Sebelum anda membaca artikel ini saya berharap anda bisa meluangkan waktu membaca pesan penting ini. Jika Anda ingin kehidupan anda lebih baik, saya akan kasih tau kuncinya, apa itu ? YAKNI Bisnis Outopilot. Dapatkan Aktif Income dan pasif Income dengan Join Agen Pulsa Secara GRATIS tanpa di pungut biaya. Info Selanjutnya silahkan Klik Gambar di bawah ini:
PERKEMBANGAN USIA DEWASA
A. Periode Perkembangan Masa Dewasa Awal
Individu yang menginjak usia 24 tahun sampai usia 30 tahun termasuk kedalam periode dewasa awal. Masa
dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan
baru mulai dari segi fisik hingga segi psikis. Adapun periode penyesuaian dari
segi fisik dan psikis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Periode Penyesuaian
Diri Dewasa Awal dalam Segi Fisik
Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan,
namun kemudian terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empat puluhan.
Dengan demikian dalam periode penyesuaian, secara fisik orang mampu menghadapi
dan mengatasi masalah-masalah yang sukar dan paling banyak jumlahnya dalam
periode ini.
Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar
untuk menerima perubahan-perubahan fisik. Meskipun terkadang penampilan
seseorang secara fisik tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang tersebut
dapat berusaha untuk menjadikan dirinya menarik dan bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran fisiknya. Contohnya saja dengan melakukan olah raga agar
fisik tetap bugar dan melakukan diet tertentu, tidak hanya pada orang yang
menderita kegemukan, namun juga diet pada makanan tertentu juga dilakukan pada
orang yang ingin menjaga kesehatannya. Seperti orang yang menderita penyakit
diabetes melakukan diet makan atau minuman yang mengandung kadar gula yang
tinggi yang bertujuan untuk menjaga kesehatannya.
2.
Periode Penyesuaian
Diri Dewasa Awal dalam Segi Psikis
Periode dewasa awal mengalami perubahan-perubahan secara psikis,
diantaranya dapat dipaparkan dalam berbagai segi yaitu sebagai berikut ini:
a.
Intelegensi / Kognitif
Intelegensi merupakan Kemampuan berfikir lebih realistis dan
berfikir jauh kedepan, strategis dan selalu bersemangat untuk berwawasan
luas. Usia dewasa awal adala masa pengoptimalan intelegensi setiap
individu. Terlebih lagi jika seseorang berkecimpung dalam dunia perkuliahan,
akan banyak sekali perubahan signifikan yang terjadi dari segi intelegensi dan
pemikiran. Dewasa awal adalah masa dimana seseorang dapat berpikir luas dan
dapat mengembangkan segala hal yang terdapat dalam pemikirannya. Biasanya
seseorang akan langsung dapat menuangkan segala pemikirannya dalam sebuah
perbuatan.
b.
Moral
Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral anak-anak dan
remaja mengiringi kematangan kognisi. Pada masa dewasa, penilaian moral
seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mungkin mengarahkan orang dewasa
untuk mengevaluasi kembali criteria mereka tentang bener dan salah. Sebagian
orang secara spontan menyebut pengalaman personal sebagai alasan jawaban mereka
terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang yang mengidap kanker atau saudara
yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih besar memaafkan pria
yang mencuri obat mahal semi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan
menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri (Bielby&Papalia,
1975). Pengalaman seperti ini amat di warnai oleh emosi, memicu pemikiran ulang
dengan cara yang tidak biasa dilakukan oleh diskusi impersonal dan hipotesis,
dan pengalaman ini lebih mungkin membuat orang melihat sudut pandang orang
lain.
c.
Emosional
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda
telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga
menjadi stabil dan tenang secara emosional. Apabila emosi yang menggelora yang
merupakan cirri tahun-tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tiga
puluhan, maka hal ini merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan
orang-orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tiga puluhan, hal itu
umumnya tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu
tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu
dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu.
Kekhawatiran-kekhawatiran utama mungkin terpusat pada pekerjaan mereka, karena
mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat mereka harapkan atau
kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah perkawinan atau peran
sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi
masala-masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu
secara emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.
d.
Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola
kehidupan orang dewasa yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga hubungan
dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang dan berbarengan
dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus
berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda,
bahkan yang populer pun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut
Erikson sebagai “ krisis keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat
untuk maju dalam karier – dengan demikian keramah tamahan masa remaja diganti
dengan persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan
sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat
menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina
hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini
tentunya menambah kesepian mereka.
e.
