Blogger Sukses

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.

Blogger Terpercaya

Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi.

Blogger Terpopuler

Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya.

Motivation

Lakukan sesuatu pekerjaan yang dekat dengan kita, perbuatlah terus-menerus, maka akan menjadi suatu kebiasaan. "Hidup adalah perbuatan, perbuatan adalah kekuatan, kekuatan adalah kekayaan, kekayaan adalah kesuksesan, kesuksesan adalah perjalanan.

Kita Bisa

Manusia yg takut gagal adalah manusia yg tidak pernah mau belajar,padahal kegagalan itu sebagai pembelajaran mengukuhkan proses pondasi ke bangunan sukses kita.salam sukses.

Monday, 22 June 2015

Psikologi Pendidikan

Pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Sedangkan Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.

Mendorong Tindakan-tindakan Belajar

Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan sebagai individu terdidik.
Fungsi pendidik menjejalkan informasi pengetahuan sebanyak-banyakya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-ingat keseluruhan informasi itu, semakin tidak relevan lagi mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas. Dengan kata lain, pengetahuan-pengetahuan (yang dalam perasaan dan pikiran manusia dapat dihimpun) hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak (Goble, 1987 : 46). Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik.Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Dari deskripsi di atas terlihat bahwa indikator dari satu tindakan belajar yang berhasil adalah : bila subjek didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Adalah tugas pendidik untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar secara efektif.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11).
1. Faktor Fisiologis 
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.

Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.

Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.

Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.

2. Faktor Psikologis 
Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.

Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

2.1. Perhatian 
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.

Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.

2.2. Pengamatan 
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.

Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.

Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.

2.3. Ingatan 
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.

Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.

Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.

Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.

Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.

Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan. 

2.4. Berfikir 
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.

2.5. Motif 
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.

Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.



Read more: http://www.artikelbagus.com/2012/04/artikel-psikologi-pendidikan.html#ixzz3dqWrHmjd
Jika anda berkenan, berilah komentar yang bersifat positif dan membangun..!!!

Bicarakan Ide - Bukan Gosip!


"Siapapun yang bergosip padamu, akan
bergosip tentang dirimu"- Pepatah Spanyol

Dear Darsani,

Anda pasti pernah mendengar pepatah
ini;  bahwa orang-orang besar senang
berbicara tentang ide-ide, sementara
orang biasa-biasa suka berbicara
tentang diri mereka sendiri dan
orang-orang kecil suka berbicara
tentang orang lain.

Itulah gosip. Gosip membuat orang
menjadi kecil. Tidak ada sesuatu yang
bisa ditawarkan  dalam gosip. Gosip
hanya mengurangi kredibilitas orang
membicarakan dan yang dibicarakan
serta bisa menghancurkan orang yang
mendengarkan.

Berhenti menyebarkan gosip dan
menjadi penerima gosip. Jika Anda
menghentikan gosip yang diteruskan
hanya sampai pada Anda, Anda akan
memperbaiki kehidupan orang lain dan
diri Anda lebih baik lagi.

Lagipula, orang yang menceritakan
gosip pada kita, biasanya akan
menggosipkan kita juga.

Orang yang memiliki integritas tidak
suka mengumbar omongan tentang orang
lain di belakangnya. Jika memiliki
masalah dengan seseorang, ia lebih
baik mendatangi orang tersebut dan
membicarakan masalahnya, tidak pernah
melalui orang ketiga.

Mereka juga akan memuji orang secara
terbuka dan mengkritik orang secara
pribadi.

Jika Anda adalah orang besar,
berhentilah membicarakan orang lain
dan mari membicarakan ide-ide besar
yang bisa mengubah dunia! :-)

Anne Ahira
Jika anda berkenan, berilah komentar yang bersifat positif dan membangun..!!!

Kerjarlah Mimpimu


"Semua mimpi kita dapat terwujud,
asalkan kita punya keberanian untuk
mewujudkannya" - Walt Disney

Dear Darsani,

Semua orang diciptakan istimewa oleh
Tuhan dengan bakatnya masing-masing.
Tapi terkadang mereka terhalang oleh
pikirannya sendiri dalam
mengembangkannya.

