ketika berinteraksi dengan orang tua. Inilah bentuk-bentuk pertama dari komunikasi emosi bayi.
Tangisan menangis adalah mekanisme paling penting yang dikembangan bayi baru lahir untuk berkomunikasi dengan duniannya.Tangisan pertama bayi membuktikan adanya udara dalam paru-paru bayi.Tangisan juga dapat memberikan informasi mengenai kesehatan system saraf central dari bayi yang baru lahir. Bayi juga memiliki 3 jenis tangisan
1.      Tangisan Dasar /Basic Cry
Suatu pola berirama yang biasanya terdiri dari satu tangisan, diikuti oleh diam sesaat, diteruskan dengan satu siulan kecil, pendek dengan nada sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tangisan utama, kemudian satu lagi masa diam, singkat sebelum tangisan berikutnya.
2.      Tangisan Kemarahan/ Anger Cry
suatu fariasi dari tangisan dasar dengan lebih banyak udara yang dikeluarkan melalui tali suara.
3.      Tangisan Kesakitan / Pain Cry
Suatu tangisan awal panjang dan tiba-tiba yang diikuti menahan nafas, tanpa rintihan atau erangan pendahuluan.Tangisan kesakitan dirangsan oleh stimuls berintesitas tinggi.
Kebanyakan orang dewasa dapat menentukan apakah tangisan bayi menandakan kemarahan atau kesakitan.Orang tua juga dapat membedakan tangisan bayinya sendiri dibandingkan tangisan bayi lainya.



SENYUMAN :
Senyuman berperang kritis sebagai alat mengembangkan  keterampilansosial baru dan merupakan sinyal sosial yang penting. Kekuatan senyum bayi secara tepat dijelaskan oleh seorang teori dari inggris (John Bowly 1969 ) dan ada dua jenis senyuman yang diketahui pada bayi:
1.      Senyuman Reflexi
Suatu senyuman yang tidak terjadi sebagai respon terhadap stimuli eksternal dan muncul selama satu bulan pertama setelah kelahiran. Biasanya selama tidur
2.      Senyuman Social
Suatu senyuman yang terajdi sebagai respon terhadap stimulus eksternal.Biasanya terhadap wajah yang dilihat oleh bayi.Senyuman sosial biasanya sudah terjadi ketika bayi berumur 2bulan.
Daniel messenger (2008) baru-baru ini mendeskripsikan jalur perkembangan senyuman bayi sejak 2 hingga 6 bulan setalah kelahiran, senyuman sosial bayi jauh bertambah lebih banyak. Berupa senyuman mandiri dan juga sebagai respon senyuman terhadap senyuman orang lain. Bayi juga menunjukan senyuman anti sifatorist sebagai cara mengkomunikasi emosi positif yang sudah dirasakaan dengan cara tersenyum pada suatu objek kemudian mengalihkan senyuman itu kepada orang dewasa didepannya.


RASA TAKUT
Eksperesi takut yang paling sering diperlihatan oleh bayi adalah kecemasan terhadap orang asing (Setrenger anxiety)yakni bayi menunjukan rasa takut dan khawatir terhadap orang asing, biasanya muncul secara bertahap. Awalnya rasa takut ini pada usia sekitar 6bulan dalam bentuk reaksi khawatir. Pada usia 9 bulan takut terhadap orang asing sering kali berkembang menjadi lebih kuat, berkembangan hinggan ulang tahun pertama bayi, kemudian menurun. Tidak semua bayi memperlihatkan rasa tertekan ketika berhadapan dengan orang asing.Bayi tidak terlalu memperlihatkan emosi takut terhadap orang asing apabila mereka berada lingkungan yang sudah dikenal.Bayi juga cenderung kurang takut berhadapan dengan orang asing yang terlihat bersahabat dan tersenyum, dibandingan orang asing yang pasif dan tidak tersenyum.Bayi juga takut dipisahkan dari pengasuhnya.Hasilnya adalah protes terhadap pemisahan atau parathion protes menangis apabila pengasuh meninggalkanya.

