2.1.
Metode
Dalam Strategi Pembelajaran
2.1.1.
Pengertian
metode Pembelajaran Jigsaw
Jigsaw
adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin,
2005:246). Model pembelajaran Jigsaw
sangat efektif digunakan untuk meningkatkan pola pikir siswa dalam mengkritisi
suatu masalah. Hal ini dilakukan secara kelompok dimana masing-masing kelompok
diarahkan oleh guru. Model ini adalah salah satu variasi model Collaborative
Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan
informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang
dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh
anggota.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan
metode pembelajaran model Jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah
materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian. Sebuah bagian dapat
disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman.
2. Hitung
jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu cara yang pantas,
bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.
3. Setelah
selesai, bentuk kelompok Jigsaw Learning. Setiap kelompok ada seorang wakil dari masing-masing kelompok
dalam kelas.
4. Kemudian
bentuk kelompok peserta didik Jigsaw Learning dengan jumlah sama.
Dalam
suatu pembelajaran tentunya selalu memilki kelemahan dan kelebihan
masing-masing bagi siswa tersebut.
Adapun
kelebihan dari pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok harus memiliki
ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota
kelompok lainnya.
2. Setiap
anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses
belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.
3. Anggota
kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi
dari materi pembahasan.
4. Setiap
anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya
sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif.
5. Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap
proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.
Adapun
kelemahan dari pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:
1. Kurang
terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini. Peserta didik dan
pengajar masih terbawa kebiasaan model konvensional, dimana pemberian materi
terjadi secara satu arah.
2. Terbatasnya
waktu. Proses model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih banyak,
sementara waktu pelaksanaan model ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
2.1.2.
Pengertian Metode
Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)
Menurut
Pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dkk (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang
cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Student Team Achievement
Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana untuk diterapkan. Dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar yang telah
ditetapkan oleh guru terlebih dahulu. Dengan masing-masing beranggotakan empat
orang atau lebih dengan campuran menurut tingkat kinerjanya. Guru disini
berperan untuk mengarahkan dalam
menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
pendekatan
Cooperative Learning ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal
atau teks. Hal ini dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri menurut Soewarso
(1998:22) ada tujuh manfaat model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siswa
dalam jangka pendek sebagai berikut :
1). dapat
membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
2). Adanya
anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,
karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya
3). Pembelajaran
kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan
pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan
bersama-sama
4). Hadiah
atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
mencapai hasil yang lebih tinggi
5). Siswa
yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan;
6). Pembentukan
kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar
bekerja sama.
Untuk menentukan
pontesi siswa setelah menggunakan metode ini maka, hendaknya dapat mengetahui
kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Adapun kelebihan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD ialah:
a). Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan
membahas suatu masalah unruk lebih intensif
b). Dapat
mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
c). Para
siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam
diskusi.
d). Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,
menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
Sedangkan Kekurangan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ialah:
a). Kerja
kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka
yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya
mengajar berbeda
b). Adanya
perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat
menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok
memahami kompetensinya.
c). apabila
jumlah siswa melebihi jumlahyang ditetapak maka guru kurang maksimal dalam
mengamati belajar kelompok secara bergantian
d). Memerlukan
waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan
pembelajaran kooperatif tersebut.
Langkah-langkah Pelaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yaitu:
1. Guru
membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang secara heterogen
2. Guru
menyajikan pelajaran
3.
Guru memberi tugas pada
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
4.
Peserta didik yang bisa
mengerjakan tugas atau soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya
sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti
5.
Guru memberi kuis atau pertanyaan
kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis atau pertanyaan peserta
didik tidak boleh saling membantu
6.
Guru memberi penghargaan
(rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai atau poin tertinggi
7. Guru
memberikan evaluasi
2.1.3.
Pengertian Metode
Pembelajaran Drill
Penerapan
Metode Drill terhadap Pembelajaran Dalam buku Nana Sudjana (1995) menyatakan
bahwa metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama,
berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu
asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen.