Bahasa
Usia dewasa awal adalah masa seseorang dapat lebih berfikir matang
dibandingkan masa remaja dan anak-anak. Segala sesuatu yang akan dilakukan
pasti sudah dipikirkan secara matang. Dengan demikian, dalam segi berbahasapun,
orang yang menginjak masa dewasa awal akan lebih anggun dalam bertutur kata.
Orang yang menginjak masa dewasa awal dapat lebih pandai menggunakan bahasa
yang tepat sesuai dengan lawan bicaranya. Rata-rata kosa kata bahasa yang
digunakan pada usia dewasa awal lebih banyak dibandingkan masa sebelumnya,
apalagi bagi orang yang sedang atau pernah berkecimpung dalam dunia
perkuliahan.
f.
Kepribadian
Ketika seseorang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah
belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula
memanfaatkannya. Meskipun penampilannya tidak sebagaimana yang diharapakn,
namun orang sudah menyadari kekurangan-kekurangan dirinya dan menyadari bahwa
ia tidak dapat menghapus kekurangan sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki
penampilannya. Kesadaran tersebut menimbulkan minat mereka akan hal-hal yang
menyangkut kecantikan ,diet, dan olahraga.
Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur tiga
puluhan, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat namun
minat akan penampilan muncul lagi jika mulai ada tanda-tanda ketuaan.
g.
Rasa Keinginan
Akhir masa remaja, keinginan untuk keluar dari lingkungan rumah menjadi
semakin besar lagi. Mereka semakin terdorong dengan keinginan untuk melanjutkan
sekolah yang lebih tinggi di tempat lain, atau bekerja di tempat yang
baru. Dalam bersosialisasi mereka umumnya sudah
cukup nyaman dengan kemampuan dirinya dan sudah mulai menemukan
identitas dirinya. Dalam berinteraksi dengan orang lain
bahkan mereka sudah berani untuk lebih serius, misalnya dengan menjalin
hubungan dengan lawan jenisnya dalam bentuk berpacaran.
h.
Keagamaan
Biasanya, sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi
keragu-raguan di bidang kepercayaan atau agamanya, yang menggangunya pada waktu
ia masa remaja. Setelah menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu
pandangan hidup, yang didasarkan pada agama, yang member kepuasan baginya. Atau
dapat terjadi bahwa orang yang meninggalkan agama yang dianut keluarga, karena
agama itu tidak memberi kepuasan baginya. Bagaimana pun juga, orang dewasa muda
tampaknya kurang memperhatikan masalah agama dibandingkan dengan sewaktu mereka
masih lebih muda dulu. Itulah sebabnya mengapa Peacock menamakan periode usia
dua puluhan ini sebagai “periode dalam kehidupan yang paling tidak religious”.
Sikap kurang meminat agama ini tampak pada jarangnya orang pergi ke tempat
ibadah atau sikap acuh terhadap ibadah.
Apabila seseorang
sudah berkeluarga, umunya ia kembali kepada agama, atau setidak-tidaknya ia
tampak menaruh cukup perhatian. Orang tua dengan anak-anak kecil, sring merasa
bahwa ,mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anak merupakan
tanggung jawab moral sebagai orang tua, dan kewajiban untuk memberi teladan
bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, orang berupaya membiasakan diri lagi untuk
beribadah serta melakukan praktek-praktek agama dan ikut serta dalam
kegiatan-kagiatan organisasi agama.
B.
Periode Perkembangan
Masa Dewasa Madya
Individu yang berusia 30 tahun sampai 55 tahun disebut sebagai masa dewasa madya. Usia ini secara keseluruhan
kondisi kejiwaannya (psikis) semakin stabil, namun pada kondisi fisiknya
semakin menurun dengan bertambahnya usia. Kondisi fisik maupun psikis tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1.
Penyesuaian Terhadap
Perubahan Kondisi Fisik
Perubahan kondisi secara fisik ini meliputi penerimaan dan penyusuaian
dengan berbagai perubahan fisik. Penyusuaian yang sulit pada pria dan wanita
berusia madya karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang
menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang
menyenangkan terhadap perubahan norma yang muncul bersama pada tahun-tahun
selanjutnya.