Zig Ziglar, motivator dunia
mengkategorikan orang-orang  yang
tidak mengembangkan bakatnya ke dalam
4 golongan.

Orang pertama adalah yang menyangkal
dirinya memiliki bakat. "Ah, saya
tidak punya bakat apa-apa"
sangkalnya. Ia merasa tidak perlu
berbuat sesuatu atau berkontribusi
bagi orang lain atau kehidupan umat
manusia.

Orang kedua suka menunda-nunda. "Saya
memang punya bakat. Tapi, tidak
sekarang mengembangkannya. Mungkin
besok, lusa atau nanti sajalah"
begitu alasannya.

Orang ketiga adalah yang merasa
takut. "Sebetulnya saya ingin
mengembangkan bakat saya. Tapi takut
gagal, daripada saya ditertawakan
orang, lebih baik saya diam saja,
bukankah lebih aman?" itu selalu yang
dikatakannya.

Orang keempat tidak mau bertanggung
jawab. Dia selalu berdalih bahwa
orang lain atau keadaanlah yang
salah. "Bagaimana saya dapat
mengembangkan bakat saya kalau orang
di sekitar saya dan keadaan tidak
mendukung" katanya menyalahkan
keadaan.

Darsani, temanku yang berbakat, saya
yakin Anda tidak termasuk dalam
keempat tipe orang tersebut. Bakat
Anda terlalu sayang untuk
disia-siakan, karena artinya Anda
menyia-nyiakan anugrah Tuhan. Tuhan
telah mendesain dan menciptakan
manusia dengan keistimewaannya
masing-masing. Kembangkan bakatmu,

kejarlah mimpimu.
Jika anda berkenan, berilah komentar yang bersifat positif dan membangun..!!!

Wednesday, 17 June 2015

Optimis menjalani kehidupan

Kehidupan adalah suatu fenomena yang tidak bisa dihindari, kondisi dan faktor mempengaruhi segalanya sehingga menyebabkan suatu akibat-akibat yang tidak dikehendaki banyak orang.  hal-hal semacam itu memang sangat menggangu ketenangan dan mental kita. Sulitnya mngatasi masalah itu membuat seseorang pesimis...bangun sobatku kalau kita lemah terhadap diri kita maka dunia akan keras terhadap kita.

Jika anda berkenan, berilah komentar yang bersifat positif dan membangun..!!!

Monday, 15 June 2015

Tipe Kepribadian Menurut Golongan Darah

Tipe Kepribadian Menurut Golongan Darah

Golongan darah manusia dibagi menjadi empat, yakni O, A, B dan AB. Berdasarkan golongan darah ini, kita dapat menilai kepribadian atau karakter seseorang. Bahkan di beberapa negara, ada orang-orang yang mempercayai golongan darah telah menentukan karir seseorang sejak ia lahir. Berikut bahasan kepribadian seseorang terkait atas golongan darahnya.

kepribadian berdasarkan golongan darah

Kepribadian atau Karakter Menurut Golongan Darah Secara Umum

Berikut merupakan kerpribadian-kepribadian orang berdasar kepada golongan darah secara umumnya. Tapi hal ini tidak menentukan secara pasti kepribadian seseorang, karena setiap manusia merupakan kepribadian yang unik dan tidak dapat dinilai hanya berdasar kepada golongan darah ini. Deskripsi kepribadian berikut ini hanya dapat dijadikan referensi secara garis besar.

Golongan Darah O
Golongan Darah A
Golongan Darah B
Golongan Darah AB
Berdasarkan Kategori
Kepribadian Golongan Darah O:

Orang yang memiliki golongan darah O, mempunyai karakter atau kerpibadian yang paling fleksibel dibandingkan tipe darah lain. Hal ini menyebabkan golongan darah ini dikatakan yang paling dapat bertahan dalam keadaan apapun.

Orang bertipe golongan darah ini sering tidak memiliki keinginan kuat akan suatu tujuan, hal ini disebabkan karena ketidakjelasan tujuan mereka. Jika mereka sudah memiliki peluang/keinginan akan tujuan mereka, orang dengan golongan darah O tersebut akan berusaha meraih hal tersebut dengan memberikan semua kemampuannya.

