Friday, 12 June 2015

Afektif

1.     Pengertian Afektif
          Afektif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.
          Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1.     Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2.     Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3.     Valuing (menilai atau menghargai)
4.     Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5.     Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai)
2.     Karakteristik Pembelajaran Afektif
          Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
1. Sikap
          Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
2. Minat
          Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
a)     mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b)    mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c)     pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d)    menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
e)     mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f)      acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g)     mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h)    bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i)       meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3. Konsep Diri
          Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
          Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut.
a)     Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
b)    Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.
c)     Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
d)    Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.
e)     Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
f)      Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input peserta didik.
g)     Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.
h)    Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
i)       Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
j)       Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
k)    Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
l)       Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.
m)  Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan.
n)    Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
o)    Peserta didik mampu menilai dirinya.
p)    Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
q)    Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.
4. Nilai
          Definisi lain tentang nilai, yaitu nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
5. Moral
          Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. Ranah afektif lain yang penting adalah:
-         Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.
-         Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik.
-         Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.
-         Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
Tujuan pembelajaran kawasan afektif
ada lima.
1.     memperhatikan atau menerima
2.     menanggapi
3.     menilai dan menghargai
4.     mengatur atau mengorganisasikan
5.     Karateristik dengan serta nilai
Kategori hasi belajar kawasan afektif
1.     tingkat recliving
2.     tingkat responding
3.     tingkat valuing
4.     tingkat organition
5.     tingkat caracterication
Media Pembelajaran Kawasan Afektif
          Afektif : berkenaan dengan media CD/interaktif
Kelebihan :
1.     bisa berkonsentrasi
2.     materi dapat terselasaikan
3.     tempat penyimpanan yang bagus
Kekurangan :
1.     Menonton
2.     harus hati-hati mudah rusak
Berkenaan dengan media slide (lebih terstruktur dan dalam penerapannya lebih umum.
Kelebihan :
1.     membantu daya ingat siswa lebih kritis
2.     lebih terfokus pada slide
Kekurangan :
1.     Memerlukan pengawasan yang ketat dari guru
2.     ruang gelap
3.     biaya dari proyektor terkesan mahal







0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...