Monday 4 May 2015

Metode Dalam Strategi Pembelajaran


2.1.       Metode Dalam Strategi Pembelajaran
2.1.1.           Pengertian metode Pembelajaran Jigsaw
            Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246).  Model pembelajaran Jigsaw sangat efektif digunakan untuk meningkatkan pola pikir siswa dalam mengkritisi suatu masalah. Hal ini dilakukan secara kelompok dimana masing-masing kelompok diarahkan oleh guru. Model ini adalah salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode pembelajaran model Jigsaw adalah sebagai berikut:
1.    Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian. Sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman.
2.    Hitung jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu cara yang pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.
3.    Setelah selesai, bentuk kelompok Jigsaw Learning. Setiap kelompok  ada seorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas.
4.    Kemudian bentuk kelompok peserta didik Jigsaw Learning dengan jumlah sama.
Dalam suatu pembelajaran tentunya selalu memilki kelemahan dan kelebihan masing-masing bagi siswa tersebut.
Adapun kelebihan dari pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:
1.     Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya.
2.    Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.
3.    Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.
4.    Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif.
5.     Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.
Adapun kelemahan dari pelaksanaan metode pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:
1.    Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan model konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.
2.    Terbatasnya waktu. Proses model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan model ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
2.1.2.       Pengertian Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)
Menurut Pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dkk (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana untuk diterapkan. Dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar yang telah ditetapkan oleh guru terlebih dahulu. Dengan masing-masing beranggotakan empat orang atau lebih dengan campuran menurut tingkat kinerjanya. Guru disini berperan untuk mengarahkan dalam menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
pendekatan Cooperative Learning ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks. Hal ini dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri menurut Soewarso (1998:22) ada tujuh manfaat model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siswa dalam jangka pendek sebagai berikut :
1). dapat membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
2). Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya
3). Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama
4). Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi
5). Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan;
6). Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Untuk menentukan pontesi siswa setelah menggunakan metode ini maka, hendaknya dapat mengetahui kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Adapun kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ialah:
a).  Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah unruk lebih intensif
b). Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
c).  Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
d). Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
Sedangkan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ialah:
a).  Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda
b). Adanya perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok memahami kompetensinya.
c).  apabila jumlah siswa melebihi jumlahyang ditetapak maka guru kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian
d). Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.
Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yaitu:
1.    Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang secara heterogen
2.    Guru menyajikan pelajaran
3.    Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
4.    Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas atau soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti
5.    Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis atau pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu
6.    Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai atau poin tertinggi
7.    Guru memberikan evaluasi
2.1.3.            Pengertian Metode Pembelajaran Drill
                Penerapan Metode Drill terhadap Pembelajaran Dalam buku Nana Sudjana (1995) menyatakan bahwa metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Jadi suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. hal ini dapat dilihat bahwa Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, akan berusaha melatih keterampilannya.
Pada saat metode Drill ini digunakan dengan disertai latihan-latihan maka akan memiliki suatu keterampilan. keterampilan disini terdapat dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek serta da pula yang membutuhkan waktu cukup lama yang kemudian disempurnakan. Dengan tujuan untuk tercapainya Kecakapan motoris, misalnya mempunyai keterampilan dalam bidang musik, olahraga, menari, dan sebagainya dan  Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pengunaan metode Drill ialah :
1.    Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan
2.    Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan
3.    Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
4.    Selingilah latihan agar tidak membosankan
5.    Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
adapun kelebihan dari pelaksanaan metode pembelajaran Drill ialah:
1.    Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebi kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
2.    Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
3.    Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga adapun
kekurangan dari metode pembelajaran Drill sebagai berikut:
1.    Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
2.    Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
3.    Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
4.    Latihan yangs selalu diberikan di bawah  bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
5.    Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.
2.1.4.      Pengertian Metode Pembelajaran Sosiodrama
Sosiodrama terdiri dari dua  kata “sosio” yang artinya masyarakat, dan “drama” yang artinya keadaan seseorang atau peristiwa jadi sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23). Keadaan seperti ini sering kali dijumpain dalam suatu proses pembelajaran. Dimana siswa dituntun untuk melakukan suatu kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam kehidupan sosial.
