TUGAS PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN
SOSIOEMOSI DI MASA BAYI
1.1 LATAR
BELAKANG
Setiap
orang yang berada di sekitar bayi, bahkan hanya selama beberapa saat pun dapat
mendeteksi bahwa bayi pada hakekatnya adalah mahluk emosional. Bayi tidak hanya
mengekspresikan emosi, namun juga memiliki tempramen yang bervariasi, beberapa
bayi memiliki sifat pemalu, sementara yang lain mudah bergaul. Beberapa
bayi memiliki sifat aktif sementara yang
lain kurang aktif. Dan didalam makalah ini dibahas tentang semua aspek-aspek
lain dari perkembangan emosi dan
kepribadian pada bayi.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Perkembangan
emosi
2. Pengaruh
biologis dan lingkungan
3. Temperamen
4. Perkembangan
kepribadian
5. Orientasi/
pemahan sosial
6. Gaya
pengasuh dan kelekatan
1.3 TUJUAN
-
Menegetahui perkembangan emosi pada masa
bayi, emosi-emosi awal, ekspresi emosi dan relasi social pada di masa bayi
BAB
II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
SOSIOEMOSI DIMASA BAYI
2.1 PERKEMBANGAN
EMOSI
Emosi adalah perasaan atau efek
yang terjadi ketika seorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat
dalam interaksi yang penting baginya,
dan khususnya terkait kesejahteraan.
Emosi positif dapat mencakup
antusiase, kegembiraan, dan cinta. Sedangkan emosi negative dapat mencakup
kecemasan,kemarahan, rasa bersalah dan kesedihan.
2.2 PENGARUH
BIOLOGI DAN LINGKUNGAN
Emosi dipengaruhi oleh dasar
biologis maupun pengalaman seseorang. Pentingnya peranan biologi bagi emosi
juga terlihat pada perubahan kapasitas
emosi seorang bayi. Daerah-daerah tertentu diotak yang berekmbang dimasa awal kehidupan seperti
batang otak, hipokampus, dan amigdala. Berperan terhadap munculnya kesedihan,
kegembiraan, dan kemarahan.Bahkan bayi juga memperlihatkan emosi-emosi ini.
Factor-faktor biologis ini hanyalah sebagian dari seluruh kisah mengenai emosi
.emosi adalah bahasa pertama dalam komunikasi orang tua dan bayi. Interaksi
emosi, seperti ketiak darius menangis dan ayahnya menggapinya dengan penuh kasih
saying, dapat bagi bayi untuk mengembangkan kelekatan dengan orangtuanya.
Relasisosial menjadi tempat bagi
perkembangan emosi bayi.Ketika seorang balita mendengan orangtuanya bertengkar,
mereka sering sekali menjadi sedih dan segan bermain.Keluarga yang berfungsi
dengan baik mampu membuat anggota-anggota keluarganya tertawa dan mengembangkan
suasana hati yang ringan yang dapat meredakan konflik.Evolusi biologis telah
menganugrahi manusia dengan sifat emosionalnya. Namun kelekatan dalam relasi
dengan orang lain memberikan variasi pengalaman emosional.
Ø EMOSI-EMOSI
AWAL
Ahli tertemuka di bidang
perkembangann emosinal bayi. Michael Lewis (2007,2008) membedakan emosi primer
dan emosi sadar-diri. Emosi primer adalah emosi yang dimiliki oleh manusia dan binatang:
emosi-emosi ini diekspresikan dalam enam bulan pertama kehidupan bayi manusia.
Emosi primer mencangkup terkejut,tertarik,gembira, marah, sedih, takut, dan
jijik.