Jadi suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan
agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
dipelajari. hal ini dapat dilihat bahwa Drill merupakan suatu cara mengajar
dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa
sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti
bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara
situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, akan
berusaha melatih keterampilannya.
Pada saat metode Drill
ini digunakan dengan disertai latihan-latihan maka akan memiliki suatu
keterampilan. keterampilan disini terdapat dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek serta da
pula yang membutuhkan waktu cukup lama yang kemudian disempurnakan. Dengan
tujuan untuk tercapainya Kecakapan motoris,
misalnya mempunyai keterampilan dalam bidang musik, olahraga, menari, dan
sebagainya dan Kecakapan mental,
misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya. Ada
keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada
yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak
diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului
dengan pengertian dasar.
Berikut langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam pengunaan metode Drill ialah :
1. Tujuan
harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat
mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
2. Tentukan
dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus
dikerjakan
3. Lama
latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
4. Selingilah
latihan agar tidak membosankan
5. Perhatikan
kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan
kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
adapun kelebihan dari pelaksanaan metode
pembelajaran Drill ialah:
1.
Bahan pelajaran yang diberikan
dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebi kokoh tertanam dalam daya ingatan
murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada
pelajaran yang dilatihkan.
2.
Anak didik akan dapat
mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran
yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya
ingatnya.
3.
Adanya pengawasan,
bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid
untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga adapun
kekurangan
dari metode pembelajaran Drill sebagai berikut:
1.
Latihan Yang dilakukan
di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan
kebosanan.
2.
Tekanan yang lebih
berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan
menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok
belajar/latihan.
3.
Latihan yang terlampau
berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap
pelajaran maupun terhadap guru.
4.
Latihan yangs selalu diberikan
di bawah bimbingan guru, perintah guru
dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
5. Karena
tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan
merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan
tidak berdaya.
2.1.4.
Pengertian
Metode Pembelajaran Sosiodrama
Sosiodrama
terdiri dari dua kata “sosio” yang
artinya masyarakat, dan “drama” yang artinya keadaan seseorang atau peristiwa
jadi sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial. Sosiodrama digunakan
untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23). Keadaan
seperti ini sering kali dijumpain dalam suatu proses pembelajaran. Dimana siswa
dituntun untuk melakukan suatu kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial dengan cara mendramatisasikan bentuk
tingkah laku dalam kehidupan sosial.
Sociodrama is a
learning method that creates deep understanding of the social systems that
shape us individually and collectively (Brown, 2005) artinya Sosiodrama adalah
metode belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial
yang membentuk kita secara individu dan kolektif. Hal ini dapat melatih
individu dalam memecahkan suatu masalah melalui peran yang dilakukan secara
langsung dalam hubungan sosial. Sebagai contoh individu berperan sebagai
pemimpin dalam mengatasi banjir dijakarta maka disini individu dapat
mendramatisirkan dimana seolah-olah siswa menjadi pemimpin tersebut. Tujuan
dari hal ini ialah melalui permainan sosiodrama siswa diajak untuk mengenali
dan merasakan suatu situasi tertentu
sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya
menghadapi situasi yang sama.
Berikut adalah langkah-langkah
pelaksanaan sosiodrama antara lain:
1. Menentukan secara pasti situasi
masalah.
2. Menentukan pelaku dan pemeran.
3. Permainan sosiodrama atau
peragaan situasi.
4. Menghentikan peragaaan setelah
mencapai klimaks.
5. Menganalisa dan membahas
permainan peran.
6. Mengadakan evaluasi.
Dalam melakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama dapat mempermudah siswa dalam
kegiatan belajar. Setiap model pembelajaran ada kelebihan dan ada kelemahannya.
Kelebihan model pembelajaran biasanya menjadikan suatu model tersebut berhasil
dilakukan, sedangkan kekurangan kemungkinan hal yang membuat model pembelajaran
ini gagal untuk diterapkan.