Golongan darah O dikatakan memiliki karakter yang terbuka, energik, dan sosial tetapi mereka susah untuk menerima orang yang baru mereka kenal ke lingkup pertemenan mereka. Mereka juga suka menjadi pusat perhatian dan mereka disukai karena kejujuran dan rasa percaya diri mereka.

Tipe golongan darah O ini dianggap merupakan jenis darah yang paling baik di beberapa negara, contohnya seperti Jepang. Walaupun ada yang mengatakan bahwa golongan darah O merupakan golongan darah dengan temperamen yang sensitif, suka mengikuti orang dan tidak berpendirian, mereka juga dikatakan merupakan golongan darah yang memiliki sifat kepemimpinan paling besar.

Kepribadian Golongan Darah A:

Tipe golongan darah A jika diminta untuk melakukan suatu pekerjaan, mereka akan berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan rapi dan baik. Orang-orang puas dengan pekerjaan mereka karena karakter tipe golongan darah A yang tenang, sabar, bertanggung jawab dan selalu merencanakan segala sesuatunya.

Orang bertipe golongan darah A ini biasanya pemalu dan tidak suka untuk berada dalam keramaian, tetapi mereka sopan dan bertanggung jawab. Hal ini disebabkan karena mereka adalah orang yang selalu serius, cukup sensitif, dan susah untuk beradaptasi akan perubahan yang cepat.

Orang dengan tipe golongan darah A adalah orang yang perfeksionis dalam pekerjaan mereka, dan juga artistik. Mereka selalu berhati-hati dalam pekerjaan mereka agar tidak terjadi kesalahan, merencanakan segala sesuatunya sebelum melakukan sesuatu.

Kepribadian Golongan Darah B:

Tipe Golongan darah B tidak suka untuk berada dalam keadaan dimana mereka harus melakukan sesuatu yang tidak mereka lakukan atau mereka tahu mereka akan kalah. Karena hal ini, mereka selalu menjadi spesialis di pekerjaan mereka, tetapi mereka kurang dapat diajak bekerja sama.

Orang bergolongan darah B dikatakan suka menyepelekan keadaan sehingga mereka selalu santai. Mereka juga tidak suka dengan peraturan yang mengikat mereka, dan mereka selalu melakukan apa yang mereka inginkan. Walaupun mereka selalu berbicara terang-terangan tanpa memikirkan orang lain, mereka disukai oleh sifat 'blak-blakannya' ini.

Walaupun mereka kurang mempertimbangkan perasaan orang lain, mereka adalah golongan darah yang dapat dipercaya dalam sebuah relasi.

Kepribadian Golongan Darah AB:

Orang bertipe golongan darah AB dikatakan mempunyai ruang dunia mereka sendiri dan mereka tidak menyukai jika ada yang  masuk ke dalam hal tersebut. Mereka adalah golongan darah yang paling susah diprediksi dan selalu berubah-ubah tergantung atas mood mereka.

Di sisi lain, orang bertipe golongan darah AB dikatakan sangat bertanggung jawab dan mudah dipercaya. Hal ini mungkin disebabkan karena golongan darah AB yang selalu rasional dan suka menganalisa sesuatu.

Dalam relasinya, orang dengan tipe golongan darah AB ini sangat pintar dalam mekritik seseorang secara terang-terangan, hal ini dapat menyakit tapi juga membangun seseorang. Terakadang mereka berpikir mereka lebih superior di antara yang lain, tapi mereka sangat mengangumkan dalam bernegosiasi.