Emosi sadar diri (self conscious emotion) memerlukan
kewaspadan diri yang melibatkan kesadaran dan rasa ke akuan. Emosi sadar diri mencangkup
cemburu, empati, malu, bangga, menyesal, dan rasa bersalah, yang kebanyakan
muncul pertama kali pada paruh kedua tahun pertama hingga tahun kedua. Beberapa
ahli menyebut emosi-emosi sadar diri seperti malu, menyesal, rasa
bersalah, dan bangga, sebagai emosi
sadar orang lain. Karena melibatkan reaksi-reaksi emosional dari orang lain
ketika emosi ini mucul. (saarni dan kawan-kawan 2006) para peneliti seperti Jhoseph
Campos (2005) dan Michel (2007) memperdebatkan mengenai seberapa awalkah
emosi-emosi seperti diatas muncul pertama kali dalam masa bayi dan balita, dan
bagaimanakah urutanya. Sebagai indikasi dari konterfensi mengenai kapan pertama
kalinya suatu emosi diperlihatkan oleh bayi, perhatikan rasa cemburu dan
bebrapa peneliti beragumen bahwa rasa cemburu tidak muncul hingga sekitar usia
18 bulan (lewis, 2007) sementara para peneliti lain menyatakan emosi
diperlihatkan lebih awal.
2.3 EKSPRESI
EMOSI DAN RELASIS SOSIAL
Ekspresi emosi memiliki peranaan
dalam relasi bayi yang pertama kemampuan bayi untuk mengomunikasikan emosi
memungkinkan interaksi yang terkoodinasi dengan pengsuhnya dan merupakan awal
suatu ikatan emosional diantara mereka (Thompson 2010) bukan hanya orangtua
yang mengubah ekspresi emosi mereka sebagai respon terhadap ekspresi emosi
bayi namun bayi juga memodifikasi
ekspresi emosinya terhadap eksperesi emosi orang tua.
·
Tangisan dan senyuman adalah dua
ekspresi yang diperlihatkan bayi ketika berinteraksi dengan orang tua. Inilah
bentuk-bentuk pertama dari komunikasi emosi bayi.
Tangisan menangis adalah mekanisme
paling penting yang dikembangan bayi baru lahir untuk berkomunikasi dengan
duniannya.Tangisan pertama bayi membuktikan adanya udara dalam paru-paru bayi.Tangisan
juga dapat memberikan informasi mengenai kesehatan system saraf central dari
bayi yang baru lahir. Bayi juga memiliki 3 jenis tangisan
1. Tangisan
Dasar /Basic Cry
Suatu pola berirama yang biasanya
terdiri dari satu tangisan, diikuti oleh diam sesaat, diteruskan dengan satu
siulan kecil, pendek dengan nada sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
tangisan utama, kemudian satu lagi masa diam, singkat sebelum tangisan
berikutnya.
2. Tangisan
Kemarahan/ Anger Cry
suatu fariasi dari tangisan dasar dengan
lebih banyak udara yang dikeluarkan melalui tali suara.
3. Tangisan
Kesakitan / Pain Cry
Suatu tangisan awal panjang dan tiba-tiba yang
diikuti menahan nafas, tanpa rintihan atau erangan pendahuluan.Tangisan
kesakitan dirangsan oleh stimuls berintesitas tinggi.
Kebanyakan orang dewasa dapat menentukan apakah
tangisan bayi menandakan kemarahan atau kesakitan.Orang tua juga dapat
membedakan tangisan bayinya sendiri dibandingkan tangisan bayi lainya.
SENYUMAN :
Senyuman berperang kritis sebagai alat mengembangkan keterampilansosial baru dan merupakan sinyal sosial
yang penting. Kekuatan senyum bayi secara tepat dijelaskan oleh seorang teori
dari inggris (John Bowly 1969 ) dan ada dua jenis senyuman yang diketahui pada
bayi:
1. Senyuman
Reflexi
Suatu senyuman yang tidak terjadi
sebagai respon terhadap stimuli eksternal dan muncul selama satu bulan pertama
setelah kelahiran. Biasanya selama tidur
2. Senyuman
Social
Suatu senyuman yang terajdi sebagai respon terhadap
stimulus eksternal.Biasanya terhadap wajah yang dilihat oleh bayi.Senyuman sosial
biasanya sudah terjadi ketika bayi berumur 2bulan.
Daniel messenger (2008) baru-baru ini
mendeskripsikan jalur perkembangan senyuman bayi sejak 2 hingga 6 bulan setalah
kelahiran, senyuman sosial bayi jauh bertambah lebih banyak. Berupa senyuman
mandiri dan juga sebagai respon senyuman terhadap senyuman orang lain. Bayi
juga menunjukan senyuman anti sifatorist sebagai cara mengkomunikasi emosi
positif yang sudah dirasakaan dengan cara tersenyum pada suatu objek kemudian
mengalihkan senyuman itu kepada orang dewasa didepannya.