2.4REGULASI EMOSIONAL DAN COPING
Selama satu tahun pertama, bayi secara bertahap mengembangkan kemampuan untuk menahan diri atau meminimalisasi insetitas dan lamanya reaksi emosi mereka. Sejak awal masa bayi , bayi-bayi menghisap jempolnya untuk menengkan diri. Secara neorobiologis tindakan pengasuh akan mempengaruhi regulasi emosi bayi. Dengan menenangkan bayi pengasuh dapat membantu mereka mengatur emosi dan mengurangi tingkat hormone stres.Diusia dewasa ketika emosi bayi menjadi terbuka kadangkala mereka dapat memindahkan asumsinya atau mengalihkan minatnya agar dapat mengurangi keterbukaanya ketika berusia 2 tahun, balita dapat menggunakan bahasa untuk mengindentifikainkan kondisi perasaan mereka dan kontek yang membuat mereka gelisah.Bayi sering kali dipengaruhi oleh kelelahan rasa lapar, waktu orang-orang disekitarnya dan tempat.Bayi harus beradaptasi dengan konteks yang menenuntut regulasi emosi.
TEMPRAMENTAL
Temperamen gaya perilaku dan cara berespon yang sifatnya individual dibagi menjadi tiga tipe dasar :
-          Anak Bertempramental Mudah(Easy Child)
Adalah anak yang pada umunya memiliki suasana hati yang positif.Cepat membangun rutinitas pada masa bayi, dan mudah beradaptasi dengan penglaman-pengalaman baru.
-          Anak Bertempramental Sulit (Difficult Child)
Beraksi secara negative dan sering menangis, melibatkan diri dalam hal-hal rutin sehari-hari secara tidak teratur.Dan lambat menerima pengalaman-pengalaman baru.
-          Anak Bertemperamantal Lambat (Slow To Warm Up Child)
Memiliki tinggkat aktivitas rendah, anak negative, dan memperlihat suasa hati yang intentiasnya rendah.
Dalam penyelidikan longitudinal, chess dan Thomas menemukan bahwa 40 persen dari anak-anak yang mereka pelajari dapat diklasifikasikan sebagi anak-anak bertemperamen mudah, 10 persen sebagai anak bertemparemen sulit, dan 15 persen sebagi anak bertemperamen lambat. Perhatikanlah bahwa terdapat 35persen anak yang tidak cocok untuk digolongkan kedalam salah satu dari ketiga pola tersebut.Dan para peneliti telah menemukan bahwa ketiga kelompok dasar temperamen ini cukup stabil sepanjang masa anak-anak.
LANDASAN BIOLOGIS DAN PENGALAMAN.
Pengaruh biologis, secara khusus temperamen inhibis dikaitkan dengan suatu pola fisiologis yang unik yang meliputi tinggi dan stabilnya kecepatan detak jantung, tingginya tingkat hormone kortisol, dan tingginya aktivitas lobus fontal dibagian kanan otak. Pola ini  mungkin berkaitan dengan impulsivitas amigdala, sebuah struktur otak yang berperan penting dalam mengatur rasa takut dan inhibisi.  Dan studi mengenai anak kembar dan anak adopsi menyatakan bahwa factor keturunan cukup berpengaruh terhadap perbedaan tempramen dalam sekelompok orang.
Gender, budaya dan temperamen , gender dapat menjadi sebuah factor penting yang membentuk konteks dan mempengaruhi hasil akhir temperamen. Reaksi terhadap tempramen dipengaruhi oleh budaya. Sebagi contoh : perilaku inhibis lebih dihargai dicina dibandingkan diamerika utara, dan para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak china juga lebih menunjukan bahwa inhibisi dibandingkan bayi-bayi kanada. Perbedaan budaya dalam temperamen berkaitan dengan sikap dan perilaku orang tua.Para ibu dikanada dari anak-anak berusia dua tahun kurang menerima temperamen inihibis dari bayinya, sementara para ibu di china lebih dapat menerimanya.
Emosi dan temperamen membentuk aspek-aspek penting individu (personality) yakni karakteristik – karakteristik yang menetap dalam individu. Rasa percaya (trust) serta perkembanagan  penghayatan diri (sense of selfe) dan kemandirian (indepence)
PERKEMBANGAN PENGHAYATAN DIRI
Ketika anak bayi berusia dua tahun, kebanyakan anak dapat mengenali dirinya di cermin. Singkatnay bayi mulai mengembangkan pemahaman diri ( self understanding) yang disebut pengenalan diri (self recognition) oada usia sekitar 18 bulan. Namun, tidak semua bayi diberbagi budaya terbiasa dengan cermin. Sehingga, pengenalan diri secara fisik mungkin lebih penting di budaya-budaya barat dibandingkan non-barat . sebagai dukungan terhadap pandangan kebudayaan ini, sebuah studi mengungkapkan bahwa balita usia 18 hingga 20 bulan dari keluarga urban dengan SES menengah digerman lebih mungkin mengenali diri sendiri di cermin disbanding balita dari keluarga petani di pedesaan kamerun.
KEMANDIRIAN
Otonomi dibangun seiiring dengan perkembangan kemampuan mental motorik.Pada tahap ini, bayi tidak hanya mampu berjalan, namun mereka juga mampu memanjat, membuka dan menutup, menjatuhkan mendorong dan menarik.Serta mememgang dan melepaskan.Bayi merasa bangga bila melakukannya sendiri. Penting bagi orang tua untuk mengnali motivasi balita dalam melakukan apa yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka dapat belajar mengendalikan otot dan dorongan-dorongan mereka.Namun, ketika pengasuh tidak sabar dan melakukan hal-hal yang sebetulnya dapat dilakukan oleh balita itu sendiri.Maka, yang berkembang adlah rasa malu dan ragu-ragu. Setiap orang tua membuat anaknya menjadi terburu-buru dari waktu-kewaktu .