Berikut Kelebihan metode Sosiodrama antara lain:
a. Untuk mengajar peserta didik supaya bisa menempatkan
dirinya dengan orang lain
b. Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya
dari kemampuan perserta didik
c. Sosiodrama
menimbulkan diskusi yang hidup
d. Peserta didik akan mengerti kehidupan
sosial
e. Metode sosiodrama dapat menarik minat dan
bakat peserta didik
f.
Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan
berkreasi
g.
Dapat memupuk kerjasama antar peserta didik.
Berikut kekurangan metode sosiodrama
antara lain:
a. Sukar untuk memilih anak-anak yang benar-benar
berwatak untuk memecahkan masalah tersebut
b. Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan
kehidupan. Kehidupan dalam suatu masyarakat akan
mempersulit pelaksanaannya
c. Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan
menjadi pasif
d. Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang
dicapai tidak memuaskan.
2.1.5.
Pengertian
Metode Pembelajaran Studi Kasus
Menurut
Surachrnad (1982) menyatakan bahwa study kasus adalah penelitian yang membatasi
pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian
pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Model pembelajaran seperti ini
mengarah pada kasus dimana sesuai pada
namanya sendiri yaitu studi kasus. Penelitian ini menekankan pada obyek atau sesuatu yang harus diteliti secara utuh
dan menyeluruh yang mana suatu metode penelitian disini dibutuhkan.
Model studi
kasus sangat tepat apabila digunakan untuk mengembangkan kemampuan atau
keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah. [1]Studi
kasus merupakan satu bentuk stimulasi untuk mempelajari kasus nyata atau kasus
yang dikarang. Dalam model ini pengajar memberikan deskripsi suatu situasi atau
keadaan yang mengharuskan pelaku-pelaku dalam situasi tersebut mengambil
keputusan tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Sebagai contoh suatu kasus
dalam Agama Buddha mengenai perpecahan Aliran Mahayana dan Theravada disini siswa dituntun untuk mencari pemecahan masalah untuk mengatasi
perpecahan Aliran Mahayana dan Theravada dalam Agama Buddha tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah
pelaksanaan metode penelitian studi kasus
antara lain:
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan
kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive). Kasus dapat dipilih
haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber
yang tersedia.
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa
teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang
lebih
dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi.
c. Analisis data: setelah data terkumpul
peneliti dapat mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang
dapat dikelola. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan
lapangan.
d. Perbaikan (refinement): meskipun
semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan
penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang
telah ditemukan.
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis
secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau
kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami
seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam
situasi kasus kehidupan seseorang.
Didalam memilih
suatu metode pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan ada kelemahannya
masing-masing. Kelebihan model pembelajaran biasanya menjadikan suatu model
tersebut berhasil dilakukan, sedangkan kekurangan kemungkinan hal yang membuat
model pembelajaran ini gagal untuk diterapkan.
Berikut Kelebihan metode studi kasus antara lain:
a. studi
kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik, dan hal-hal yang amat
mendetail yang tidak dapat diungkapkan oleh studi yang lain.
b. Studi
kasus tidak sekedar memberi laporan faktuual, tetapi juga memberi nuansa
suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi
bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif.
c. Dapat
mengungkapkan makna dibalik fenomena yang berada dalam kondisi apa adanya atau
natural.
Berikut Kelemahan metode studi kasus antara lain:
a. Studi kasus agak kurang memberikan dasar yang
kuat untuk melakukan suatu generalisasi ilmiah
b. Kedalaman studi yang dilakukan tanpa banyak
disadari ternyata justru mengorbankan tingkat keluasan yang seharusnya
dilakukan, sehingga sulit digeneralisasikan
pada keadaan yang berlaku umum
c. Ada kecenderungan studi kasus dimana kurang
mampu mengendalikan bias subjektifitas. Kasus yang dipilih untuk diteliti, misalnya
cenderung lebih karena sifat dramatiknya, bukan karena sifat khas yang
dimilikinya.
2.1.6.