RASA TAKUT
Eksperesi takut yang paling sering diperlihatan oleh
bayi adalah kecemasan terhadap orang asing (Setrenger anxiety)yakni bayi
menunjukan rasa takut dan khawatir terhadap orang asing, biasanya muncul secara
bertahap. Awalnya rasa takut ini pada usia sekitar 6bulan dalam bentuk reaksi
khawatir. Pada usia 9 bulan takut terhadap orang asing sering kali berkembang
menjadi lebih kuat, berkembangan hinggan ulang tahun pertama bayi, kemudian
menurun. Tidak semua bayi memperlihatkan rasa tertekan ketika berhadapan dengan
orang asing.Bayi tidak terlalu memperlihatkan emosi takut terhadap orang asing
apabila mereka berada lingkungan yang sudah dikenal.Bayi juga cenderung kurang
takut berhadapan dengan orang asing yang terlihat bersahabat dan tersenyum,
dibandingan orang asing yang pasif dan tidak tersenyum.Bayi juga takut
dipisahkan dari pengasuhnya.Hasilnya adalah protes terhadap pemisahan atau
parathion protes menangis apabila pengasuh meninggalkanya.
2.4REGULASI
EMOSIONAL DAN COPING
Selama satu tahun pertama, bayi secara bertahap
mengembangkan kemampuan untuk menahan diri atau meminimalisasi insetitas dan
lamanya reaksi emosi mereka. Sejak awal masa bayi , bayi-bayi menghisap
jempolnya untuk menengkan diri. Secara neorobiologis tindakan pengasuh akan
mempengaruhi regulasi emosi bayi. Dengan menenangkan bayi pengasuh dapat
membantu mereka mengatur emosi dan mengurangi tingkat hormone stres.Diusia
dewasa ketika emosi bayi menjadi terbuka kadangkala mereka dapat memindahkan
asumsinya atau mengalihkan minatnya agar dapat mengurangi keterbukaanya ketika
berusia 2 tahun, balita dapat menggunakan bahasa untuk mengindentifikainkan
kondisi perasaan mereka dan kontek yang membuat mereka gelisah.Bayi sering kali
dipengaruhi oleh kelelahan rasa lapar, waktu orang-orang disekitarnya dan
tempat.Bayi harus beradaptasi dengan konteks yang menenuntut regulasi emosi.
TEMPRAMENTAL
Temperamen gaya perilaku dan cara berespon yang
sifatnya individual dibagi menjadi tiga tipe dasar :
-
Anak
Bertempramental Mudah(Easy Child)
Adalah
anak yang pada umunya memiliki suasana hati yang positif.Cepat membangun
rutinitas pada masa bayi, dan mudah beradaptasi dengan penglaman-pengalaman
baru.
-
Anak
Bertempramental Sulit (Difficult Child)
Beraksi
secara negative dan sering menangis, melibatkan diri dalam hal-hal rutin
sehari-hari secara tidak teratur.Dan lambat menerima pengalaman-pengalaman
baru.
-
Anak
Bertemperamantal Lambat (Slow To Warm Up Child)
Memiliki
tinggkat aktivitas rendah, anak negative, dan memperlihat suasa hati yang
intentiasnya rendah.
Dalam penyelidikan longitudinal, chess dan Thomas
menemukan bahwa 40 persen dari anak-anak yang mereka pelajari dapat
diklasifikasikan sebagi anak-anak bertemperamen mudah, 10 persen sebagai anak
bertemparemen sulit, dan 15 persen sebagi anak bertemperamen lambat.
Perhatikanlah bahwa terdapat 35persen anak yang tidak cocok untuk digolongkan
kedalam salah satu dari ketiga pola tersebut.Dan para peneliti telah menemukan
bahwa ketiga kelompok dasar temperamen ini cukup stabil sepanjang masa
anak-anak.
LANDASAN BIOLOGIS DAN
PENGALAMAN.