Golongan darah AB, dikatakan merupakan golongan darah terburuk di Jepang karena mereka suka melakukan pekerjaan mereka dalam cara mereka sendiri dan suka untuk lari dari persoalan. Bahkan dalam kelompok kerja perusahaan, orang-orang tidak suka bekerja bersama  mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena kepribadian mereka yang susah diprediksi, tetapi jika seseorang sudah mengenal mereka lebih baik mereka adalah orang yang sangat bertanggung jawab.

komik tipe kepribadian berdasarkan golongan darah terkait hadiah

Penelitian:

Golongan Darah O - Queen Elizabeth II, Elvis Presley, Saito Hajime (Anime Samurai X)
Golondan Darah A - Britney Spears, Jet Li, Haruno Sakura (Anime Naruto)
Golongan Darah B - Leonardo Dicaprio, Paul McCartney, Uzumaki Naruto (Anime Naruto)
Golongan Darah AB - Park Jin Young (JYP), Jackie Chan, Uchiha Sasuke (Anime Naruto)
Berikut merupakan penjabaran tipe kepribadian golongan darah berdasar pada beberapa kategori, hal ini juga didasarkan kepada komik golongan darah di samping yang berasal dari comic.naver.com (Bahasa Korea). Mungkin Anda tertarik untuk membaca komik ini dalam bentuk Bahasa Inggris pada http://simplebloods.tumblr.com.



Sering terlambat pada saat janjian:

B (terlalu santai)
O (flamboyan)
AB (mudah mengganti kegiatan)
A (selalu disiplin)
Yang paling banyak menjadi direktur dan pemimpin:

O (berjiwa kepemimpinan dan suka memecahkan masalah)
A (tekun dan teliti)
B (sensitif dan cepat ambil keputusan)
AB (kreatif dan berani beresiko, tetapi sulit untuk mengerti pemikirannya)
Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunkan:

B (tetap nyenyak walaupun ada Bencana Alam)
AB (jika sedang kepingin, tidur adalah segalanya)
A (tidur minimal 8 jam, sangat disiplin)
O (baru tidur kalau memang capek dan dibutuhkan)
Yang paling panjang umur:

O (tidak gampang stres dan memiliki antibodi yang baik)
A (hidupnya disiplin dan teratur)
B (mudah cari hiburan untuk menghilangkan stres)
AB (berantakan)
Yang paling disukai untuk menjadi teman:

O (sportif)
A (selalu on time dan teratur)
AB (kreatif atau penuh dengan ide)
B (sangat moody)
Penyakit yang mudah menyerang:

A (Stres dan pusing)
B (lemah terhadap flu dan penyakit paru-paru)
O (gangguan pencernaan dan mudah sakit perut)
AB (kanker dan serangan jantung)
Walaupun memang secara umum, karakter atau keripadian seseorang tidak berbeda jauh dari penjabaran yang disebutkan di atas, namun setiap orang itu unik dan kepribadian mereka tidak dapat disamakan secara persis dengan penjabaran di atas. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi setiap orang, yakni keluarga, pertemanan, masyarakat sekitar, dan sosialnya.

Jika anda berkenan, berilah komentar yang bersifat positif dan membangun..!!!

sumber: http://www.tahupedia.com/content/show/26/Tipe-Kepribadian-Menurut-Golongan-Darah