Pada usia ini dapat
teridentifikasi berbagai kemunduran-kemunduran yang terjadi, seperti pada
laki-laki mulai timbul kerutan-kerutan pada wajah, rambut yang semakin memutih,
stamina yang semakin menurun dengan ditandai sering pegal-pegal, kesemutan,
capek, ataupun terkena rematik. Sedangkan pada perempuan terjadi hal yang
serupa juga pada laki-laki dan ditambah dengan terhentinya menstruasi dan
terjadinya manopouse (tidak menghasilkan sel telur lagi) pada perempuan. Dengan
adanya kemunduran fisik tersebut, dapat berakibat pada penyesuaian psikis
seseorang dan akan berpengaruh terhadap mentalnya.
2.
Penyesuaian Terhadap
Perubahan Kondisi Psikis
Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari
sudut posisi usia, terjadi perubahan-perubahan fisik. Selain itu adapula
perubahan-perubahan psikologis yang dialami, diantaranya sebagai berikut:
a.
Intelegensi / Kognitif
Perkembangan pada tahap ini intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua
hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan
dari pola pemikiran ini. Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang
berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang
dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu
mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung
dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
Orang dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya
maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa
dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara
teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis
yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu
strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat
tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan
relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal
generativity vs stagnasi. Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa
yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan
kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi
(berhenti), yaitu ketika individu tidak melakukan apa-apa untuk generasi
berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak, individu generatif
adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan warisan diri yang
positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara
generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih
dewasa dan luas dari pada intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah
men"generalize" (menyamaratakan) ke kelompok lain, terutama generasi
selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita
mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity
kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para
orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya,
walau perkecualian pasti ada.
b.
Moral
Pada masa ini aspek-aspek perkembangan moral dan keagamaan tumbuh dengan
pesat. Tentu hal ini tidak lepas dari kesadaran terhadap dirinya untuk menjadi
serang individu yang utuh dan terintegrasi. Masa dewasa ini selalu memiliki
keinginan untuk bisa mengikuti niliai-nilai adat istiadat yang berlaku, begitu
pula dengan nilai keagamaan yang memiliki tempat tersendiri di hati orang
dewasa, namun sering kali dewasa muda belum bisa mengikuti nilai-nilai tersebut
secara sempurna.
Menurut fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan melakukan
tanggung jawab secara penuh terhadap yang diyakininnya. Sering kali konsekuensi
yang paling buruk akibat dari keyakinan tersebut harus ditanggungnya. Masa
dewasa ini telah memasuki masa post-conventional yaitu mampu menguji secara
mandiri keyakinan atau kepercayaan yang terlepas dari pengaruh rang lain atau
kelompok masyarakat.
c.
Emosional
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal
generativity vs stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang
mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan
kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi
(berhenti), yaitu ketika individu tidak melakukan apa-apa untuk generasi
berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak, individu generatif
adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan warisan diri yang
positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara
generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih
dewasa dan luas dari pada intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah
men"generalize" (menyamaratakan) ke kelompok lain, terutama generasi
selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita
mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity
kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para
orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya,
walau perkecualian pasti ada.
d.
Sosial
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa Dewasa madya (
Middle Adulthood) ini antara lain:
1.
Masa dewasa madya
merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
2.
Masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3.
Masa dewasa madya
adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan
menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4.
Pada masa dewasa madya
ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya,
dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
e.
Bahasa
Menguasai bahasa adalah salah satu cara terjalinnya komunikasi yang lebih
dekat. Antara satu individu dengan individu lain dapat terjalin keakraban
ketika satu dengan yang lain menjalin komunikasi yang intensif. Pada usia
dewasa madya, terdapatnya suatu kesulitan dalam berkomunikasi. Usia madya ini
mulai mengalami kemunduran dalam segi bahasa setelah mengalami pucaknya. Kosa
kata tinggi yang dulu pernah dimengerti, kini sedikit-sedikit mulai terlupakan
akibat faktor kemunduran ingatan. Sehingga dalam berkomunikasipun sedikit
terganggu apalagi terhadap generasi yang lebih muda yang sering menggunakan
bahasa gaul masa kini. Usia dewasa madya lebih sering menuturkan bahasa yang
sedikit agak kaku dan baku, dibandingkan generasi yang lebih muda darinya.
f.
Kepribadian
Usia madya cenderung mulai terlihat sifat yang sedikit seperti
kekanak-kanakan. Orang yang menginjak usia madya ini lebih suka untuk lebih
diperhatikan oleh orang-orang sekitar. Hal ini dikarenakan dengan menyadarinya
adanya kemunduran-kemunduran fisik yang dialami sehingga timbul perasaan
membutuhkan keberadaan orang lain untuk membantu beberapa aktivitas tertentu.
g.