ORIENTASI ATAU PEMAHAN SOSIAL
Orientasi sosial sejak awal perkembanganya , bayi terkagum-kagum dengan dunia sosial. Bayi muda memandang penuh perhatian pada wajah-wajah dan mengenali suara-suara manusia. Bermain secara bertatap muka (face to face play) sering kali mulai menjadi ciri interaksi pengasuh  bayi ketika bayi berusia 2 hingga 3 bulan. Interaksi bermain secara bertatap muka yang berfokus mungkin mungkin mencangkup vokalisasi, sentuhan, dan bahasa tubuh .bayi berespon secara berbeda di usia 2 hingga 3 bulan terhadap objek diam seperti boneka, salah satunya karena sifat positif dari interaksi antara bayi dan pengasuh tersebut. Diusia ini kebanyakan bayi berekspektasi bahwa orang secara positif ketika ia melakukan perilaku tertentu, seperti senyum atau membuat vokalisasi. Sejak usia 2 hingga 3 bulanpun bayi menunjukan lebih banyak pengisosialisasi diri, emosi negative, dan perilaku tertuju diri sendiri ketika pengasuhnya berdiam diri dan tidak responsive.
LOKOMASI
Seiring bayi mengembangkan kemampuan merangkak, berjalan, dan berlari mereka mampu mengeksplorasi dan memperluas dunia sosialnya.Keterampilan-keterampilan lokomotorik yang baru dikembangkan dan diraih secara mandiri ini memungkinkan bayi untuk secara mandiri lebih sering memulai interaksi-interaksi sosial.

INTENSI DAN PERILAKU BERARAH TUJUAN
Mempersepsikan bahwa setiap orang melakukan perilaku sesuai intense dan berarah tujuan merupakan pencapaian kognitif sosial yang penting, atensi bersama dan mengikuti arah pandangan akan membantu bayi untuk memahami bahwa orang lain memiliki nafsu.


REFERENSI SOSIAL
Satu lagi pencapaian kognitif sosial yang penting dimasa bayi adalah pengembangan kemampuan “membaca” emosi orang lain. Referensi sosial(sosial referencing) adalah istilah atau tindakan “membaca” tanda-tanda emosi orang lain demi membantu menentukan bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Perkembangan referensi sosial membantu bayi dalam menentukan mengunterpretasikan situasi-situasi yang ambigo agar menjadi jelas.Seperti ketika mereka berjumpa dengan orang asing dan perlu mengetahui apakah seharusnya merasa takut atau tidak terhadap orang itu.