Pengaruh biologis, secara khusus temperamen inhibis
dikaitkan dengan suatu pola fisiologis yang unik yang meliputi tinggi dan
stabilnya kecepatan detak jantung, tingginya tingkat hormone kortisol, dan
tingginya aktivitas lobus fontal dibagian kanan otak. Pola ini mungkin berkaitan dengan impulsivitas
amigdala, sebuah struktur otak yang berperan penting dalam mengatur rasa takut
dan inhibisi. Dan studi mengenai anak
kembar dan anak adopsi menyatakan bahwa factor keturunan cukup berpengaruh
terhadap perbedaan tempramen dalam sekelompok orang.
Gender,
budaya dan temperamen , gender dapat menjadi sebuah factor penting yang membentuk
konteks dan mempengaruhi hasil akhir temperamen. Reaksi terhadap tempramen
dipengaruhi oleh budaya. Sebagi contoh : perilaku inhibis lebih dihargai dicina
dibandingkan diamerika utara, dan para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak
china juga lebih menunjukan bahwa inhibisi dibandingkan bayi-bayi kanada.
Perbedaan budaya dalam temperamen berkaitan dengan sikap dan perilaku orang
tua.Para ibu dikanada dari anak-anak berusia dua tahun kurang menerima
temperamen inihibis dari bayinya, sementara para ibu di china lebih dapat
menerimanya.
Emosi
dan temperamen membentuk aspek-aspek penting individu (personality) yakni
karakteristik – karakteristik yang menetap dalam individu. Rasa percaya (trust)
serta perkembanagan penghayatan diri
(sense of selfe) dan kemandirian (indepence)
PERKEMBANGAN
PENGHAYATAN DIRI
Ketika
anak bayi berusia dua tahun, kebanyakan anak dapat mengenali dirinya di cermin.
Singkatnay bayi mulai mengembangkan pemahaman diri ( self understanding) yang disebut pengenalan diri (self recognition) oada usia sekitar 18
bulan. Namun, tidak semua bayi diberbagi budaya terbiasa dengan cermin.
Sehingga, pengenalan diri secara fisik mungkin lebih penting di budaya-budaya
barat dibandingkan non-barat . sebagai dukungan terhadap pandangan kebudayaan
ini, sebuah studi mengungkapkan bahwa balita usia 18 hingga 20 bulan dari
keluarga urban dengan SES menengah digerman lebih mungkin mengenali diri
sendiri di cermin disbanding balita dari keluarga petani di pedesaan kamerun.
KEMANDIRIAN
Otonomi
dibangun seiiring dengan perkembangan kemampuan mental motorik.Pada tahap ini,
bayi tidak hanya mampu berjalan, namun mereka juga mampu memanjat, membuka dan
menutup, menjatuhkan mendorong dan menarik.Serta mememgang dan melepaskan.Bayi
merasa bangga bila melakukannya sendiri. Penting bagi orang tua untuk mengnali
motivasi balita dalam melakukan apa yang dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan mereka. Mereka dapat belajar mengendalikan otot dan dorongan-dorongan
mereka.Namun, ketika pengasuh tidak sabar dan melakukan hal-hal yang sebetulnya
dapat dilakukan oleh balita itu sendiri.Maka, yang berkembang adlah rasa malu
dan ragu-ragu. Setiap orang tua membuat anaknya menjadi terburu-buru dari
waktu-kewaktu .
ORIENTASI
ATAU PEMAHAN SOSIAL
Orientasi
sosial sejak awal perkembanganya , bayi terkagum-kagum dengan dunia sosial.
Bayi muda memandang penuh perhatian pada wajah-wajah dan mengenali suara-suara
manusia. Bermain secara bertatap muka (face to face play) sering kali mulai
menjadi ciri interaksi pengasuh bayi
ketika bayi berusia 2 hingga 3 bulan. Interaksi bermain secara bertatap muka
yang berfokus mungkin mungkin mencangkup vokalisasi, sentuhan, dan bahasa tubuh
.bayi berespon secara berbeda di usia 2 hingga 3 bulan terhadap objek diam seperti
boneka, salah satunya karena sifat positif dari interaksi antara bayi dan
pengasuh tersebut. Diusia ini kebanyakan bayi berekspektasi bahwa orang secara
positif ketika ia melakukan perilaku tertentu, seperti senyum atau membuat
vokalisasi. Sejak usia 2 hingga 3 bulanpun bayi menunjukan lebih banyak
pengisosialisasi diri, emosi negative, dan perilaku tertuju diri sendiri ketika
pengasuhnya berdiam diri dan tidak responsive.