Psikologi kepemimpinan

Setidak – tidaknya ada dua teori atau pendekatan penting yang relevan dengan pembicaraan tentang psikologi kepemimpinan. Yang pertama adalah teori tingkat kebutuhan Maslow, dan kedua teori kekuasaan French dan Raven. Abraham Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu terbagi dalam lima tingkatan dalam hal urutan pemenuhannya, yaitu : 1. kebutuhan fisik. 2. kebutuhan akan keamanan, 3. kebutuhan social, 4. kebutuhan akan penghargaan, dan 5. kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan keamanan berkenaan dengan kebutuhan seseorang akan perlingdungan dari bahaya dan ancaman keamanan baik fisik maupun non-fisik. Kebutuhan social bersangkutan dengan kebutuhan seseorang untuk bersosialisasi atau berhubungan dengan oranglain di dalam masyarakatnya. Sedangkan kebutuhan akan penghargaan atas apa yagn ada padanya seperti kemampuan, potensi, prestasi dansebagainya. Selanjutnya, kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk menampilkan diri pada tingkat yang terbaik sesuai dengan potensinya, misalnya menjadi pekerja yang baik, olahragawan berprestasi, dan lain – lain.
Meskipun banyak kritik yang ditujukan kepada teori tingkat kebutuhan Maslow, tak dapat disangkal bahwa ia telah memberikan inspirasi bagi berbagai penelitian dan kajian dibidang keperilakuan pada masa – masa berikutnya.
Di lain pihak, French dan Raven mengemukakan bahwa ada lima sumber utama dengan mana seseorang mendapatkan kekuasaan. Kelima sumber kekuasaan itu adalah : 1. Kekuasaan paksaan, 2. Kekuasaan imbalan, 3. Kekuasaan legitimasi, 4. kekuasaan keahlian, dan 5. kekuasaan referensi.
Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan yang didapat seseorang dengan menggunakan ancaman untuk mempengaruhi perilaku pengikutnya bila apa yang dikehendainya tidak dilaksanakan. Kekuasaan imbalan adalah kebalikannya, yaitu kekuasaan yang ada pada seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena kemampuan nya memberi imbalan atas apa yang dilakukannya. Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yag didapat seseorang secara formal ditinjau dari struktur organisasi. Selanjutnya, kekuasaan keahlian yaitu kekuasaan yang ada pada seseorang karena keahliannya di bidang tertentu, sehingga dengan keahliannya itu ia memiliki pengaruh atas orang lain. Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang menggambarkan adanya referensi atau rujukan pada tokoh tertentu yang berpengaruh. Kekuasaan paksaan, imbalan, dan legitimasi pada dasarnya diyatakan secara tegas oleh posisi seseorang dalam organisasi. Orang – orang yang ada pada level organisasi yang lebih rendah memiliki kekuasaan paksaan, imbalan, dan legitimasi yang lebih rendah pula dibandingkan dengan mereka yang memiliki posisi yang lebih tinggi. Di lain pihak, kekuasaan keahlian dan referensi tidak selalu berkaitan dengan posisi seseorang dalam organisasi.
Proporsi psikologi kepemimpinan atau kepemimpinan dari sudut pandangan psikologi menyatakan bahwa fungsi utama seorang pemimpin adalah mengembangakan system motivasi yang efektif. Dalam hal ini si pemimpin haruslah mampu melakukan stimulasi terhadap bawahan atau pengukutnya sedemikian rupa agar dapat memberikan sumbangan positif bagi tujuan – tujuan organisasi, disamping memuaskan kebutuhan – kebutuhan pribadinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka teori tingkat kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow (fisiologis, keamanan, social, penghargaan, dan aktualisasi diri) dapat menjadi model atau pedoman bagi pemimpin dalam mengembangkan system motivasi yang paling efektif. Seorang pemimpin , dengan pemahaman yang dalam bahwa seseorang tak hidup hayana dengan makan saja, tetapi juga memerlukan pertumbuhan psikologis, akan tetapi mengembangakan berbagai program yang mampu menghasilkan kontribusi optimal dari bawahannya. Tegasnya, suatu program yang memfokuskan diri pada semua sisi kebutuhan yang disebut di atas (fisiologis, keamanan, social, penghargaan, dan aktualisasi diri) dianggap memiliki probabilitas yang tinggi lebih tinggi dalam memotivasi daripada program yang bersifat parsial.

Jika anda berkenan, berilah komentar yang bersifat positif dan membangun..!!!

Sunday, 14 June 2015

Efek psikologi warna


Psikologi dan Efek Warna pada Desain Grafis
Dalam menampilkan suatu media , warna mempunyai peran yang sangat pentig untuk desain grafis , karena warna mempunyai efek psikologis terhadap yang melihatnya dan dapat memberikan kesan kesan tertentu. Oleg sebab itu sebelum membuat desain kita harus memberikan kesan yang akan ditampilkan dalam desain desain tersebut . Berikut beberapa psikologi warna dan efeknya pada pada desain grafis


Warna merah, arti warna merah adalah warna psikologis yang hangat dan positif, warna yang sangat menarik perhatian dan menyerukan untuk segera mengambil tindakan. Dalam psikologi arti warna Warna merah berarti energi, gairah, action, kekuatan dan kegembiraan.
Warna merah merangsang indra fisik seperti nafsu makan, nafsu dan gairah seksual. Meskipun sering digunakan untuk mengungkapkan cinta, arti warna Warna merah lebih berhubungan untuk gairah seksual dan nafsu – pink lebih berhubungan dengan romantisme cinta daripada Warna merah.
Warna merah mewakili energi maskulin, sedangkan versi lebih lembut, Warna merah muda, terkait dengan energi feminin. Warna merah, tanda universal bahaya dan peringatan, juga dapat menampilkan dan membuat agresivitas dan kemarahan, terutama jika digunakan secara berlebihan dalam aplikasi yang salah.