Sociodrama is a learning method that creates deep understanding of the social systems that shape us individually and collectively (Brown, 2005) artinya Sosiodrama adalah metode belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif. Hal ini dapat melatih individu dalam memecahkan suatu masalah melalui peran yang dilakukan secara langsung dalam hubungan sosial. Sebagai contoh individu berperan sebagai pemimpin dalam mengatasi banjir dijakarta maka disini individu dapat mendramatisirkan dimana seolah-olah siswa menjadi pemimpin tersebut. Tujuan dari hal ini ialah melalui permainan sosiodrama siswa diajak untuk mengenali dan  merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama antara lain:
1. Menentukan secara pasti situasi masalah.
2. Menentukan pelaku dan pemeran.
3. Permainan sosiodrama atau peragaan situasi.
4. Menghentikan peragaaan setelah mencapai klimaks.
5. Menganalisa dan membahas permainan peran.
6. Mengadakan evaluasi.
Dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama dapat mempermudah siswa dalam kegiatan belajar. Setiap model pembelajaran ada kelebihan dan ada kelemahannya. Kelebihan model pembelajaran biasanya menjadikan suatu model tersebut berhasil dilakukan, sedangkan kekurangan kemungkinan hal yang membuat model pembelajaran ini gagal untuk diterapkan.
Berikut  Kelebihan metode Sosiodrama antara lain:
a.        Untuk mengajar peserta didik supaya bisa menempatkan dirinya dengan orang lain
b.      Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan perserta didik
c.       Sosiodrama menimbulkan diskusi yang hidup
d.      Peserta didik akan mengerti kehidupan sosial
e.       Metode sosiodrama dapat menarik minat dan bakat peserta didik
f.         Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi
g.        Dapat memupuk kerjasama antar peserta didik.
Berikut kekurangan metode sosiodrama antara lain:
a.    Sukar untuk memilih anak-anak yang benar-benar berwatak untuk memecahkan masalah tersebut
b.    Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan. Kehidupan dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya
c.       Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif
d.     Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan.
2.1.5.      Pengertian Metode Pembelajaran Studi Kasus
Menurut Surachrnad (1982) menyatakan bahwa study kasus adalah penelitian yang membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Model pembelajaran seperti ini mengarah pada  kasus dimana sesuai pada namanya sendiri yaitu studi kasus. Penelitian ini menekankan pada obyek  atau sesuatu yang harus diteliti secara utuh dan menyeluruh yang mana suatu metode penelitian disini dibutuhkan.
Model studi kasus sangat tepat apabila digunakan untuk mengembangkan kemampuan atau keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah. [1]Studi kasus merupakan satu bentuk stimulasi untuk mempelajari kasus nyata atau kasus yang dikarang. Dalam model ini pengajar memberikan deskripsi suatu situasi atau keadaan yang mengharuskan pelaku-pelaku dalam situasi tersebut mengambil keputusan tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Sebagai contoh suatu kasus dalam Agama Buddha mengenai perpecahan Aliran Mahayana dan Theravada  disini siswa dituntun untuk  mencari pemecahan masalah untuk mengatasi perpecahan Aliran Mahayana dan Theravada dalam Agama Buddha tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan metode penelitian studi kasus  antara lain:
a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive). Kasus dapat dipilih haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber yang tersedia.
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan.
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang.
Didalam memilih suatu metode pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan ada kelemahannya masing-masing. Kelebihan model pembelajaran biasanya menjadikan suatu model tersebut berhasil dilakukan, sedangkan kekurangan kemungkinan hal yang membuat model pembelajaran ini gagal untuk diterapkan.
Berikut  Kelebihan metode studi kasus antara lain:
a.    studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik, dan hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkapkan oleh studi yang lain.
b.    Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktuual, tetapi juga memberi nuansa suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif.
c.    Dapat mengungkapkan makna dibalik fenomena yang berada dalam kondisi apa adanya atau natural.