LOKOMASI
Seiring
bayi mengembangkan kemampuan merangkak, berjalan, dan berlari mereka mampu
mengeksplorasi dan memperluas dunia sosialnya.Keterampilan-keterampilan
lokomotorik yang baru dikembangkan dan diraih secara mandiri ini memungkinkan
bayi untuk secara mandiri lebih sering memulai interaksi-interaksi sosial.
INTENSI
DAN PERILAKU BERARAH TUJUAN
Mempersepsikan
bahwa setiap orang melakukan perilaku sesuai intense dan berarah tujuan
merupakan pencapaian kognitif sosial yang penting, atensi bersama dan mengikuti
arah pandangan akan membantu bayi untuk memahami bahwa orang lain memiliki
nafsu.
REFERENSI
SOSIAL
Satu
lagi pencapaian kognitif sosial yang penting dimasa bayi adalah pengembangan
kemampuan “membaca” emosi orang lain. Referensi sosial(sosial referencing) adalah istilah atau tindakan “membaca”
tanda-tanda emosi orang lain demi membantu menentukan bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu. Perkembangan referensi sosial membantu bayi dalam menentukan
mengunterpretasikan situasi-situasi yang ambigo agar menjadi jelas.Seperti
ketika mereka berjumpa dengan orang asing dan perlu mengetahui apakah
seharusnya merasa takut atau tidak terhadap orang itu.
KOMPLEKSITAS
SOSIAL DAN WAWASAN BAYI
Kompleksitas
dan wawasan ini dicermikan melalui persepsi bayi bahwa tondakan orang lain
dimotivasi dari maksud tertentu dan berarahan tujuan serta motivasi bayi untuk
berbagi dan berpartisipasi dalam maksud tersebut disekitar ulang tahun
pertamanya. Keterampilan-keterampilan kongnitif sosial yang lebih maju dari
bayi mungkin akan mempengaruhi pemahan dan kewaspadaan bayi mengenai
kelekatannya kepada pengasuh.
KELEKATAN
DAN PERKEMBANGANYA
Kelekatan
(attachmen) adalah ikatan emosional
yang kuat antara dua orang.Bayi semakin menjadi dekat dengan orang atau benda
yang memberikan kepuasan oral.Bagi kebanyakan bayi kepuasan seperti ini tentu
saja didapat dari ibu yang paling sering memberikan makanan kepada bayinya.
Kenyamanan
fisik juga memainkan peranan penting dalam pandangan mengenai perkembangan
bayi.Satu tahun pertama kehidupan merupakan tahap munculnya kepercayaan versus
ketidak percayaan.Kenyamanan fisik dan perawatanyang peka merupakan hal yang
esensial untuk mencapai kepercayaan dasar pada bayi.
Perspektif
etologis adri psikiater inggrin john bolwge (1969-1989) juga menekankan
pentingnya kelekatan pada tahun pertama kehidupan dan responsifitas dari
pengasuh bowlby yakin bayi dan ibunya secara naluriah membentuk suatu kelekatan
iya menyatakan bahwa bayi yang baru lahir secara biologis diberi perlengkapan
untuk membangkitkan prilaku kelekatan dengan ibunya.
Kelekatan
tidak timbul secara tiba-tiba namun berkembang melalui serangkaian tahapan,
diawali dengan priferensi umum bayi terhadap amnesia hingga kebersamaan dengan
pengaruh utama. Berikut ini adalah keempat tahapan itu, yang didasarkan pada
konsep kelekatan menurut bolwge (schaffer,1996) :
-
Tahap satu : dari lahir hingga usia 2
bulan
-
Tahap dua : dari usia dua hingga 7 bulan
-
Tahap tiga : dari usia 7 hingga 24 bulan
-
Tahap empat : dari usia 24 bulan hingga
seterusnya.