Secara psikologis warna merah merangsang dan memberi energi pada tubuh, termasuk saraf dan sirkulasi darah, meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Hal ini merangsang nafsu makan dan dengan demikian merupakan warna dominan untuk digunakan bagi setiap produk yang berhubungan dengan makanan dan layanan, termasuk restoran dan bisnis makanan yang tidak makan ditempat alias dibawa pulang.

Warna merah menggairahkan dan memotivasi namun lebih dapat menyebabkan kecemasan dan kelelahan. Ini juga memiliki konotasi negatif yang terkait dengan darah, perang dan kekerasan.
Pasangan warna yang paling melengkapi dan menyeimbangkan Warna merah adalah biru muda (turquoise), meskipun hijau atau biru juga bisa menciptakan keseimbangan.

Warna Oranye, arti warna oranye adalah warna hangat, bersemangat dan flamboyan. Ini adalah energi yang dikombinasikan dengan menyenangkan, warna bagi si pengambil risiko, yang ekstrovert dan tanpa hambatan. Dalam psikologi warna oranye berarti petualangan, optimisme, rasa percaya diri dan sosialisasi.

Secara psikologis warna oranye memberikan vitalitas, mengilhami dan menciptakan antusiasme. Hal ini merangsang nafsu makan dan percakapan sosial dan karena itu warna oranye ini berfungsi dengan baik di restoran dan gerai makanan lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan beberapa bentuk oranye di dekorasi, seperti di perabot atau pencahayaan. Ini tidak perlu menjadi warna oranye terang – salmon, karang, terakota, dan versi lain dari jeruk akan bekerja dengan baik. Sebuah restoran mahal akan terlihat lebih elegan dengan warna oranye. Kombinasikan dengan warna terong, ungu, atau biru untuk tampilan yang unik, kontemporer dan berkelas.

Secara psikologis, warna oranye memberikan kesan keterjangkauan, tergantung pada warna yang dipilih dan kombinasinya dengan warna lain. Oranye yang terlalu banyak dapat mencitrakan harga murah. Lebih lembut daripada Warna merah, oranye melambangkan energi yang lebih feminin dan energi penciptaan.

Warna Kuning, arti warna kuning adalah warna yang hangat dan bahagia yang menciptakan rasa keceriaan dan rasa ingin bermain. Secara psikologis, warna kuning berarti optimis, semangat dan ceria, mencerahkan semangat. Warna Kuning merangsang sisi logis dari otak dan kejernihan mental. Ini mendorong kebijaksanaan dan kemampuan akademik. Ini mengilhami pemikiran original dan ide-ide kreatif.

Secara psikologis  warna kuning merangsang aktivitas pikiran dan mental. Hal ini meningkatkan proses analisis dan penalaran logis kita, membantu dalam pengambilan keputusan. Terlalu banyak kuning dapat menyebabkan kecemasan, kegelisahan, ketakutan, agitasi dan konfrontasi terutama pada orang yang sedang stres. Warna kuning dapat memotivasi orang untuk menjadi terlalu kritis dan menghakimi, serta menipu.

Warna coklat, arti warna coklat secara psikologis dikaitkan dengan kekuatan dan solidaritas, kenyamanan dan membumi, kematangan dan kehandalan.
Secara psikologis warna coklat memberikan orang baik kepastian dan kenyamanan atau perasaan kekotoran dan sesak napas. Warna coklat berkaitan dengan perolehan harta benda yang berarti keamanan dan keselamatan, kenyamanan dan kesederhanaan. Warna coklat menunjukkan daya tahan, tugas dan stabilitas. Hal ini terkait dengan alam, yang praktis dan down-to-earth dan keutuhan keluarga.