Pengertian
Metode Pembelajaran Karyawisata
karyawisata
berasal dari dua kata yaitu karya yang berarti kerja, dan wisata yang berarti
pergi, jadi karyawisata berarti bekerja atau pergi ke suatu tempat untuk
bekerja. Menurut Djamarah (2002) menyatakan teknik karya wisata merupakan cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti
meninjau pegadaian seperti widya wisata, study tour dan lain-lain. Dalam metode
ini dilakukan diluar kelas yang membawa siswa langsung pada obyek yang akan
dipelajari kemudian ada yang memandunya. Hal ini dapat dilakukan dalam waktu
singkat sampai beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Metode
karyawisata ini pada dasarnya digunakan karena objek yang akan dipelajari tidak
dapat dibawa ke dalam kelas. Apabila bisa dibawa kedalam kelas hanya sekedar
miniatur saja sehingga sudah mengalami perubahan dan tidak dapat diamati
keasliannya . ketika akan melakukan karyawisata pihak guru harus melakukan
persiapan terlebih dahulu. Guru harus membuat persiapan atau perencanaan yang
matang agar waktu yang dipakai selama karyawisata digunakan dengan
sebaik-baiknya. Misalnya siswa hendak ingin mengunjungi Candi Borobudur siswa
harus mempersiapkan alat bantu untuk mempelajari sejaran dari Candi Borobudur
tersebut. Namun Sebelum karyawisata dilakukan, guru dengan siswa perlu
menetapkan teknik-teknik yang umumnya dipergunakan sebagai berikut:
1. Observasi
merupakan cara pemahaman yang paling alamiah dalam usaha memperoleh informasi
mengenai objek-objek dan kejadian-kejadian kehidupan yang nyata.
2. Wawancara
(interview) pada saat pelaksanaan observasi, sering pula harus dilengkapi
dengan teknik pengumpulan data dan informasi berupa wawancara atau tanya jawab.
Hal ini merupakan modal bagi siswa, karena dalam metode wawancara pasti
melakukan tanya jawab. Tujuan dari wawancara sendiri adalah untuk memeroleh
informasi yang akurat dari tangan pertama dan ahli dibidangnya.
3. Diskusi
sebagai penyempurna dari penggunaan teknik pengumpulan data berupa observasi
dan tanya jawab, dapat digunakan teknik diskusi. Melalui diskusi, siswa dapat
bertanya kepada ahlinya untuk mendapatkan dan bertukar informasi.
4. Persiapan
perlengkapan keperluan belajar. Perlengkapan keperluan karyawisata harus
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar belajar dengan menggunakan metode ini
benar-benar berhasil. Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk dibawa yaitu buku
catatan dan semua alat tulis, Buku-buku pelajaran yang berisi kebenarannya
dengan objek yang sebenarnya, dan Perlengkapan untuk mengabadikan hal-hal yang
diobservasi, misalnya kamera bukti yang otentik (asli) dan teliti mengenai
objek yang telah diselidiki.
5. Memerhatikan
cara menyusun atau membuat laporan karyawisata sesuai pada ketentuannya
Menurut Pupuh
Fathurrohman, dkk (2007: 113) menjelaskan bahwa keberhasilan suatu pembelajaran
mempunyai ciri yaitu daya serap terhadap bahan pengajaran mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok dan perilaku yang digariskan pada
tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun
kelompok. Hal ini dapat dilihat dalam suatu metode hendaknya memiliki kelemahan
dan kelebihan masing-masing.
Adapun kelebihan dari metode karyawisata yaitu:
a. Karyawisata
mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
proses belajar mengajar
b. Membuat
apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat
c. Pengajaran
dengan metode karyawisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa
d. Informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual.
kekurangan dari metode karyawisata
itu sendiri yaitu:
a. Fasilitas
yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah
b. Biaya
yang digunakan untuk acara ini lebih banyak
c. Memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang
d. Memerlukan
koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan
kegiatan selama karyawisata
e. Dalam
karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
[1] Dikutip dari buku Model-Model Pembelajaran Interaktif, Atwi Suparman,
dkk. Jakarta: STIA-LAN Press, 1997, hh. 213-224.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...