KOMPLEKSITAS SOSIAL DAN WAWASAN BAYI
Kompleksitas dan wawasan ini dicermikan melalui persepsi bayi bahwa tondakan orang lain dimotivasi dari maksud tertentu dan berarahan tujuan serta motivasi bayi untuk berbagi dan berpartisipasi dalam maksud tersebut disekitar ulang tahun pertamanya. Keterampilan-keterampilan kongnitif sosial yang lebih maju dari bayi mungkin akan mempengaruhi pemahan dan kewaspadaan bayi mengenai kelekatannya kepada pengasuh.
KELEKATAN DAN PERKEMBANGANYA
Kelekatan (attachmen) adalah ikatan emosional yang kuat antara dua orang.Bayi semakin menjadi dekat dengan orang atau benda yang memberikan kepuasan oral.Bagi kebanyakan bayi kepuasan seperti ini tentu saja didapat dari ibu yang paling sering memberikan makanan kepada bayinya.
Kenyamanan fisik juga memainkan peranan penting dalam pandangan mengenai perkembangan bayi.Satu tahun pertama kehidupan merupakan tahap munculnya kepercayaan versus ketidak percayaan.Kenyamanan fisik dan perawatanyang peka merupakan hal yang esensial untuk mencapai kepercayaan dasar pada bayi.
Perspektif etologis adri psikiater inggrin john bolwge (1969-1989) juga menekankan pentingnya kelekatan pada tahun pertama kehidupan dan responsifitas dari pengasuh bowlby yakin bayi dan ibunya secara naluriah membentuk suatu kelekatan iya menyatakan bahwa bayi yang baru lahir secara biologis diberi perlengkapan untuk membangkitkan prilaku kelekatan dengan ibunya.
Kelekatan tidak timbul secara tiba-tiba namun berkembang melalui serangkaian tahapan, diawali dengan priferensi umum bayi terhadap amnesia hingga kebersamaan dengan pengaruh utama. Berikut ini adalah keempat tahapan itu, yang didasarkan pada konsep kelekatan menurut bolwge (schaffer,1996) :
-          Tahap satu : dari lahir hingga usia 2 bulan
-          Tahap dua : dari usia dua hingga 7 bulan
-          Tahap tiga : dari usia 7 hingga 24 bulan
-          Tahap empat : dari usia 24 bulan hingga seterusnya.
Bowlby berargumen bahwa bayi mengembangkan model kerja internal mengenai kelekatan, suatu model mental sederhana mengenai pengasuh, hubungan bayi dengan pengasuhnya, dan diri yang memiliki hak terhadap perawatan gizi.
PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM KELEKATAN
Situasi asing (strange situation) yakni suatu metode observasi untuk mengukur kelekatan bayi berupa serangkaian perkenalan, perpisahan, dan reuni dengan pengasuh dan orang dewasa asing dalam urutan tertentu. Berdasarkan responbayi dalam situasi asing, para peneliti mendeskripsi bayi memiliki kelekatan aman atau kelekatan tidak aman(dalam tiga jenis kelekatan tidak aman)
-          Bayi dengan kelekatan aman (securely attached)
-          Bayi dengan kelekatan tidak aman  dan menghindar (insecure avoidant)
-          Bayi dengan kelekatan tidak aman dan menolak (insecure resistant)
-          Bayi dengan kelekatan tidak aman dan tidak terartur (insecure disorganized babies)