Rasa Keinginan
Rasa keinginan pada usia dewasa madya sedikit lebih berkurang daripada masa
sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perasaan sudah terpenuhinya segala
kebutuhan, ambisi, dan cita-cita yang sudah dicapai. Adanya kepuasan ini
menimbulkan berkurangnya motivasi untuk mengejar karier terus-menerus seperti
masa sebelumnya. Bagi individu yang telah bekerja keras di masa mudanya, pada
masa inilah ia dapat merasakan hasil kerja keras yang pernah ia lakukan dan
menikmati hasil usahanya.
h.
Keagamaan
Masa dewasa madya menunjukkan
tanda positiv pada aspek keagamaan. Seseorang yang menginjak masa ini lebih
meningkatkan diri dalam melakukan ibadah dengan khusuk kepada Tuhan. Orang pada masa
dewasa madya ini menyadari bahwa ketenangan dan kedamaian hanya didapat dengan
kedekatannya dengan Tuhan. Sekaya apapun seseorang, seterkenal apapun seseorang, hal yang paling
membahagiakan adalah ketika jiwa merasa damai dan dekat dengan Tuhan.
C. Periode Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Masa dewasa akhir disebut juga usia lanjut. Masa dewasa akhir adalah
periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Periode perkembangan masa dewasa akhir dari usia 55 –
60 tahun. Usia dewasa akhir ini ditandai
dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun
ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah
sebagai berikut; perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan dalam
fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan.
1.
Perubahan fisik
Perubahan fisik yang dialami oleh dewasa akhir atau usia lanjut terjadi
dengan ditandai dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik.
Perubahan ini pasti terjadi pada usia lanjut hanya saja berbeda untuk setiap
individu. Perubahan penampilan pada usia lanjut sangat terlihat dari wajah
individu, wajah akan mulai mengendor dan memunculkan ciri penuaan lainnya.
Selain pada wajah perubahan secara fisik juga dapat dilihat dari individu yang
kulit nampak keriput dan otot terlihat. Perubahan fisik yang terjadi pada masa
dewasa akhir, pada umumnya terjadi pada penurunan beberapa fungsi organ tubuh
seperti menurunnya kemampuan otak dan sistem syaraf, yang meliputi; hilangnya
sejumlah neuron yang merupakan unit-unit sel dasar dari sistem syaraf, serta
kemampuan otak yang semakin menurun, dan melemahnya daya ingat, seperti:
a.
Daya Ingat (memori),
berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali
informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of information
retrieval from memory). Dalam hal ini adalah sangat penting untuk menjaga agar
memori itu tetap eksis dan karenanya perlu digunakan secara terus-menerus dan
jangan dibuat menganggur atau diistirahatkan. Untuk itu membaca, mendengar
berbagai berita, atau cerita melalui berbagai media sangat penting bagi lansia.
Namun bagi lansia yang “mengistirahatkan diri,” atau dipaksa untuk istirahat
tanpa kegiatan apapun, tidak mau membaca Koran, maunya ongkang-ongkang kaki,
enak-enak, apalagi sambil merenungi nasibnya diyakini akan semakin mempercepat
kemunduran fungsi ingatan dan fungsi mentalnya. Hal semacam ini menjadi bahaya
bagi lansia, karena hal-hal lain pun mengalami kemunduran secara cepat.
b.
Indera penglihatan,
ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat
penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia
lanjut pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh
dengan jelas, yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
c.
Indera pendengaran,
orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi nada yang sangat
tinggi, sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf dan berakhirnya
pertumbuhan organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga
(cochlea), walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara yang
lebih rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda. Menuru Hurlock pria
cenderung lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan
wanita.
d.
Terjadi perubahan
penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan
bagian dalam pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah
banyak sejalan dengan bertambahnya usia.
e.
Indera penciuman
menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian karena oleh
pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya
buku rambut di lubang hidung.
f.
Karena kulit menjadi
semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit semakin kurang peka.
g.
