1. Pengertian Afektif
Afektif
menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau
cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang
menunjukkan perasaan.
Ranah afektif adalah ranah yang
berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan
kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah
afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1.
Receiving
atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2.
Responding
(menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3.
Valuing
(menilai atau menghargai)
4.
Organization
(mengatur atau mengorganisasikan)
5.
Characterization
by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai)
2. Karakteristik Pembelajaran Afektif
Ada 5 (lima) tipe karakteristik
afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan
untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat
dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian
melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan
konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi
pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
2. Minat
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
(1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum
minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian
minat dapat digunakan untuk:
a)
mengetahui
minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b)
mengetahui
bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c)
pertimbangan
penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d)
menggambarkan
keadaan langsung di lapangan/kelas,
e)
mengelompokkan
peserta didik yang memiliki minat sama,
f)
acuan
dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode
yang tepat dalam penyampaian materi,
g)
mengetahui
tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h)
bahan
pertimbangan menentukan program sekolah,
i)
meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
3. Konsep
Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah
evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang
dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah
afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi
seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya
bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai
tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik,
yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih
alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep
diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik
dengan tepat.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan
dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut.
a)
Pendidik
mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
b)
Peserta
didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.
c)
Pernyataan
yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
d)
Memberikan
motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.
e)
Peserta
didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
f)
Dapat
digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input peserta
didik.
g)
Peserta
didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.
h)
Peserta
didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
i)
Melatih
kejujuran dan kemandirian peserta didik.
j)
Peserta
didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
k)
Peserta
didik memahami kemampuan dirinya.
l)
Pendidik
memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.
m) Mempermudah pendidik untuk
melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang
dilakukan.
n)
Peserta
didik belajar terbuka dengan orang lain.
o)
Peserta
didik mampu menilai dirinya.
p)
Peserta
didik dapat mencari materi sendiri.
q)
Peserta
didik dapat berkomunikasi dengan temannya.
4. Nilai
Definisi lain tentang nilai, yaitu
nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu
dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa
manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini
menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan
pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang
bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan
personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
5. Moral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas
tentang perkembangan moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan
antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral
seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau
dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. Moral berkaitan
dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan
terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral
juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan
perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip,
nilai, dan keyakinan seseorang. Ranah afektif lain yang penting adalah:
-
Kejujuran:
peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan
orang lain.
-
Integritas:
peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan
artistik.
-
Adil:
peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama
dalam memperoleh pendidikan.
-
Kebebasan:
peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang
bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
Tujuan pembelajaran kawasan afektif
ada lima.
1.
memperhatikan
atau menerima
2.
menanggapi
3.
menilai
dan menghargai
4.
mengatur
atau mengorganisasikan
5.
Karateristik
dengan serta nilai
Kategori hasi belajar kawasan afektif
1.
tingkat
recliving
2.
tingkat
responding
3.
tingkat
valuing
4.
tingkat
organition
5.
tingkat
caracterication
Media Pembelajaran Kawasan Afektif
Afektif : berkenaan dengan media
CD/interaktif
Kelebihan :
1.
bisa
berkonsentrasi
2.
materi
dapat terselasaikan
3.
tempat
penyimpanan yang bagus
Kekurangan :
1.
Menonton
2.
harus
hati-hati mudah rusak
Berkenaan
dengan media slide (lebih terstruktur dan dalam penerapannya lebih umum.
Kelebihan :
1.
membantu
daya ingat siswa lebih kritis
2.
lebih
terfokus pada slide
Kekurangan :
1.
Memerlukan
pengawasan yang ketat dari guru
2.
ruang
gelap
3.
biaya
dari proyektor terkesan mahal
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...