Banyak pria mencintai cokelat karena keamanan, kekuatan dan kepraktisan. Kadang-kadang warna coklat dianggap sebagai warna netral, meskipun versi lebih ringan dari itu, seperti krem dan taupe cenderung bekerja lebih baik sebagai latar belakang netral daripada nuansa yang lebih coklat tua. Sadarilah bahwa banyak, khususnya perempuan, menemukan cokelat menjadi membosankan dan terlalu bersahaja, bahkan kotor.

Warna Putih, arti warna putih secara psikologi adalah warna awal yang baru. Ini adalah kanvas kosong yang menunggu untuk ditulis. Sementara putih tidak merangsang bagi indra, ini akan membuka jalan bagi penciptaan apa pun pikiran dapat asilkan.

Secara psikologis warna putih menenangkan karena menciptakan kesederhanaan, organisasi dan efisiensi dari kekacauan. Ini membersihkan jalan ke depan. Fitur dasar warna putih adalah kesetaraan, keadilan dan menyiratkan ketidakberpihakan, netralitas dan independensi. Ini adalah warna yang menenangkan membantu menciptakan ketertiban dan kemampuan.

Warna Putih menguatkan segala sesuatu dan jika terlalu banyak dapat memberikan kesan sterilitas, ketidaktertarikan, dan dingin. Warna Putih berguna dalam bisnis di mana kebersihan sangat penting, seperti klinik gigi dan pusat kesehatan, tetapi bisnis ini perlu beberapa hijau atau merah muda untuk membantu dalam penyembuhan dan untuk menciptakan suasana tenang dan suasana kepedulian dalam merawat pasien.

Warna abu-abu, arti warna abu-abu adalah warna konservatif menandakan netralitas, ketidakpedulian.
Secara psikologis warna abu-abu dapat menguras energi Anda, akan menyedihkan atau menggembirakan, tergantung pada seberapa banyak ringan dan putih dalam abu-abu. Abu-abu gelap yang lebih menyedihkan daripada abu-abu terang.
Warna abu-abu berfungsi sebagai latar belakang yang baik untuk warna lain karena tidak menarik perhatian, memungkinkan warna lain untuk menonjol.
Warna abu-abu menyarankan keamanan, kehandalan, kesederhanaan, kedewasaan. Hal ini dapat berarti bahwa Anda tidak dapat membuat keputusan, pasif, bahwa Anda tidak memiliki pendapat pada hal apa pun. Warna abu-abu sangat kurang energi, melainkan tidak meyakinkan atau menenangkan, tidak merangsang atau menarik, tidak menyenangkan atau mengundang. Perlu dikombinasikan dengan warna lain untuk memberikan semangat, energi dan kehidupan.
Warna hitam, arti warna hitam berarti otoritas, kekuasaan dan kontrol. Dalam banyak situasi dapat mengintimidasi, tidak bersahabat dan sulit didekati. Atau, dapat dilihat sebagai canggih, bermartabat dan serius.

Secara psikologis Warna hitam mengintimidasi dan mengontrol, meskipun kekuatannya dapat menanamkan kepercayaan. Warna hitam menciptakan suasana misteri dan kerahasiaan. Dalam jumlah yang sangat kecil itu bisa menambah kekuatan dan kepercayaan diri tanpa menjadi tertahankan.
Warna hitam disukai oleh pasar anak muda berusia sekitar 16 sampai 25, yang masih berusaha untuk menemukan identitas jati diri mereka dan pengakuan. Mereka yang berorientasi prestasi dan ambisius juga mendukung Warna hitam.

Papan Warna hitam dan tulisan didalamnya yang berwarna merah, hijau zamrud, magenta, atau biru terang, atau emas, perak atau putih akan membuat kesan dramatis. Kemasan Warna hitam dapat membuat item terlihat mahal dan berbobot.