Daerah
kepala terjadi perubahan, seperti:
1)
Hidung menjulur lemas
2)
Bentuk mulut berubah
akibat hilangnya gigi atau harus memakai gigi palsu
3)
Mata kelihatan pudar,
tak bercahaya dan sering mengeluarkan cairan
4)
Dagu berlipat 2 atau 3
5)
Pipi berkerut, longgar
dan bergelombang
6)
Kulit berkerut dan
kering, berbintik hitam, banyak tai lalat atau di tumbuhi kutil
7)
Rambut mernipis,
berubah menjadi putih atau abu-abu dan keku
8)
Tumbuh rambut halus
pada hidung, telinga dan alis.
h. Daerah tubuh terjadi perubahan seperti:
1) Bahu membungkuk dan nampak kecil
2) Perut membesar dan membuncit
3) Pinggul tampak mengendor dan lebih lebar di bandingkan dengan waktu
sebelumnya
4) Garis pinggang melebar, menjadikan badan tampak seperti terisap
5) Payudara pada wanita menjadi kendur dan melorot
i. Daerah persendian terjadi perubahan, seperti:
1) Panggal tangan menjadi kendor dan terasa berat, sedangkan ujung tangan
tampak mengkerut
2) Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol, terutam yang ada
disekitar pergelangan kaki
3) Tangan menjad kurus kering dan pembuluh
vena disepanjang bagian belakang tangan menonjol
4) Kaki membesar karena otot-otot
mengendor, timbul benjolan-benjolan, ibu jari kaki membengkak dan bisa meradang
serta sering timbul kelosis
5) Kuku tangan dan kaki menebal mengeras dan mengapur.
j. Sistem Pernafasan, kapasitas paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun,
sekalipun tanpa penyakit (Fozard, 1992). Paru-paru kehilangan elastisitasnya,
dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah
bahwa orang-orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru-paru dengan
latihan-latihan memperkuat diafragma. Perubahan fisik ini diteliti oleh para peneliti
sehingga menghasilkan “Teori-teori Biologi Mengenai Penuaan” yaitu sebagai
berikut:
1) Kerangka tubuh (skelton) mengalami perubahan,
disebabkan karena mengerasnya tulang-tulang, menumpuknya garam mineral dan
modifikasi pada susunan organ tulang bagian dalam. Berakibat tulang menjadi
mengapur dan mudah retak atau patah dan sembuhnya lambat.
2) Sistem syaraf (nervous sistem) terutama pada otak, berat otak menyempit,
bilik-bilik jantung melebar pita jaringan portikal menyempit. Menyebabkan
menurunnya kecepatan belajar dan kemampuan intelektual.
3) Viscera atau isi perut, mengalami perubahan bentuk. Terjadi athropia atau
berhentinya pertumbuhan pada limpa, hati, alat reproduksi, jantung, paru-paru,
pankreas, dan ginjal.
4) Jantung, berubahnya posisi jantung. Berkurangnya ratio berat jantung dan
berat tubuh. Perubahan kualitas elastisitas jaringan pada jantung, katup
jantung secara bertahap menjadi kurang halus dan kurang lentur. Merupakan
akibat dari meningkatnya jumlah timbunan jaringan lemak dan kalsium.
5) Seluruh saluran usus ,
saluran kencing, dan organ otot yang lembut paling sedikit berpengaruh dan
paling akhir terpengaruhi.
2. Perubahan Psikis
Akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkungannya. Dengan
semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya ini
mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan
dalam berbagai hal yaitu : kehilangan peran di tengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen. Adapun perubahan-perubahan psikis
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Intelegensi/Kognitif
Usia dewasa akhir dilihat dari segi kognitif menglami kemunduran dengan
ditandai munculnya penyakit lupa atau pikun. Dengan timbulnya penyakit lupa
ini, membuat individu dalam kehidupannya mengalami ketidak teraturan. Pada usia
inilah diperlukan perhatian yang lebih dari orang-orang terdekat untuk
mengarahkan dan menuntun orang dewasa akhir dalam melakukan suatu hal, seperti
mengarahkan dalam menaruh benda sesuai dengan tempatnya dan mengingatkannya
menaruh benda itu dimana ketika dibutuhkan. Ataupun mengingatkan sudah sholat
atau belum, atau bahkan menuntunnya pada saat membaca bacaan sholat.
b.
Moral
Secara segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak perduli lagi
dengan norma-norma atau aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut. Hal ini
dikarenakan banyaknya terjadi kemunduran dalam fisiknya yang berakibat
berdampak pada moralnya. Contohnya saja usia dewasa akhir tidak lagi memikirkan
perasaan malu ketika mandi bahkan buang air besar atau buang air kecil dibantu
oleh orang lain. Usia dewasa akhir ini hanya bisa pasrah dengan keadaan kemunduran
fisik yang terjadi pada dirinya dan justru ia menyadari bahwa ia membutuhkan
bantuan orang lain dalam berbagai hal.
c.