Bowlby
berargumen bahwa bayi mengembangkan model kerja internal mengenai kelekatan,
suatu model mental sederhana mengenai pengasuh, hubungan bayi dengan
pengasuhnya, dan diri yang memiliki hak terhadap perawatan gizi.
PERBEDAAN
INDIVIDUAL DALAM KELEKATAN
Situasi
asing (strange situation) yakni suatu metode observasi untuk mengukur kelekatan
bayi berupa serangkaian perkenalan, perpisahan, dan reuni dengan pengasuh dan
orang dewasa asing dalam urutan tertentu. Berdasarkan responbayi dalam situasi
asing, para peneliti mendeskripsi bayi memiliki kelekatan aman atau kelekatan
tidak aman(dalam tiga jenis kelekatan tidak aman)
-
Bayi dengan kelekatan aman (securely
attached)
-
Bayi dengan kelekatan tidak aman dan menghindar (insecure avoidant)
-
Bayi dengan kelekatan tidak aman dan
menolak (insecure resistant)
-
Bayi dengan kelekatan tidak aman dan
tidak terartur (insecure disorganized babies)
INTERPRETASI
TERHADAP PERBEDAAN KELEKATAN
Ainsworth
yakin bahwa kelekatan yang aman dalam
satu tahun utama kehidupan memberikan dasis yang penting bagi perkembangan
psikologi dikehidupan selanjutnya. Bayi dengan kelekatan aman dapat menjauh
secara bebas dari ibunya namun masih tetap memeriksa keberadaan ibunya. Bayi
dengan kelekatan aman berespon postirf ketika dogendong oleh orang lain dan
ketika diletakan kembali ia dapat menjauh secara bebas buat bermain. Bagi
beberapa anak, kelekatan dimasa awal aganya memberikan gambaran bagaimana ia
berfungsi dikemudian hari. Dalam sebuah studi longitudinal berskala luas yang
dilakukan oleh alan sroufe dan rekan-rekanya tahun 2005. Kelekatan aman dimasa
awal (diukur dengan situasi asing pada usia 12 dan 18 bulan ) berkaitan dengan
kesehatan emosional, tingginya harga diri, dan keyakinan diri, serta kompetensi
dalam interaksi sosial dan kawan, guru, konseler kampus, dan kekasih pada masa
remaja. Studi lainya mengungkapkan bahwa klasifikasi sebagai tidak aman dan
menolak dimasa bayi menjadi predictor negative terhadap perkembangan kongnitif
dimasa sekolah dasar (o’connor dan McCartney,2007)
Sejumlah
ahli perkembangan berpendapat bahwa selama ini kita terlalu menekankan
pentingnya kelekatan dimasa bayi (newcombe 2007). Sebagio contoh Jerome Kagan
(1987,2002) berpendapat bahwa bayi memiliki sifat yang sangat ulet dan akditif
; beliau menyatakan bahwa secara evolusioner bayi diperlengkapi untuk bertahan
dalam suatu rangkaian perkembangan yang positif, bahkan ketika menghadapi
berbagai pengasuhnya kagan dan rekan-rekannya menyatakan bahwa karakteristik
genetis dan temperamen memainkan peranannya yang lebih terhadap kompetensi sosial
seorang anak dibandingkan yang dikemukakan dan diketahui oleh para teoritis
mengenai kelekatan. Dalam studi ini, jenis kelektan tak teratur yang muncul
dimasa bayi hanya ketika terdapat versi pendek dari trasportasi serotonin – 5
HTTLPR (spenger dan kawan-kawan , 2009). Bayi tidak memiliki karakter kelekatan
ini bila memiliki versi panjang gen tersebut. Lebih lanjut, interaksi gen –
lingkungan ini hanya terjadi ketika sang ibu menunjukan tingkat responsifitas
rendah terhadap bayinya. Kritik lain yang ditunjukan terhadap teori kelekatan adalah
bahwa teori ini mengabaikan variasi dari agen-agen dan kontek sosial yang
terdapat dalam dunia bayi. Suatu system niali budaya dapat mempengaruhi sifat
dasar dari kelekatan (grossman & kawan-kawan 2008)
Terlepas
dari kritik-kritilk semacam diatas, terdapat cukup bukti bahwa rasa aman dari
kelekatan merupakan hal yang penting bagi perkembangan (Thompson & newton,
2009; sroufe, coffine &carison, 2010 )
GAYA
PENGASUHAN DAN KELEKATAN
Bayi-bayi
dengan kelekatan aman memiliki pengasuh yang sensitive terhadap isyarat-isyarat
yang mereka berikan dan secara konsisten hadir untuk memberikan respon terhadap
kebutuhan mereka. Sebuah studi yang dialkukan baru-baru ini menemukan bahwa
sensitivitas maternal dalam pengsuhan berkaitan dengan kelekatan aman pada bayi
di dua budaya yang berbeda, ; diamerika serikat dan Columbia meski sensitivitas
maternal berkaitan positif dengan perkembangan kelekatan aman dimasa bayi
penting untuk meningkatkan bahwa kaitanya tidak begitu kuat.