INTERPRETASI TERHADAP PERBEDAAN KELEKATAN
Ainsworth yakin bahwa  kelekatan yang aman dalam satu tahun utama kehidupan memberikan dasis yang penting bagi perkembangan psikologi dikehidupan selanjutnya. Bayi dengan kelekatan aman dapat menjauh secara bebas dari ibunya namun masih tetap memeriksa keberadaan ibunya. Bayi dengan kelekatan aman berespon postirf ketika dogendong oleh orang lain dan ketika diletakan kembali ia dapat menjauh secara bebas buat bermain. Bagi beberapa anak, kelekatan dimasa awal aganya memberikan gambaran bagaimana ia berfungsi dikemudian hari. Dalam sebuah studi longitudinal berskala luas yang dilakukan oleh alan sroufe dan rekan-rekanya tahun 2005. Kelekatan aman dimasa awal (diukur dengan situasi asing pada usia 12 dan 18 bulan ) berkaitan dengan kesehatan emosional, tingginya harga diri, dan keyakinan diri, serta kompetensi dalam interaksi sosial dan kawan, guru, konseler kampus, dan kekasih pada masa remaja. Studi lainya mengungkapkan bahwa klasifikasi sebagai tidak aman dan menolak dimasa bayi menjadi predictor negative terhadap perkembangan kongnitif dimasa sekolah dasar (o’connor dan McCartney,2007)
Sejumlah ahli perkembangan berpendapat bahwa selama ini kita terlalu menekankan pentingnya kelekatan dimasa bayi (newcombe 2007). Sebagio contoh Jerome Kagan (1987,2002) berpendapat bahwa bayi memiliki sifat yang sangat ulet dan akditif ; beliau menyatakan bahwa secara evolusioner bayi diperlengkapi untuk bertahan dalam suatu rangkaian perkembangan yang positif, bahkan ketika menghadapi berbagai pengasuhnya kagan dan rekan-rekannya menyatakan bahwa karakteristik genetis dan temperamen memainkan peranannya yang lebih terhadap kompetensi sosial seorang anak dibandingkan yang dikemukakan dan diketahui oleh para teoritis mengenai kelekatan. Dalam studi ini, jenis kelektan tak teratur yang muncul dimasa bayi hanya ketika terdapat versi pendek dari trasportasi serotonin – 5 HTTLPR (spenger dan kawan-kawan , 2009). Bayi tidak memiliki karakter kelekatan ini bila memiliki versi panjang gen tersebut. Lebih lanjut, interaksi gen – lingkungan ini hanya terjadi ketika sang ibu menunjukan tingkat responsifitas rendah terhadap bayinya. Kritik lain yang ditunjukan terhadap teori kelekatan adalah bahwa teori ini mengabaikan variasi dari agen-agen dan kontek sosial yang terdapat dalam dunia bayi. Suatu system niali budaya dapat mempengaruhi sifat dasar dari kelekatan (grossman & kawan-kawan 2008)
Terlepas dari kritik-kritilk semacam diatas, terdapat cukup bukti bahwa rasa aman dari kelekatan merupakan hal yang penting bagi perkembangan (Thompson & newton, 2009; sroufe, coffine &carison, 2010 )
GAYA PENGASUHAN DAN KELEKATAN
Bayi-bayi dengan kelekatan aman memiliki pengasuh yang sensitive terhadap isyarat-isyarat yang mereka berikan dan secara konsisten hadir untuk memberikan respon terhadap kebutuhan mereka. Sebuah studi yang dialkukan baru-baru ini menemukan bahwa sensitivitas maternal dalam pengsuhan berkaitan dengan kelekatan aman pada bayi di dua budaya yang berbeda, ; diamerika serikat dan Columbia meski sensitivitas maternal berkaitan positif dengan perkembangan kelekatan aman dimasa bayi penting untuk meningkatkan bahwa kaitanya tidak begitu kuat.
KELUARGA
Keluarga dapat dianggap suatu konstelasi berisi berbagai system atau kestuan komplek yang tersusun atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan berinteraksi atau didefinisikan menurut generasi, gender dan peranan.Setiap angota keluarga berpartisipasi dalam beberapa subsystem. Ayah dan anak adlah sebuah subsystem, ibu dan ayah juga sebuah subsystem ibu-ayah –anak adalah subsystem lainnya, demikian seterusnya. 