Friday, 12 June 2015

motivasi

Motivasi boleh didefinisikan dalam beberapa cara. Secara umum ia didefinisikan sebagai kuasa yang menggerak dan membentuk sesuatu perilaku atau tabiat.  Dengan kata lain, motivasi adalah suatu tenaga dalaman yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai sesuatu. Ia adalah keadaan yang bersifat sementara atau berubah-ubah dalam diri seseorang dan tidak bergantung kepada keperibadian orang tersebut. Ada pelbagai jenis motivasi seperti motivasi pencapaian, motivasi sekutu, motivasi kompetensi, motivasi kuasa, dan motivasi sikap.
Motivasi bergantung kepada tiga aspek utama termasuk rangsangan perilaku, arah perilaku dan kegigihan perilaku. Rangsangan perilaku melibatkan apa menyebabkan rangsangan untuk bertindak dan arah perilaku berkaitan dengan apa yang mengarahkan kelakuan ke arah tujuan tertentu. Kegigihan perilaku adalah berkaitan dengan bagaimana kelakuan atau tabiat yang berterusan.
Berbagai kajian telah dijalankan untuk memahami motif-motif yang mendorong seseorang untuk berjaya. Ia boleh dibahagikan kepada tiga:
Motif homeostatik – seperti lapar, berpeluh dan buang air.
Motif non-homeostatik – seperti mencari tempat berteduh.
Motif sosial – seperti prestasi diri, kuasa, pengiktirafan, dan perhubungan sosial.
Motivasi adalah penting untuk berjaya dalam setiap usaha yang anda lakukan. Ia boleh jadi motivasi positif atau motivasi negatif, motivasi halus atau terang-terangan, motivasi nyata atau tidak nyata. Motivasi sangat diperlukan di tempat kerja kerana ia memainkan peranan utama dalam memastikan prestasi pekerja. Di dalam dunia pekerjaan, pengurus memainkan peranan penting dalam meningkatkan motivasi pekerja. Mereka menggunakan berbagai teknik motivasi yang berbeza untuk meningkatkan prestasi, sehingga mampu meningkatkan kerjasama antara pekerja dan majikan.
Sumber Artikel: http://EzineArticles.com/410696
http://mymotivasi.com/artikel-motivasi/definisi-motivasi-blog-motivasi-diri.html

Afektif

1.     Pengertian Afektif
          Afektif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.
          Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1.     Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2.     Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3.     Valuing (menilai atau menghargai)
4.     Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5.     Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai)
2.     Karakteristik Pembelajaran Afektif
          Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
1. Sikap
          Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
2. Minat
          Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
a)     mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b)    mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c)     pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d)    menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
e)     mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f)      acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g)     mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h)    bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i)       meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3. Konsep Diri
          Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
          Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut.
a)     Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
b)    Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.
c)     Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
d)    Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.
e)     Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
f)      Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input peserta didik.
g)     Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.
h)    Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
i)       Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
j)       Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
k)    Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
l)       Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.
m)  Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan.
n)    Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
o)    Peserta didik mampu menilai dirinya.
p)    Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
q)    Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.
4. Nilai
          Definisi lain tentang nilai, yaitu nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
5. Moral
          Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. Ranah afektif lain yang penting adalah:
-         Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.
-         Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik.
-         Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.
-         Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
Tujuan pembelajaran kawasan afektif
ada lima.
1.     memperhatikan atau menerima
2.     menanggapi
3.     menilai dan menghargai
4.     mengatur atau mengorganisasikan
5.     Karateristik dengan serta nilai
Kategori hasi belajar kawasan afektif
1.     tingkat recliving
2.     tingkat responding
3.     tingkat valuing
4.     tingkat organition
5.     tingkat caracterication
Media Pembelajaran Kawasan Afektif
          Afektif : berkenaan dengan media CD/interaktif
Kelebihan :
1.     bisa berkonsentrasi
2.     materi dapat terselasaikan
3.     tempat penyimpanan yang bagus
Kekurangan :
1.     Menonton
2.     harus hati-hati mudah rusak
Berkenaan dengan media slide (lebih terstruktur dan dalam penerapannya lebih umum.
Kelebihan :
1.     membantu daya ingat siswa lebih kritis
2.     lebih terfokus pada slide
Kekurangan :
1.     Memerlukan pengawasan yang ketat dari guru
2.     ruang gelap
3.     biaya dari proyektor terkesan mahal