KELUARGA
Keluarga
dapat dianggap suatu konstelasi berisi berbagai system atau kestuan komplek
yang tersusun atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan berinteraksi atau
didefinisikan menurut generasi, gender dan peranan.Setiap angota keluarga
berpartisipasi dalam beberapa subsystem. Ayah dan anak adlah sebuah subsystem,
ibu dan ayah juga sebuah subsystem ibu-ayah –anak adalah subsystem lainnya,
demikian seterusnya.
TRANSISI
MENJADI ORANG TUA
Para
individu menjadi orang tua karna hamil melakukan adopsi, atau menjadi orang tua
angkat, mereka menghadapi ketidakseimbangan dan harus beradaptasi terhadap
perubahan itu.
Dalam
sebuah penyelidikan longitudinal terhadap
para pasangan diantara akhir kehamilan bayi mereka berusia 3 ½ tahun.
Diketahui bahwa pasangan lebih menikmati relasi perkawinan yang positif sebelum
bayi lahir dibandingkan sesudahnya. Sementara itu hamper sepertiga dari mereka
memeperlihatkan peningkatan kepuasan perkawinan. Sejumlah pasngan menyatan
bahwa menjadi orang tua meningkatkan penghayatan sebagai pasangan dan memberi
mereka indentitas baru serta lebih stabil sebagai pasangan.
SOSIALISASI
TIMBALE BALIK (RECIPROCAL SOCIALIZATION)
Adalah
sosialisasi yang bersifat dua arah, artinya anak-anak mensosialisasikan
anak-anak.Sebagai contoh, interaksi dari ibu dengan bayi-bayi dapat diumpamakan
sebagai sebuah tarian atau dialog yang mengundang serangkaian aksi diantara
prilaku yang terkoodinasi dengan baik. Dapat dikaitkan juga diantara pelaku
terdapat aksi timbale-balik, misalnya ketika pelaku yang satu meniru senyuman
pelaku lainnya atau ketika mereka senyum satu sama lain.
Sebuah
bentuk yang penting dari sosialisasi timbal balik adalah scaffolding, yakniorang tua berinteraksi sedemikian rupa sehingga
bayi memiliki pangalaman bergiliran dengan orang tuanya.Scaffolding meliputi perilaku orang tua yang mendukung usaha
anak-anak, memungkinkan mereka untuk lebih keterampilan dibandingkan apabila
mereka hanya bergantung pada kemampuan mereka sendiri.
PERAWATAN DARI IBU DAN PERAWATAN DARI AYAH
Apakah
ayah dapat merawat bayi sebaik ibu?Primate laki-laki terkenal kurang berminat
terhadap keterunannya, namun apabila mereka harus hidup bersama bayinya karena
pengasuh perempuan tidak hadir maka orang dewasa laki-laki dapat merawat bayi
secara kompeten.Observasi terhadap ayah dan bayinya memperlihatkan bahwa ayah
memiliki kemampuan untuk bertindak secara peka dan meresponsif terhadap bayinya
seperti hanyalah ibu.