Emosional
Usia dewasa akhir lebih tempramen dalam segi emosional. Hal ini dikarenakan
berawal dari faktor fisik yang semakin mengalami kemunduran sehingga
berpengaruh pada segi psikis termasuk emosionalnya. Beberapa orang yang
mencapai usia dewasa akhir mengalami ketidaksiapan dalam menghadapi segala
kemunduran fisik yang terjadi baik dilihat dari luar maupun fungsi organ-organ
tubuh yang dimiliki. Sebelum menginjak usia dewasa akhir, seseorang pernah
mengalami kemajuan yang sangat pesat dan pernah melakukan berbagai prestasi.
Sedangkan ketika orang tersebut menginjak usia dewasa akhir, ia hampir tidak
percaya bahwa dirinya tidak lagi dapat berkarya secara maksimal seperti dulu
sehingga timbul perasaan kesal pada dirinya sendiri karena segala sesuatu harus
dibantu oleh orang lain. Ditambahlagi terkadang orang yang membantu tidaklah
sesuai dengan yang diharapkannya. Oleh karena itulah usia dewasa akhir lebih
cepat temperamental.
d.
Sosial
Akibat adanya kemunduran dari segi aspek fisik, moral, intelegensi, dan
lebih cepat temperamental, maka usia dewasa akhir semakin jauh dari lingkungan
masyarakat dan mulai terkucilkan. Usia dewasa akhir lebih sedikit berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat. Pada usia ini justru lebih membutuhkan perhatian
yang lebih dari keluarga terdekat untuk menguatkan diri dan membantu
memunculkan kepercayadirian agar tetap bersemangat dalam menjalankan kehidupan
meskipun mulai terjauh dari lingkungan masyarakat.
e.
Bahasa
Usia dewasa akhir dari segi bahasa juga mengalami kemunduran dengan
ditandai pelafalan kosa kata yang kurang jelas. Hal ini dikarenakan telah
menanggalnya beberapa gigi yang membuat artikulasi kurang jelas. Selain itu,
terkadang pada beberapa orang yang telah menginjak usia dewasa akhir
kurang dapat berkomunikasi dengan baik terhadap lawan bicaranya.
f.
Kepribadian
Segi kepibadian usia dewasa akhir lebih cenderung seperti kekanak-kanakan.
Orang yang menginjak usia ini lebih manja seperti anak-anak dikarenakan ia
sendiri menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat dan
berharap orang-orang terdekat tersebut dapat mengindahkan keinginannya
tersebut. Oleh karena itulah peran orang-orang sekitar sangatlah dibutuhkan
untuk membangun semangat hidup orang yang berada pada masa dewasa akhir ini.
Kunci dari menangani hal seperti ini adalah antara orang yang berusia dewasa
akhir dan orang yang lebih muda darinya harus bisa mengambil peranannya masing-masing
dan saling mengerti dengan keadaan.
g.
Rasa Keinginan
Usia dewasa akhir cenderung lebih mengalami kemunduran dalam rasa keinginan
dan motivasi. Pada usia ini bahkan ada yang begitu saja pasrah dengan ketidak
berdayaan melakukan berbagai hal. Tidak ada lagi rasa ingin mengejar karier
seperti saat ia muda an tidak ada lagi keinginan untuk mencapai sesuatu.
Disinilah peran kelurga dan orang terdekat sangat penting untuk membangkitkan
gairah hidupnya. Orang-orang sekitar dapat memotivasi untuk melakukan suatu hal
yang bermakna di sisa hidup orang dewasa akhir.
h.
Keagamaan
Berbeda halnya dari segi aspek psikologis lainnya yang mengalami banyak
kemunduran, justru dari segi agama semakin adanya kemajuan yang pesat. Usia
dewasa akhir lebih memfokuskan diri terhadap
hal – hal yang bersifat spiritual. Ada pula Menurut
Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala
penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1.
Perkembangan keintiman
Keintiman dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi
pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim
dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim
ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa
dewasa akhir.
2.
Perkembangan generatif
Generativitas adalah
tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa
pertengahan kedewasaan. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan
mereka menganai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang
kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kahidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa
untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan
mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan
dalam waktu yang masih tersisa.
3.
Perkembangan
integritas
Integritas merupakan
tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling cepat dilukiskan
sehingga suatub keadaan yang dicapai seseorang setelah memlihara benda-benda,
orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan
penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya.
Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda marupakan motivasi buat penulis...