Berikut  Kelemahan metode studi kasus antara lain:
a.    Studi kasus agak kurang memberikan dasar yang kuat untuk melakukan suatu generalisasi ilmiah
b.    Kedalaman studi yang dilakukan tanpa banyak disadari ternyata justru mengorbankan tingkat keluasan yang seharusnya dilakukan, sehingga sulit digeneralisasikan pada keadaan yang berlaku umum
c.    Ada kecenderungan studi kasus dimana kurang mampu mengendalikan bias subjektifitas. Kasus yang dipilih untuk diteliti, misalnya cenderung lebih karena sifat dramatiknya, bukan karena sifat khas yang dimilikinya.
2.1.6.      Pengertian Metode Pembelajaran Karyawisata
karyawisata berasal dari dua kata yaitu karya yang berarti kerja, dan wisata yang berarti pergi, jadi karyawisata berarti bekerja atau pergi ke suatu tempat untuk bekerja. Menurut Djamarah (2002) menyatakan teknik karya wisata merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian seperti widya wisata, study tour dan lain-lain. Dalam metode ini dilakukan diluar kelas yang membawa siswa langsung pada obyek yang akan dipelajari kemudian ada yang memandunya. Hal ini dapat dilakukan dalam waktu singkat sampai beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Metode karyawisata ini pada dasarnya digunakan karena objek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas. Apabila bisa dibawa kedalam kelas hanya sekedar miniatur saja sehingga sudah mengalami perubahan dan tidak dapat diamati keasliannya . ketika akan melakukan karyawisata pihak guru harus melakukan persiapan terlebih dahulu. Guru harus membuat persiapan atau perencanaan yang matang agar waktu yang dipakai selama karyawisata digunakan dengan sebaik-baiknya. Misalnya siswa hendak ingin mengunjungi Candi Borobudur siswa harus mempersiapkan alat bantu untuk mempelajari sejaran dari Candi Borobudur tersebut. Namun Sebelum karyawisata dilakukan, guru dengan siswa perlu menetapkan teknik-teknik yang umumnya dipergunakan sebagai berikut:
1.    Observasi merupakan cara pemahaman yang paling alamiah dalam usaha memperoleh informasi mengenai objek-objek dan kejadian-kejadian kehidupan yang nyata.
2.    Wawancara (interview) pada saat pelaksanaan observasi, sering pula harus dilengkapi dengan teknik pengumpulan data dan informasi berupa wawancara atau tanya jawab. Hal ini merupakan modal bagi siswa, karena dalam metode wawancara pasti melakukan tanya jawab. Tujuan dari wawancara sendiri adalah untuk memeroleh informasi yang akurat dari tangan pertama dan ahli dibidangnya.
3.    Diskusi sebagai penyempurna dari penggunaan teknik pengumpulan data berupa observasi dan tanya jawab, dapat digunakan teknik diskusi. Melalui diskusi, siswa dapat bertanya kepada ahlinya untuk mendapatkan dan bertukar informasi.
4.    Persiapan perlengkapan keperluan belajar. Perlengkapan keperluan karyawisata harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar belajar dengan menggunakan metode ini benar-benar berhasil. Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk dibawa yaitu buku catatan dan semua alat tulis, Buku-buku pelajaran yang berisi kebenarannya dengan objek yang sebenarnya, dan Perlengkapan untuk mengabadikan hal-hal yang diobservasi, misalnya kamera bukti yang otentik (asli) dan teliti mengenai objek yang telah diselidiki.
5.    Memerhatikan cara menyusun atau membuat laporan karyawisata sesuai pada ketentuannya
Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk (2007: 113) menjelaskan bahwa keberhasilan suatu pembelajaran mempunyai ciri yaitu daya serap terhadap bahan pengajaran mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok dan perilaku yang digariskan pada tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dalam suatu metode hendaknya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Adapun kelebihan dari  metode karyawisata yaitu:
a.    Karyawisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar
b.    Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat
c.    Pengajaran dengan metode karyawisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa
d.   Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual.
kekurangan dari metode karyawisata itu sendiri yaitu:
a.    Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah
b.    Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak
c.    Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
d.   Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata
e.    Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.





[1] Dikutip dari buku Model-Model Pembelajaran Interaktif, Atwi Suparman, dkk. Jakarta: STIA-LAN Press, 1997, hh. 213-224.

0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...