TEMPAT
PENITIPAN ANAK
Kini
banyak anak-anak A.S yang memiliki banyak pengasuh.Kebanyakan mereka tidak
memiliki orang tua yang beraktivitas dirumah untuk merawatnya. Anak-anak itu
memperoleh jenis pengasuhannya yang diberikan oleh orang lain “tempat penitipan
anak” banyak orang tua khawatir bahwa penitipan anak akan mengurangi kelekatan
emosional bayi dengan mereka, memperlambat perkembangan kongnitif, gagal
mengajarkan kepada mereka mengenai bagaimana caranya mengontrol amarah, dan
membiarkan mereka terlalu banyak dipengaruhi oleh kawan sebaya.
Cuti orang tua jumlah
anak-anak yang berada ditempat penitipan anak lebih banyak dibandingkan dimasa
sebelumnya. Terdapat sekitar 2 juta anak-anak amerika srikat yang mendapat
perawatan anak formal dan berijazah, dan jutaan anak-anak lainnya mendapatkan
perawatan anak yang tidak memiliki ijazah.Sebagian dari jumlah ini mencerminkan
kenyataan bahwa para orang dewasa A.S. tidak berhak menerima gaji ketika mereka
mengambil cuti untuk mengasuh anaknya yang masih kecil.
Terdapat
lima jenis cuti orang tua dari pekerjaan :
1. Cuti
Ibu, dibeberapa Negara, cuti sebelum melahirkan merupakan keharusan seperti
halnya cuti dalam 6 hingga 10 bulan setelah melahirkan
2. Cuti
Ayah, biasanya lebih singkat dibandingkan cuti ibu. cuti ayah secara khusus
penting apabila anak kedua lahir sementara anak pertama masih membutuhkan
pengasuhan.
3. Cuti
Orang Tua, cuti yang netral dalam hal gender ini biasanya mengikuti cuti ibu
dan memungkinkan perempuan atau pun laki-laki untuk berbagi kebijakan cuti atau
malah memilih siapa yang akan menggunakannya.
4. Cuti
Mengasuh Anak, di beberapa Negara, cuti ini merupakan perlengkapan dari cuti
ibu atau variasi dari cuti orang tua. Cuti mengasuh anak biasanya lebih panjang
dibandingkan cuti ibu dan biasanya ibu dibayar lebih rendah selama mengambil
cuti ini.
5. Cuti
Keluarga , ini mencangkup cuti yang diberikan selain untuk alas an kelahiran
bayi baru. Karyawan diberi kesempatan untuk mengasuh seorang anak yang sakit
atau anggota keluarga lainnya. Mendampingi anak ke sekolah untuk pertama
kalinya, atau mengunjungi sekolah anak.
VARIASI
TEMPAT PENITIPAN ANAK
Di
amerika srikat, sekitar 15persen anak berusia 5 tahun dan lebih muda mengalami
lebih dari satu jenis perwatan anak. Studi baru-baru ini terhadap anak-anak berusia 2 hingga 3 tahun
mengungkapkan peningkatan jumlah jenis perawatan anak yang dialami mereka
dengan peningkatan masalah prilaku dan penurunan prilaku professional.
Tempat
penitipan anak berkualitas tinggi juga mencangkup tersediannya lingkungan aman,
akses kemainann sesuai usia dan partisipasi dalam aktivitas sesuai usia, setra
rasio yang rendah antara perawatan anak yang memungkinkan perwatan untuk
menghabiskan cukup waktu dengan anakpanak secara individual.
Anak-anak
lebih mungkin mengalami kualitas tempat penitipan anak yang buruk apabila
mereka berasal dari keluarga yang hanya memiliki sedikit sumber daya (
psikologi, sosial, ekonomi).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika
seorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi yang
penting baginya, dan khususnya terkait kesejahteraan.Emosi
dipengaruhi oleh dasar biologis maupun pengalaman seseorang.Ekspresi emosi
memiliki peranaan dalam relasi bayi yang pertama, Tangisan dan senyuman adalah
dua ekspresi yang diperlihatkan bayi ketika berinteraksi dengan orang tua,dua tangisan
bayi itu adalah tangisan dasar, tangisan kemarahan, tangisan kesakitan dan dua
jenis senyuman yaitu senyuman reflexi
dan senyuman social.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...