TRANSISI MENJADI ORANG TUA
Para individu menjadi orang tua karna hamil melakukan adopsi, atau menjadi orang tua angkat, mereka menghadapi ketidakseimbangan dan harus beradaptasi terhadap perubahan itu.
Dalam sebuah penyelidikan longitudinal terhadap  para pasangan diantara akhir kehamilan bayi mereka berusia 3 ½ tahun. Diketahui bahwa pasangan lebih menikmati relasi perkawinan yang positif sebelum bayi lahir dibandingkan sesudahnya. Sementara itu hamper sepertiga dari mereka memeperlihatkan peningkatan kepuasan perkawinan. Sejumlah pasngan menyatan bahwa menjadi orang tua meningkatkan penghayatan sebagai pasangan dan memberi mereka indentitas baru serta lebih stabil sebagai pasangan.
SOSIALISASI TIMBALE BALIK (RECIPROCAL SOCIALIZATION)
Adalah sosialisasi yang bersifat dua arah, artinya anak-anak mensosialisasikan anak-anak.Sebagai contoh, interaksi dari ibu dengan bayi-bayi dapat diumpamakan sebagai sebuah tarian atau dialog yang mengundang serangkaian aksi diantara prilaku yang terkoodinasi dengan baik. Dapat dikaitkan juga diantara pelaku terdapat aksi timbale-balik, misalnya ketika pelaku yang satu meniru senyuman pelaku lainnya atau ketika mereka senyum satu sama lain.
Sebuah bentuk yang penting dari sosialisasi timbal balik adalah scaffolding, yakniorang tua berinteraksi sedemikian rupa sehingga bayi memiliki pangalaman bergiliran dengan orang tuanya.Scaffolding meliputi perilaku orang tua yang mendukung usaha anak-anak, memungkinkan mereka untuk lebih keterampilan dibandingkan apabila mereka hanya bergantung pada kemampuan mereka sendiri.
PERAWATAN  DARI IBU DAN PERAWATAN DARI AYAH
Apakah ayah dapat merawat bayi sebaik ibu?Primate laki-laki terkenal kurang berminat terhadap keterunannya, namun apabila mereka harus hidup bersama bayinya karena pengasuh perempuan tidak hadir maka orang dewasa laki-laki dapat merawat bayi secara kompeten.Observasi terhadap ayah dan bayinya memperlihatkan bahwa ayah memiliki kemampuan untuk bertindak secara peka dan meresponsif terhadap bayinya seperti hanyalah ibu.
TEMPAT PENITIPAN ANAK
Kini banyak anak-anak A.S yang memiliki banyak pengasuh.Kebanyakan mereka tidak memiliki orang tua yang beraktivitas dirumah untuk merawatnya. Anak-anak itu memperoleh jenis pengasuhannya yang diberikan oleh orang lain “tempat penitipan anak” banyak orang tua khawatir bahwa penitipan anak akan mengurangi kelekatan emosional bayi dengan mereka, memperlambat perkembangan kongnitif, gagal mengajarkan kepada mereka mengenai bagaimana caranya mengontrol amarah, dan membiarkan mereka terlalu banyak dipengaruhi oleh kawan sebaya.
Cuti orang tua jumlah anak-anak yang berada ditempat penitipan anak lebih banyak dibandingkan dimasa sebelumnya. Terdapat sekitar 2 juta anak-anak amerika srikat yang mendapat perawatan anak formal dan berijazah, dan jutaan anak-anak lainnya mendapatkan perawatan anak yang tidak memiliki ijazah.Sebagian dari jumlah ini mencerminkan kenyataan bahwa para orang dewasa A.S. tidak berhak menerima gaji ketika mereka mengambil cuti untuk mengasuh anaknya yang masih kecil.
Terdapat lima jenis cuti orang tua dari pekerjaan :
1.      Cuti Ibu, dibeberapa Negara, cuti sebelum melahirkan merupakan keharusan seperti halnya cuti dalam 6 hingga 10 bulan setelah melahirkan
2.      Cuti Ayah, biasanya lebih singkat dibandingkan cuti ibu. cuti ayah secara khusus penting apabila anak kedua lahir sementara anak pertama masih membutuhkan pengasuhan.
3.      Cuti Orang Tua, cuti yang netral dalam hal gender ini biasanya mengikuti cuti ibu dan memungkinkan perempuan atau pun laki-laki untuk berbagi kebijakan cuti atau malah memilih siapa yang akan menggunakannya.
4.      Cuti Mengasuh Anak, di beberapa Negara, cuti ini merupakan perlengkapan dari cuti ibu atau variasi dari cuti orang tua. Cuti mengasuh anak biasanya lebih panjang dibandingkan cuti ibu dan biasanya ibu dibayar lebih rendah selama mengambil cuti ini.
5.      Cuti Keluarga , ini mencangkup cuti yang diberikan selain untuk alas an kelahiran bayi baru. Karyawan diberi kesempatan untuk mengasuh seorang anak yang sakit atau anggota keluarga lainnya. Mendampingi anak ke sekolah untuk pertama kalinya, atau mengunjungi sekolah anak.

VARIASI TEMPAT PENITIPAN ANAK
Di amerika srikat, sekitar 15persen anak berusia 5 tahun dan lebih muda mengalami lebih dari satu jenis perwatan anak. Studi baru-baru ini terhadap  anak-anak berusia 2 hingga 3 tahun mengungkapkan peningkatan jumlah jenis perawatan anak yang dialami mereka dengan peningkatan masalah prilaku dan penurunan prilaku professional.
Tempat penitipan anak berkualitas tinggi juga mencangkup tersediannya lingkungan aman, akses kemainann sesuai usia dan partisipasi dalam aktivitas sesuai usia, setra rasio yang rendah antara perawatan anak yang memungkinkan perwatan untuk menghabiskan cukup waktu dengan anakpanak secara individual.
Anak-anak lebih mungkin mengalami kualitas tempat penitipan anak yang buruk apabila mereka berasal dari keluarga yang hanya memiliki sedikit sumber daya ( psikologi, sosial, ekonomi).



BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika seorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi yang penting  baginya, dan khususnya terkait kesejahteraan.Emosi dipengaruhi oleh dasar biologis maupun pengalaman seseorang.Ekspresi emosi memiliki peranaan dalam relasi bayi yang pertama, Tangisan dan senyuman adalah dua ekspresi yang diperlihatkan bayi ketika berinteraksi dengan orang tua,dua tangisan bayi itu adalah tangisan dasar, tangisan kemarahan, tangisan kesakitan dan dua jenis senyuman  yaitu senyuman reflexi dan senyuman social.


0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...